Gadis Satu Miliar

Gadis Satu Miliar

Dijual

"Bu, tolong jangan seperti ini! Aku akan bekerja lebih keras lagi untuk mengumpulkan uang!" pinta Irene ketika Mayang menarik dirinya untuk masuk ke dalam sebuah Bar yang terkenal di kota Bartow.

"Diam! uang receh itu hanya cukup untuk makan saja! Sekarang kamu patuh, atau ibu akan membunuhmu!" teriak Mayang.

Irene hanya menggeleng dan terus memberontak ketika ia di bawa menuju sebuah kamar yang yang tersedia di dalam Bar itu.

Ia terus memberontak namun dua orang laki-laki berusaha untuk memeganginya, sehingga Irene tidak dapat bergerak lebih lagi.

"Ini putri saya, Tuan Aldi. Dia masih pera*wan. Silahkan!" ucap Mayang menyerahkan Irene kepada Aldi.

Laki-laki gendut berkumis tebal dengan cerutu di bibirnya. ia menatap Irene yang terlihat sangat cantik dengan kulit mulus yang hanya terbalut baju tipis dan minim.

Aldi mengambil ponsel dan membayarkan uang membeli Irene seharga satu miliar untuk kepe*rawanannya.

"Sudah saya transfer!" ucap Aldi langsung mengusir Mayang dan membawa Irene untuk masuk ke dalam kamar itu.

"Lakukan pekerjaanmu dengan baik, atau kau akan mati hari ini juga!" ancamnya.

Irene menggeleng kuat dengan suara yang parau ia masih berusaha untuk meminta bantuan siapa saja.

Ia dilempar begitu saja ke sebuah ranjang dan di tinggalkan dalam ruangan remang-remang di sana.

Irene berusaha untuk kabur, namun sayang pintu kamar tersebut sudah terkunci dengan rapat.

"Siapapun tolong aku!" teriaknya.

Hingga ia terkejut ketika sebuah tangan besar dan kasar menutup mulutnya. seketika tubuh gadis itu luruh ke lantai dengan rasa takut yang teramat.

"Diamlah!" lirih laki-laki itu di telinga Irene.

Ia langsung mengangkat tubuh gadis itu menuju ranjang dan menghempaskannya.

Lewis menindih Irene dengan tidak sabar karena pengaruh obat yang telah ia minum.

"Jika kau tidak pera*wan, jangan harap kau akan menatap matahari besok!" ancam Lewis.

Ia menggenggam leher Irene dan mencum*bu gadis itu dengan kasar. Tanpa pemanasan, Lewis langsung melesakkan adik kecilnya yang sudah mengeras itu dengan paksa.

Irene berusaha untuk melepaskan tangan Lewis dari lehernya, ia sudah tidak bisa bernapas karena cengkeraman tangan Lewis yang begitu kuat.

Ia berusaha untuk memukul tangan pria tampan ini dengan sisa tenaga yang ada, namun seketika ia membeku ketika merasakan sakit yang teramat dari bawah tubuhnya.

Hal itu membuat Irene langsung tidak sadarkan diri.

Lewis yang menyadari tidak ada pergerakan dari gadis itu langsung melepaskan genggaman tangannya, namun tidak dengan adik kecil yang sudah menguasai Irene dengan gagah.

Efek obat yang begitu kuat, membuat Lewis tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Sepanjang malam hingga pagi menjelang ia masih saja menyiksa Irene tanpa belas kasih.

bahkan ia tidak peduli ketika gadis itu beberapa kali pingsan dalam satu malam, ketika berhadapan dengannya.

Hingga pagi menjelang, mereka berdua terlelap karena kelelahan. Lewis memeluk Irene seolah tidak ingin melepaskan gadis ini.

Perlahan, mata lelah Irene mengerjab, ia merasakan tubuhnya begitu sakit dan tidak berdaya.

Ya Tuhan, apa yang terjadi?. batinnya sambil menangis.

Ia menatap wajah tampan yang masih terlelap ini dengan seksama dan mengingatnya.

Irene akan membenci laki-laki yang sudah menghancurkannya ini seumur hidup. Ia bersumpah dengan amarah yang memuncak.

Ia berusaha untuk bangkit dan berharap bisa keluar dari kamar ini dengan segera.

Namun gerakan kecil itu berhasil membangunkan Lewis yang baru saja terlelap. Ia kembali menarik Irene dan menindihnya.

"Ke mana, Kau?" tanya Lewis dengan wajah yang mulai marah.

"Ja-jangan Tuan! Tolong ampuni saya!" lirih Irene dengan air mata yang mengalir.

Ia berusaha untuk lepas dari kukungan Lewis dengan sisa tenaga yang ia miliki.

"Jangan harap!" tukas Lewis kembali memeluk Irene dengan erat.

Gadis cantik itu hanya bisa menangis dalam diam dan membeku tanpa berani bergerak sedikitpun, hingga ia juga ikut terlelap dalam dekapan Lewis.

Mereka terlelap hingga sore menjelang. Lewis sudah bangun terlebih dahulu dan menatap sekelilingnya. waktu sudah menujukkan pukul 3 sore.

Ia berusaha bangkit dan menghempaskan tubuh Irene dengan kasar hingga membuat gadis itu juga ikut terbangun.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Lewis langsung berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

Sementara Irene masih berusaha untuk membalut tubuh polosnya dengan selimut.

Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang ketika mendengar suara langkah kaki Lewis yang baru keluar dari kamar mandi.

Lewis melempar totebag yang berisikan baju wanita di sana. Ia menatap Irene dengan wajah datar dan aura dingin yang menyelimuti dirinya.

"Tutup mulutmu! Jangan sampai kejadian ini terdengar oleh orang lain, atau kau akan saya bunuh hari itu juga!" ucap Lewis dengan tegas dan kejam.

Irene hanya mengangguk sembari menahan air matanya. Ia tidak berani menatap Lewis karena takut.

Hingga pria tampan itu pergi meninggalkannya sendiri di dalam kamar.

Tangis Irene pecah tanpa bisa dicegah lagi. Ia menangis pilu dan terisak meratapi kehidupannya yang begitu menyedihkan.

"Ayah! Hidupku hancur!" ucapnya lirih.

Bahkan kini, Satu-satunya harta berharga yang ia miliki sudah rusak dan direnggut paksa.

Perlahan ia bangkit dengan sisa tenaga yang ia miliki. Irene harus bergegas pergi meninggalkan tempat kotor ini agar tidak ada lagi yang berbuat jahat kepadanya.

Aku tidak akan pernah memaafkan kalian atas apa yang sudah terjadi hari ini!. Batin Irene penuh dendam.

Ia berusaha berjalan dengan tertatih dan keluar dari sana. Dengan sisa uang yang ada, ia harus pergi jauh dari kota ini dan memulai hidup baru nanti.

Irene langsung bergegas menuju terminal terdekat untuk melarikan diri dari kehidupan pahit yang selalu ia jalani.

Pergi ke kota Sanford dengan membawa luka, membuat Irene menumbuhkan tekadnya untuk membalas dendam.

Hari terus berlalu, Irene berhasil beradaptasi di kota itu dengan baik. Ia memilih untuk bekerja paruh waktu untuk memenuhi semua kebutuhannya.

Hoek! Hoek!

Wanita cantik itu terus mengeluarkan isi perutnya, ini sudah beberapa kali ia bolak balik ke kamar mandi ketika rasa mual itu kembali datang.

"Apa kamu hamil?" tanya Ken terkejut.

Irene hanya mengangguk sambil bersandar di dinding dengan tubuh yang lemas.

"Anak siapa itu? Ke mana Ayahnya?" tanya Ken bingung.

Irene hanya terdiam dan melangkah keluar dari kamar mandi tanpa menjawab satupun pertanyaan pria tampan itu.

"Astaga Irene! Kau hamil tanpa suami?" tukas Ken tidak percaya.

"Diamlah! Kepalaku sangat sakit!" sentak Irene membuat Ken terdiam.

"Apa kau akan mempertahankannya? Dia akan lahir tanpa ayah!" ucap Ken membuat Irene terdiam.

Ini sudah berada dalam pikirannya. Jika suatu hari ia hamil, ia akan mempertahankan bayi ini karena hanya itu yang ia miliki nanti.

"Aku akan merawatnya!" jawab Irene tegas.

Ken tidak bisa berkata apa-apa. Beberapa bulan mengenal gadis ini, berhasil menumbuhkan rasa yang tidak biasa dalam hatinya.

"Biarkan aku membantumu!" ucap Ken membuat Irene menatapnya dengan lekat.

*

*

*

5 tahun berlalu, dua pria kecil tengah berlarian di sebuah taman kota Sanford sambil mengejar bola yang baru saja mereka beli.

Kehidupan Irene cukup baik setelah ia mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus dari sebelumnya. Walaupun ia harus menitipkan dua jagoan kecil itu ke tempat penitipan anak.

Kini dengan uang tabungannya, ia berhasil mendirikan sebuah usaha restoran kecil yang cukup untuk menopang kehidupan mereka.

"Diego, Devon! Ayo makan dulu, Nak!" panggil Irene sembari melambaikan tangannya.

Dua bocah kembar itu berlari menuju ke arah Irene yang sudah memegang dua kue tiramisu kesukaannya.

"Ibu, terima kasih!" ucap mereka dengan wajah berbinar.

"Makanlah, habis ini kita pulang ya. kapan-kapan kita bisa main ke sini lagi!" ucap Irene tersenyum sambil mengusap kepala pria kecil itu.

Tak lama, mereka segera mengemas barang-barang yang ada di sana dan pulang kembali ke rumah yang baru saja mereka beli.

"Ibu, besok ada acara hari ayah di sekolah, apa kami boleh mengajak Uncle Ken ke sekolah?" tanya Devon dengan wajah yang berbinar.

Irene seketika terdiam, ia menatap dua pria kecil yang sudah memasang wajah penuh harap itu. "Nanti kita tanya Uncle Ken dulu ya!" ucapnya.

Diego hanya bisa menunduk ketika melihat wajah Irene yang berubah murung. Ia paham, jika mereka tidak akan pernah bertemu dengan ayah yang kini ada di kota sebrang.

"Ibu, maaf jika kami merepotkanmu," lirih Diego semakin membuat Irene merasa bersalah.

"Bukan salah kalian, Nak. maafkan Ibu, ya!" ucap Irene dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia langsung memeluk dua pria kecil itu dengan perasaan bersalah yang teramat dalam.

"Ibu, jangan menangis. Maafkan aku," ucap Devon yang tiba-tiba saja menyadari apa yang sudah ia ucapkan.

Irene hanya bisa tersenyum dan menghibur mereka dengan perasaan yang bercampur aduk.

Maafkan ibu, Nak. Sampai kapanpun ibu berharap kalian gak akan bertemu dengan laki-laki itu. Cukup ibu yang terluka!. batinnya.

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️

dasar ibu laknat jual anaknya sendiri, kasian irene, wahh ternyata dia bawa benih lelaki bejat itu nambah hancur irene untung irene bangkit yaa, udah besar si kembar semoga ngak ketemu.

2024-12-07

1

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Hebat Irene melahirkan dan merawat bayi kembar tanpa suami

2024-12-14

1

Rike

Rike

senang crita ny gk lmbat

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Dijual
2 Kau!
3 Tubuhmu!
4 Membawanya kembali
5 Perjanjian
6 Menikah?
7 Ancaman
8 Melawan
9 Nyonya Baru
10 Sedikit melunak
11 Membawa masalah
12 Calon suami?
13 Menangis?
14 Merindukan anak-anak
15 Cintai aku Irene!
16 Dilabrak!
17 Cemas
18 Merayunya
19 Awal yang baru
20 Menonton
21 Merasa familiar
22 Ingin Bebas
23 Mereka Anak Saya!
24 Hak Asuh Anak
25 Sudah Jelas
26 Tuan Lewis, ayahmu!
27 Istriku hanya satu!
28 Menjijikkan
29 Mantan
30 Ayah Kalah!
31 Om Jahat!
32 Cemburu
33 Tidak Peduli
34 Akan ku rebut kembali!
35 Apa rencanamu?
36 Saling mencintai
37 Belum Menerima!
38 Dimana Ibu kami?
39 Menyerah saja Nona!
40 Jangan besar dulu, Nak!
41 Bersyukur atau menangis
42 Dia milikku!
43 Jangan pergi lagi!
44 Warisan
45 Tidak semiskin itu!
46 Balas Dendam
47 Mendukungmu!
48 Ibu yang kejam
49 Berhati-hatilah!
50 Ibu jangan pergi!
51 Tidak pantas!
52 Luluh
53 Saya ayahnya!
54 Dia yang membeliku!
55 Hancurkan mereka!
56 Curiga
57 Jangan Aneh-aneh!
58 Renovasi!
59 Penerus Lewis
60 Belum seberapa
61 Asisten Pribadi
62 Hancur!
63 Yang setimpal!
64 Sabar sedikit lagi!
65 Apa masih membenci?
66 Menciptakannya!
67 Kasus macam apa ini?
68 Permulaan tanpa akhir
69 Penuh amarah
70 Level Up!!
71 Begitu sombong
72 Karena kamu!
73 Dibayar dengan Nyawa!
74 Cari tau siapa dia!
75 Jaga dirimu!
76 Bukan Aku
77 Sisi lain.
78 Hina
79 Aku di sini
80 Sangat Kompak
81 Diusir
82 Nyawa Harus Dibayar!
83 Bertemu
84 Kalian menipu saya!
85 Pemberitaan
86 The Day
87 Aku merasa lega
88 Menyiapkan kejutan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Dijual
2
Kau!
3
Tubuhmu!
4
Membawanya kembali
5
Perjanjian
6
Menikah?
7
Ancaman
8
Melawan
9
Nyonya Baru
10
Sedikit melunak
11
Membawa masalah
12
Calon suami?
13
Menangis?
14
Merindukan anak-anak
15
Cintai aku Irene!
16
Dilabrak!
17
Cemas
18
Merayunya
19
Awal yang baru
20
Menonton
21
Merasa familiar
22
Ingin Bebas
23
Mereka Anak Saya!
24
Hak Asuh Anak
25
Sudah Jelas
26
Tuan Lewis, ayahmu!
27
Istriku hanya satu!
28
Menjijikkan
29
Mantan
30
Ayah Kalah!
31
Om Jahat!
32
Cemburu
33
Tidak Peduli
34
Akan ku rebut kembali!
35
Apa rencanamu?
36
Saling mencintai
37
Belum Menerima!
38
Dimana Ibu kami?
39
Menyerah saja Nona!
40
Jangan besar dulu, Nak!
41
Bersyukur atau menangis
42
Dia milikku!
43
Jangan pergi lagi!
44
Warisan
45
Tidak semiskin itu!
46
Balas Dendam
47
Mendukungmu!
48
Ibu yang kejam
49
Berhati-hatilah!
50
Ibu jangan pergi!
51
Tidak pantas!
52
Luluh
53
Saya ayahnya!
54
Dia yang membeliku!
55
Hancurkan mereka!
56
Curiga
57
Jangan Aneh-aneh!
58
Renovasi!
59
Penerus Lewis
60
Belum seberapa
61
Asisten Pribadi
62
Hancur!
63
Yang setimpal!
64
Sabar sedikit lagi!
65
Apa masih membenci?
66
Menciptakannya!
67
Kasus macam apa ini?
68
Permulaan tanpa akhir
69
Penuh amarah
70
Level Up!!
71
Begitu sombong
72
Karena kamu!
73
Dibayar dengan Nyawa!
74
Cari tau siapa dia!
75
Jaga dirimu!
76
Bukan Aku
77
Sisi lain.
78
Hina
79
Aku di sini
80
Sangat Kompak
81
Diusir
82
Nyawa Harus Dibayar!
83
Bertemu
84
Kalian menipu saya!
85
Pemberitaan
86
The Day
87
Aku merasa lega
88
Menyiapkan kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!