Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Rangga dan Dion tiba di kampus. Mereka bergegas menuju ke parkiran. Mereka melihat ada sebuah sepeda motor yang terparkir di sana.
" bukankah itu motornya Arsya?" ucap Rangga
" ngapain dia masih di sini? Lho nggak merasa ada hal yang aneh. " ucap Rangga lagi
" bodo amat bukan urusan gue. (padahal di dalam hati dia juga panik). Lho mau ikut gue ke ruang HMF dlu gue lupa ambil bahan presentasi gue." ucap Dion berbohong sebenarnya dia ingin melihat dimana Arsya
Mereka menuju ke ruang HMF. Ruangan sangat gelap tidak biasanya. Biasanya tidak ada yang mematikan lampu luar gedung. Saat di depan ruang HMF mereka mendengar seseorang berteriak minta tolong. Mereka segera berlari menuju ke ruangan itu. Ternyata benar ada yang di kunci di dalam ruang HMF.
Arsya masih berteriak-teriak di dalam ruang. Dia bahkan menangis.
" apakah aku akan berakhir disini. Semua yang ku jaga selama ini apakah harus berakhir seperti ini. " batin Arsya yang sudah semakin melemah
srekkk.... laki-laki itu sudah berhasil merobek pakaian nya. Hingga tampak lah bagian atas dirinya. Dia masih terus mencumbu leher dan menyentuh payudara Arsya
" tolong.....hentikan....hiks....hiks .....tolong" isak tangis Arsya yang melemah
brak....brak...suara pintu di dobrak.
Betapa terkejutnya Dion dan Rangga menyaksikan Arsya yang sudah tidak karuan.
Arsya tidak berdaya merosot dirinya ke bawah. Dia menangis tersedu -sedu. Dion dan Rangga masih menghajar laki-laki itu hingga babak belur. Baru setelah puas menghajarnya mereka mendekati Arsya.
Dion bergegas melepaskan jaketnya kemudian merangkul Arsya untuk menenangkan nya
" tenang lah ada kami disini. " ucap Rangga
"hiks..hiks...aku takut.." rintih Arsya
Segera Dion menggendong Arsya keluar dari ruangan itu.
" pulang lah dulu Ga gue akan mengantar Arsya" ucap Dion pada Rangga
Hujan deras mengiringi perjalanan mereka. Dion membawa Arsya ke mobil nya. Dia diam tidak menangis lagi namun dirinya hanya diam saja ketika Dion bertanya rumahnya. Tiba-tiba air matanya menetes begitu saja. Dion memutuskan untuk menghentikan mobilnya.
Dia meraih Arsya kemudian Dion mencium Arsya. Kali ini ciuman nya jauh lebih lembut. Tidak ada penolakan dari Arsya membuat Dion lebih dalam mencium dirinya.
"lupakan lah kejadian tadi. Kamu hanya milikku. " ucap Dion
Arsya hanya diam meneteskan air matanya. Dia hanya memalingkan wajahnya ke jendela mobil. Setelah merasa baikkan Dion membawa Arsya ke apartemen nya karena dia sendiri tidak tau rumah Arsya.
" ini apartemen gue. Gue nggak tau rumah lho. Nggak mungkin gue mengantarkan lho pulang dalam kondisi seperti ini. Menginap lah disini. " ucap Dion ketika melihat Arsya terbengong memperhatikan lingkungan sekitar.
Mereka kemudian turun dari mobil dan menuju ke kamar Dion. Mereka berjalan berdampingan dengan pemikiran nya masing-masing.
" masuk lah nggak usah sungkan gue tinggal sendiri. Tapi maklum kalau berantakan karena ini kan apartemen cowok. " ucap Dion
Arsya masuk dan duduk di kursi. Sebenarnya dirinya takut kalau ada orang tua Dion yang akan berpikiran yang tidak-tidak ketika dia masuk ke kamar anaknya. Apalagi mengingat dirinya dalam kondisi seperti ini. Dion meninggalkan dirinya menuju ke ruangan berbeda.
" ini mandilah. Karena tidak ada baju cewek lho bisa pakai kaos gue aja. " ucap Dion
" makasih kak. " ucap Arsya
Arsya memutuskan untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Disana dirinya melihat tubuhnya penuh dengan tanda kemerahan atas perbuatan laki-laki tidak dia kenal tadi. Dia menangis sejadi-jadinya dikamar mandi itu.
" betapa kotornya diriku....hiks..hiks.." isak tangis Arsya
Setelah di rasa sudah lebih segar dia baru keluar kamar mandi dan menuju ke ruang tamu kembali. Dia tidak menemukan siapapun di kamar itu. Namun tidak lama kemudian Dion datang dengan membawa beberapa kresek makanan.
" duduk lah mari makan. Gue nggak pernah masak jadi gue beli ini. Nggak tau lho mau atau nggak" ucap Dion
" makasih kak maaf sudah merepotkan mu" ucap Arsya
Mereka makan dengan diam. Tanpa di duga Dion memperhatikan Arsya dia sangat cantik ketika menggunakan pakaian dirinya. Bentuk tubuhnya yang kecil dan tinggi terekspos di depan matanya.
" tidurlah di kamar ku. Nanti aku akan tidur di luar." ucap Dion
" nggak papa kak aku tidur di ruang tamu saja. " bantah Arsya
" tidurlah tidak ada bantahan atau kita tidur berdua di kamar. " ucap Dion
Arsya diam kemudian menuju ke kamar Dion. Di dalam kamar dia tidak langsung tidur karena dia tidak bisa tidur di tempat yang baru. Dia menghubungi kakak nya untuk ijin tidak pulang ke rumah melainkan menginap di rumah Cinta.
" Cin sorry gue pake nama lho buat berbohong ke kak Firman" ucap Arsya via WA ke Cinta
" emang lho bohong kenap?" tanya Cinta
" gue bohong kalau gue nginep di rumah lho untuk menyiapkan kegiatan ospek. " jawab Arsya
" emang lho nginep dimana?" tanya Cinta penasaran
" besuk gue jelasin. Bye. " ucap Arsya seraya mengakhiri pesannya
Arsya masih memikirkan siapa yang sudah menjebaknya di kampus tadi. Sehingga dirinya hampir saja kehilangan kesucian nya.
" aku lupa belum berterima kasih ke kak Dion dan kak Rangga. Besuk aja deh. Biar bagaimana pun jika mereka tidak datang entah apa yang terjadi padaku. " ucapnya sendiri di kamar
" kak Dion baik juga meskipun sedikit mesum. Tapi dia nggak akan ngapa-ngapain aku kan disini nanti. " batin Arsya khawatir
hingga tiba-tiba suara Dion dari luar mengagetkankanku.
" Tidur Arsya atau lho mau gue buat lho kecapekan hingga tertidur. " ucap Dion
Arsya yang paham apa yang dimaksud Dion bergegas untuk tidur.
" iya kak ini tidur. Selamat malam" ucap Arsya
lama kelamaan karena dia sudah capek menghadapi segala permasalahan hari ini. Akhirnya dirinya tertidur juga.