“Aku bukan barang yang bisa diperjualbelikan.” —Zea
Zea Callista kehilangan orangtuanya dalam sebuah pembantaian brutal yang mengubah hidupnya selamanya. Diasuh oleh paman dan bibinya yang kejam, ia diperlakukan layaknya pembantu dan diperlakukan dengan penuh hinaan oleh sepupunya, Celine. Harapannya untuk kebebasan pupus ketika keluarganya yang serakah menjualnya kepada seorang mafia sebagai bayaran hutang.
Namun, sosok yang selama ini dikira pria tua berbadan buncit ternyata adalah Giovanni Alteza—seorang CEO muda yang kaya raya, berkarisma, dan tanpa ampun. Dunia mengaguminya sebagai pengusaha sukses, tetapi di balik layar, ia adalah pemimpin organisasi mafia paling berbahaya.
“Kau milikku, Zea. Selamanya milikku, dan kau harus menandatangani surat pernikahan kita, tanpa penolakan,”ucap Gio dengan suara serak, sedikit terengah-engah setelah berhasil membuat Zea tercengang dengan ciuman panas yang diberikan lelaki itu.
Apa yang akan dilakukan Zea selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BEEXY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 - Perawatan
Saat cahaya pagi menembus masuk melewati jendela, Zea merasakan seluruh tubuhnya sakit. Apalagi pergelangan tangan dan pergelangan kakinya, Zea belum sadar kalau belenggu rantai-rantai itu telah terlepas dari dirinya. Zea hanya merasakan sensasi tubuhnya seperti tertusuk-tusuk dan kaku.
Ketika perlahan-lahan Zea membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihat adalah langit-langit kamar yang megah. Serta posisi tubuh Zea yang terlentang di atas kasur yang empuk. Sensasi yang dia rindukan selama beberapa hari karena terus tidur dalam kondisi duduk yang membuat punggungnya sakit.
Zea mengedipkan matanya, masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Saat tiba-tiba seseorang memanggil, Zea baru menyadari kalau dirinya telah bebas dari rantai-rantai itu.
"Selamat pagi, Nona Zea,"ucap Rossa saat memasuki ruangan dan mengikat gorden di kedua Sisi.
Zea mengerjap.
"Aku sudah dibebaskan?"
"Ya seperti yang kau lihat."
"Tapi kapan dan bagaimana? Kenapa tiba-tiba aku berada di sini?"
Rosa berseringai. "Tuan Altezza menggendong mu semalam. Romantis sekali."
Menggendong?
Giovanni Altezza menggendong Zea?
'Tidak mungkin.'pikir Zea.
"Kau pasti hanya mengada-ngada saja agar membuat tuanmu itu terlihat baik. Kau dan Federico sama saja." Zea menghela nafas, lalu duduk di pinggir ranjang.
"Oh, kau tidak percaya padaku?? Tuan Altezza benar-benar menggendong mu. Aku pun tidak percaya awalnya. Tapi saat semalam aku melihatnya menggendongmu dalam kegelapan hanya diterangi dengan sinar bulan ..." Rossa lalu berlari kegirangan mendekati Zea, "seperti di cerita dongeng, kalian sangat manis. Aku sangat iri padamu mendapatkan banyak perhatian dan cinta dari tuan alteza yang garang itu."
Zea terkekeh. "Kau pikir aku bisa percaya dengan ceritamu itu? Kau saja mengatakan seperti cerita dongeng, dan faktanya memang seperti itu. Tidak mungkin kan Giovanni alteza menggendongku lalu membaringkanku di sini. Dia saja tidak pernah ingin melepaskanku dan selalu membuatku tersiksa duduk di sana selama berhari-hari."
Jika dilihat dari sudut pandang Zea, memang terlihat tidak masuk akal jika Giovanni menggendong gadis itu penuh kasih sayang setelah pengekangan yang sulit untuk dinegosiasi, saat Zea yang selalu mencari cara untuk melepaskan diri tapi Giovanni selalu menolak dan seolah mengetahui semua rencananya.
Tidak mungkin kan Giovanni tiba-tiba menjadi sangat lembut? Begitulah isi pikiran Zea kala itu.
"Tapi kau harus percaya kalau semalam aku benar-benar melihat tuan alteza menggendongmu."Rossa masih terlihat ceria saat menceritakannya pada Zea.
Zea hanya membalas keceriaan itu dengan senyuman tipis sambil menghilangkan kepalanya karena masih meyakini Rosa hanya membual soal Giovanni.
"Kau masih tidak percaya?? Coba kau pikir saja, memang siapa yang berani menentang tuan alteza untuk melepaskan semua jeratan di tangan dan kakimu itu? Dan bahkan membawamu ke dalam kamar nya. Siapa yang berani melakukan itu? Kau tahu sendiri Tuan Alteza tidak suka ditentang,"jelas Rosa.
Tiba-tiba Zea tersadar kalau perkataan Rosa ada benarnya. Siapa yang berani menentang Giovanni Alteza?
Apa Giovanni benar-benar menggendongnya dan membawanya ke kamar lelaki itu lagi?
"Sudah sudah sekarang ada yang menunggumu." Rosa berbisik di telinga Zea. "ini adalah hal yang lebih manis yang dilakukan oleh Tuan alteza."
"A-apa maksud mu."
"Lihat ini."
Setelah mengatakan itu Rossa menepuk tangannya, setelah itu muncul banyak pelayan-pelayan wanita yang lalu menunduk di depan Zea.
"Siapa lagi orang-orang ini?"
"Oh kau tenang saja, Tuan alteza telah membayar mereka untuk memberikan pelayanan terhebat untukmu,"ucap Rossa dengan senyuman dan kebanggaan. "Aku yakin kau akan menikmatinya."
Lalu Rosa melirik ke arah wanita yang berjejer tersebut. Dia memberikan isyarat agar mereka melakukan tugasnya.
Saat itu juga mereka berjalan mendekati Zea dan menggendong gadis itu. Butuh 4 orang untuk membawa Zea.
"Hai, ada apa ini?? kenapa kalian membawaku tanpa bertanya padaku?"pekik Zea sambil meronta-ronta meminta untuk dilepaskan. "Rosa, kau harus jelaskan ada ini."
"Tenang saja Nona Zea, aku yakin kau akan menyukainya." Rossa tersenyum kuda lalu melambaikan tangan membiarkan Zea dibawa oleh mereka semua.
Zea dibawa sebuah bak besar, para wanita itu menanggalkan pakaiannya dan melayani Zea untuk mandi.
"Aku bisa melakukannya sendiri!" Ucap Zea karena merasa malu.
Tapi seperti sebuah robot yang telah diatur. Mereka semua tidak mendengarkan Zea dan lanjut membersihkan badan gadis itu serta memberikan wewangian.
"Sialan, pelayanan macam apa ini?" Zea merasakan tubuhnya geli karena tidak terbiasa disentuh oleh orang lain walaupun itu wanita.
Setelah selesai memandikan Zea, para wanita itu membalut tubuh Zea dengan handuk kimono. Lalu kembali menggendong gadis itu menuju ke sebuah ruangan spa.
Para wanita itu langsung menengkurapkan Zea.
"Hai apa-apaan ini?! apa yang akan kalian lakukan padaku?!"
Dengan sekali sentuhan, Zea merasakan beberapa ototnya rileks. "Oh, tapi ini enak."
Tidak hanya memiliki kamar mandi yang luar biasa besar, ternyata Mansion itu juga memiliki tempat spa. Di mana sekarang Zea dimanjakan oleh pijatannya. Otot-ototnya yang pegal dan kaku karena terus duduk dan terantai seakan-akan terbayarkan.
Sentuhan demi sentuhan membuat otot-ototnya yang tegang seolah kembali ke tempat semula.
Enak sekali. Dia terasa dibawa ke surga.
Setelah sesi pemijatan yang menenangkan itu. Zea dibawa lagi ke sebuah ruangan yang kali ini penuh dengan aneka make up di sayap kiri dan pakaian-pakaian mewah di sayap kanan.
Zea sampai terbelalak melihatnya.
Para pelayan wanita itu segera mendudukkan Zea di meja rias. Mereka segera merias wajah Zea, menjadikan gadis itu sangat cantik dengan riasan sederhana tapi dapat menonjolkan bagian indah dalam wajah Zea seperti hidung dan bibirnya.
Lalu mereka menata rambut Zea yang menjadi bergelombang dan berwarna pink cerah pastel, perpaduan dari kulit putih Zea dan rambut bergelombang pink cerah itu membuat penampilan gadis itu menjadi terlihat feminim.
Setelah itu, mereka memilihkan pakaian kasual untuk Zea. "Sebenarnya ada apa ini?"
Semua selesai dan Zea dituntun berjalan cukup jauh oleh mereka.
"Kalian sebenarnya ingin membawaku ke mana dan kenapa?" Zea masih bertanya-tanya tapi tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.
Bahkan saya dibawa keluar pintu Mansion.
Dia terkejut, apa para wanita ini berniat untuk menuntunnya kabur dan Zea akan mendapatkan hukuman lagi dari Giovanni?
"Hey hey kalian seharusnya tau peraturannya kalau aku tidak boleh keluar dari Mansion." Zea masih berusaha memberontak.
Namun usaha itu sia-sia, dan mulut Zea terasa dibungkam saat melihat sebuah mobil Lamborghini revuelto terparkir di depan Mansion dengan Giovanni yang bersandar di kap mobil dan seolah menunggu kedatangan Zea.
Para wanita itu sontak tunduk di depan Giovanni dan mundur untuk pergi dari sana meninggalkan Zea dan lelaki itu sendirian.
"Hei hei ..."panggil Zea.
"Tidak perlu mengkhawatirkan mereka, aku yang meminta mereka melakukan semua ini,"ucap Giovanni dengan suara lembut.
Sebuah nada suara yang jarang sekali didengar oleh Zea dari mulut lelaki itu.
"Kenapa kau melakukan ini? Untuk apa semua riasan ini??"
"Masuk ke mobil,"titah Giovanni.
"Apa? Untuk apa aku masuk ke mobil mu? Bukankah kau bilang aku tidak boleh keluar dari mansion?"
"Ya, kau benar. Tapi dengan catatan bukan karena perintahku. Sekarang kau berada di sini karena perintahku, itu sudah pengecualian. "
"Bagaimana bisa begitu?!" Zea memprotes.
"Tentu bisa." Giovanni berkata dengan nada tegas lalu menambahkan, "kalau begitu segera masuk ke mobil."
"Kau ingin membawaku ke mana? Atau jangan-jangan kau benar-benar akan menjualku? Maka dari itu kau mendandani ku seperti ini?" Zea tiba-tiba panik.
Giovanni mengulas senyum tipis saat melihat reaksi gadis itu, namun lelaki itu akan memanfaatkannya. "Jika itu membuatmu puas dan segera masuk ke dalam mobil, mungkin iya."
"Tapi kau berjanji tidak akan menjualku jika aku patuh padamu. Itu janjimu dan kau bilang, Kau adalah orang yang selalu memegang kata-katamu!"
Giovanni terkekeh, "haruskah kita berdebat tentang ini sekarang?"
"Ya! Tentu saja! Kau ingkar jan—hei!" Belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
Giovanni tiba-tiba mengangkat tubuh Zea, menggendongnya seperti karung beras lalu memasukkannya ke mobil secara paksa.
"JANGAN SENTUH AKU!"pekik Zea.
Tapi, Giovanni tidak mendengarkan dan menutup pintu mobil.
"Tetaplah patuh jika kau tidak ingin dijual,"ucap Giovanni dengan nada menggoda yang membuat Zea sangat kesal dan ketakutan disaat bersamaan.
Akan dibawa kemana gadis itu sekarang?