Sang Pemilik Teratai Bulan Sabit

Setelah pergi dari sana Anhe dan Lulu serta Shu An berhenti di restoran milik Anhe.

"Nona anda luar biasa" ucap Lulu senang

"Tentu saja kakak ku pasti luar biasa" jawab Shu An

"Sudah jangan memuji ku terus, apa ada kabar lain dari orang orang kita?" tanya Anhe

"Ada kak, mereka bilang satu bulan lagi akan ada pertemuan antar perguruan dan juga pertemuan Kekaisaran, mereka akan membicarakan sesuatu penting ya itu mencari pemilik dari teratai bulan sabit untuk membantu mereka melawan para iblis yang sudah mulai membuat semua orang ketakutan" jawab Shu An

"Lalu dimana tempat pertemuan itu?" tanya Anhe

"Kekaisaran Bingwen" jawab Lulu dan Shu An

"Baiklah kalian harus bersiap untuk melatih seseorang yang akan menjadi wakil kalian saat kita pergi, wakil kalian akan bisa menjaga restoran dan juga penginapan" ucap Anhe

"Baik nona" ucap keduanya.

Tidak lama datanglah Wei Lu untuk melapor.

"Nona... aku datang untuk melapor" ucap Wei Lu

"Apa?" tanya Anhe

"Nyonya Rui sudah di penjara dan besok akan di hukum bersama selingkuhan nya, kedua putri nya pun akan di keluarkan dari perguruan" ucap Wei Lu

"Apa ini perbuatan mu?" tanya Anhe

"Awalnya tidak, aku hanya melihat keadaan disana tapi tanpa sengaja aku melihat kelakuan nyonya Ruo dengan guru Su di gudang belakang dia juga ingin membunuh anda jadi tentu saja aku menggiring semua orang untuk datang kesana agar bisa melihat kelakuan wanita tidak tau diri itu" jawab Wei Lu

"Baiklah, terima kasih dan aku akan menjenguk nya dan membuang mereka gila bukanya itu bagus" ucap Anhe.

"Baiklah aku pergi sekarang, kalian pulang dan istirahat, besok aku sudah keluar dari hutan itu, tidak perlu menunggu tiga hari karena masih ada hal penting yang harus kita lakukan dan satu lagi aku memberi kalian teman dan saudara 5 pria dan satu wanita" ucap Anhe

"Baik nona kami mengerti, hati hati " ucap ketiganya lalu Lulu menyerah kan barang yang di minta Anhe.

Setelah itu Anhe pergi dari sana begitu juga ketiga bawahannya.

Anhe tidak langsung pulang tapi ia justru datang kepenjara kediaman Gui, semua orang di buat tidur nyenyak agar tidak ada yang tau kedatangan nya.

"Nona bolehkah aku keluar dan menakuti mereka?" tanya Gulian

"Keluarlah, terserah kau mau lakukan apa asal jangan buat dia mati" ucap Anhe dan tiba tiba Giliran keluar.

Anhe sudah berubah menjadi seorang gadis.

"Bibi apa kau bahagia disini?" tanya Anhe pada nyonya Ruo

Mendengar suara seseorang, nyonya Ruo melihat kearahnya asal suara, saat tau siapa itu, membuat Ruo sangat kaget

"Anhe.... Kau Anhe?, kenapa kau disini cepat keluar kan aku, inh semua karena mu" ucap nyonya Ruo yang mencoba bangun dari duduknya dan ingin menyerang Anhe tapi dengan cepat Gulian menerjang nyonya Rua hingga terpental jauh, tidak cukup sampai disana Gulian pun mendekar seluruh tubuh Ruo hingga ia menjerit kesakitan.

"Cukup Gulian, biar dia merasakan sakit itu tanpa di ketahui orang sama seperti Ange yang dulu" ucap Anhe lalu membuat ilusi seakan akan tidak terjadi apa apa pada tubuh Ruo

"Ayo Gulian kita pergi ke tempat putrinya, aku ingin mencoba pil buatan ku yang baru jadi aku akan menjadikan dua gadis sombong dan jahat itu boneka percobaan ku" ucap Anhe

Mendengar itu semakin membuat nyonya Ruo meraung.

"Tidak jangan lakukan itu, lepaskan putri ku" ucap nyonya Ruo memohon tapi tidak di perdulikan oleh Anhe.

Anhe dan Gulian pun pergi dari sana dengan di iringi tangisan dan jeritan nyonya Ruo.

Gulian sudah masuk kembali keruang di mensinya, Anhe pun pergi menuju ketempat Gui sulian dan juga Gui Milan .

sesampainya disana ia melihat keduanya sedang tidur, melihat itu Anhe tersenyum sinis lalu menyebarkan sebuah serbuk dan memasukan sebuah pil berwarna hitam kemulut Sulian dan Milan.

Setelah selesai, Anhe pun pergi dari sana menuju hutan ilusi, tapi sebelum nya ia sudah merubah penampilan nya kembali menjadi pria.

Sedangkan di sebuah tempat terlihat seorang pria yang tertidur di dalam sebuah peti berwarna putih.

Di kelilingi banyak bunga, pria itu seperti tertidur tapi tidak pernah bangun selama ratusan tahun.

Pria itu di jaga oleh dua ekor Naga hitam dan putih yang mengelilingi nya, naga itu terlihat sangat menyeramkan walau mata mereka sedang terpejam.

tapi tiba tiba naga itu terbangun dan saling pandang. Lalu berubah menjadi manusia yang tampan.

"Apa kau merasakan itu?" tanya Naga putih

"Ya, apa dia ada di dekat sini ?" tanya naga hitam

"Entahlah aku juga tidak tau, semoga benar dan yang mulia bisa bangun kembali" ucap Naga putih.

"Iya benar semoga begitu, aku juga sudah ingin bertemu dengan nya" ucap naga hitam lalu berubah lagi menjadi naga begitu juga putih.

Anhe yang merasakan sesuatu pun berhenti di jalan, tapi tidak lama ia melakukan lagi perjalanan nya sampai ia muncul di depan tenda miliknya pagi pun sudah akan datang.

"Bangunlah.... Kalian sudah berhasil" ucap Anhe pada keenam orang orang

"Tuan anda sudah datang?" jawab semuanya

"Ya, ini baju untuk kalian mandilah di sebelah sana ada sungai kecil untuk kalian membersihkan tubuh kalian yang sudah kotor karena hasil meditasi kalian semalam, setelah itu kita kan keluar dari sini" ucap Anhe

"Bukanya ini masih dua hari tuan" tanya Chan Dui.

"Ya tapi kita harus menang karena aku akan pergi ke Kekaisaran Bingwen untuk mengikuti sesuatu, jadi cepatlah" ucap Anhe

"Baik tuan kami mengerti" lalu mereka pun bubar pergi dari sana menuju sungai.

Sedangkan Anhe saat ini merapikan semua tenda dan memasukkan kembali keruang dimensi nya lalu mengeluarkan roti isi daging yang ia bawa tadi. Untuk sarapan semua nya sebelum pergi.

Setelah tiga puluh menit berlalu jika di dunia modern, akhirnya mereka semua telah kembali dengan wajah dan tubuh segar.

"Duduklah kalian sarapan dulu setelah itu kita pergi" ucap Anhe dingin.

"Baik, terima kasih" ucap semuanya lalu makan dengan tenang.

"Kalian sudah berhasil naik kesana selanjutnya dan kalian semua ada di Rana kaisar, pencapaian yang bagus nanti setelah keluar dari sini aku akan mengajari kalian ilmu pedang" ucap Anhe

"Baik tuan kami mengerti dan ini semua berkat bantuan serta kebaikan tuan pada kami" ucap semuanya.

Lalu mereka melanjutkan makan mereka, setelah selesai mereka mulai berjalan lagi menuju ke arah pintu keluar dari hutan Ilusi ini.

"Kalian berhati hatilah, banyak jebakan Disni jadi ikuti aku dengan hati hati" ucap Anhe lalu memimpin jalan. keluar.

Bersambung