Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Rayyan Marah
Satu bulan berlalu, hubungan antara Mayra dan Radit semakin dekat bahkan Radit menemani Mayra mengunjungi Oma Salsa karena Rayyan sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Malam ini, Mayra tampak cantik. Dirinya bersiap pergi menghadiri pesta pernikahan teman sekolahnya Radit. Tentunya Mayra meminta izin Rayyan terlebih dahulu.
Mayra pun berangkat dijemput oleh Radit. Pria itu sempat memuji kecantikan Mayra. Rayyan yang berada di rumah melihat pemandangan tersebut dari balkon.
Pukul 12 malam, Mayra pun pulang. Dia juga diantar oleh Radit dan Rayyan menunggu istrinya itu di ruang tamu.
"Apa pestanya begitu menyenangkan?" singgung Rayyan dengan nada dingin.
Mayra menoleh ke arah Rayyan yang duduk dengan kaki lipat dan wajah datar. "Sangat menyenangkan, aku merasa senang teman-temannya Radit ternyata mengasyikkan."
"Apa kamu yakin ingin bersama dengan Radit?" tanya Rayyan.
"Sepertinya aku sangat yakin dan aku akan segera menggugat Mas Rayyan," jawab Mayra.
Mendengar jawaban istrinya, Rayyan mengepalkan tangannya. Ia sangat tidak senang jika Mayra mulai mencintai Radit.
"Kapan aku mulai bisa ke pengadilan?" tanya Mayra.
"Apa kamu sudah tidak sabar ingin berpisah dariku, hah?" Rayyan lantas berdiri.
Mayra tertawa sinis mendengar pertanyaan suaminya.
"Mayra, aku tidak ingin menceraikanmu jika pria itu adalah Radit!" tegas Rayyan.
"Memang kenapa? Kami saling mencintai. Mengapa Mas Rayyan marah? Oh, aku tahu pasti Mas Rayyan cemburu?" Mayra tak mau kalah, ia menaikkan nada bicaranya.
"Aku cemburu dengan kalian?" Rayyan menunjuk dirinya menggunakan jari telunjuknya. "Hei, wanita murahan! Aku tahu kamu menerima perjodohan ini karena uang 'kan?" tudingnya.
"Aku memang tidak terlahir dari keluarga kaya raya, tapi aku masih punya harga diri. Aku sudi menerima perjodohan ini karena mencintai Mas Rayyan!" jelas Mayra dengan mata berkaca-kaca.
"Pembohong!" teriak Rayyan kesal.
"Apa Mas Rayyan pernah lihat aku memakai perhiasan yang diberikan Oma Salsa? Tidak 'kan? Bahkan semuanya aku berikan kepada Mama Citra," ucap Mayra.
"Itu karena kamu yang secara sukarela menyerahkannya kepada mamaku!" kata Rayyan.
"Mama Citra yang memintanya karena aku tidak pantas, tapi aku sama sekali tak mengadukan hal ini kepada Oma Salsa!" ucap Mayra mulai menangis sangking tak kuat menahannya ia memilih pergi meninggalkan suaminya. Jika terus menerus perkataan Rayyan dibantah maka pasti Mayra mendapatkan siksaan.
"Mayra, aku belum selesai bicara!" panggil Rayyan dengan suara keras sembari melihat ke arah lantai bagian atas.
***
Esok harinya, Mayra tanpa sarapan hendak keluar dari rumah namun langkahnya terhenti ketika mendengar namanya dipanggil. Ia pun bergegas menoleh, "Ada apa, Mas?"
"Mau kemana sepagi ini?" tanya Rayyan melangkah menghampiri istrinya.
"Aku ingin liburan bersama Radit dan teman-temannya," jawab Mayra.
"Mayra, ingat posisi kamu. Jangan terlalu sering keluar rumah bersama pria lain!" ucap Rayyan.
Mayra tertawa sinis lalu berkata, "Mas Rayyan melarang aku keluar dengan pria lain tapi ingin aku berselingkuh."
"Hampir tiap hari kamu keluar bersama Radit," kata Rayyan.
"Mas Rayyan hampir tiap hari pulang ke rumah padahal biasanya sangat jarang. Aku heran saja kenapa akhir-akhir ini lebih sering bersamaku daripada dengan wanita itu," singgung Mayra.
"Ini rumahku, aku berhak kapanpun mau pulang!" ucap Rayyan dengan emosi.
"Iya, aku tahu kapanpun aku bisa juga diusir!" sindir Mayra.
"Hari ini kamu tidak boleh keluar rumah tanpa seizin aku!" tegas Rayyan.
"Tidak bisa, Mas. Aku sudah berjanji dengan Radit, sebentar lagi dia juga datang," ucap Mayra.
"Tidak, Mayra. Kamu tak boleh pergi!" larang Rayyan.
"Mas Rayyan, sudahlah jangan marah-marah! Jika memang tak mencintaiku mengapa harus dipermasalahkan. Mungkin sebentar lagi kita berpisah dan Mas Rayyan juga pasti bisa mengenalkan dia kepada keluarga besar Oma Salsa," kata Mayra.
"Tapi kamu itu....."
Tin...tiin....
"Itu mobilnya Radit, aku pergi, ya!" Mayra memotong percakapannya dengan Rayyan karena mendengar suara klakson mobil Radit.
Mayra dengan langkah cepat keluar dari rumah, tanpa terasa air matanya menetes. Sebenarnya dia tidak sanggup membantah suaminya namun Rayyan sendiri yang memintanya untuk mengkhianatinya.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜