Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan
Saat Yuda dan Mawar Dewi selendang merah memasuki perkampungan rampok Karang Lintang dengan menenteng kepala warok Cakil dan Broto, puluhan orang menghampiri mereka dengan golok terhunus.
Yuda tetap tenang sambil mengangkat kepala Warok Cakil sang pimpinan.
Yuda lalu berkata,"siapa yang ingin bernasib sama seperti pimpinan kalian, majulah untuk segera menyusulnya"ucap Yuda dengan lantang dan disertai pengerahan tenaga dalam tinggi sambil mengangkat kepala warok Cakil yang ditentengnya.
Saat mereka semua melihat potongan kepala yang dibawa adalah kepala pimpinan mereka sendiri, tanpa aba-aba mereka langsung melemparkan golok mereka ketanah dan menyerah sambil berlutut lalu menempelkan telapak tangan mereka diletakkan di dahi. Mereka berkata, "ampuni kami pendekar-pendekar muda kami terpaksa melakukan hal ini dan ini semua bertentangan dengan hati nurani kami karena istri dan anak-anak kami ditawan oleh mereka"ucap mereka sambil terus berlutut. "Bangunlah kalian semua aku tidak akan menghukum kalian. Sekarang kalian semua sudah menjadi orang merdeka dan tidak ada lagi yang akan menyakiti kalian. Lebih baik kalian tetap tinggal disini dan bangun kampung ini untuk menjadi lebih baik lagi tetapi harus kalian ingat baik-baik pesanku ini apabila suatu saat kalian mempergunakan kampung ini menjadi markas kalian kembali untuk melakukan kejahatan aku akan datang kembali dan menebas batang leher kalian satu-satu juga kampung ini akan aku hancurkan dan bumihanguskan, camkan hal ini baik-baik!!!"ancam Yuda.
"Terima kasih tuan pendekar kami berjanji akan menjalani hidup yang baik dan tidak berbuat jahat lagi"ucap mereka serempak. Yuda tersenyum lalu berkata,"kisanak semua lemparkan kedua potongan kepala ini kedalam hutan sebagai bentuk hukuman yang terbaik untuk mereka atas dosa kejahatan mereka yang sudah melebihi takaran"ucap Yuda.
"Pendekar-pendekar muda kami mohon beristirahatlah ditempat ini. Kalian adalah tuan penyelamat kami semua dan ijinkanlah kami untuk melayani kisanak dan nisanak karena hari sudah mulai malam biar kami semua yang akan membereskan semua mayat-mayat itu karena diantara mereka ada juga keluarga kami yang terbunuh"ucap salah seorang dari mereka.
"Maafkan saya kisanak yang telah membunuh mereka semua"ucap Yuda menyesali semua yang sudah terjadi.
"Tidak apa-apa tuan pendekar kami benar-benar mengerti akan keadaan ini, mereka semua juga sudah jauh tersesat dan semakin bergelimang akan dosa yang disebabkan oleh ketiga warok itu"ucap orang itu kembali.
"Terima kasih kisanak semua bisa memaafkan saya"ucap yuda.
"Pendekar bisa menempati rumah yang ditinggali oleh Warok Cakil untuk beristirahat disana"ucap orang tersebut.
"Baiklah kalau itu adalah keinginan kalian semua sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas perhatian kisanak semua"ucap Yuda. "Kami yang seharusnya berterima kasih kepada tuan pendekar yang telah membebaskan kami dari pengaruh jahat ketiga warok tersebut sehingga kami pun menempuh jalan yang salah....
*****
"Kakang Yuda setelah ini kau mau pergi kemana? bolehkah aku ikut engkau kemanapun engkau pergi?"tanya Mawar dengan penuh harapan.
Yuda mengelus rambut hitam mewangi mawar yang panjang sepinggang.
"Aku ini hanyalah seorang pengembara Mawar, aku bisa pergi kemanapun aku dibutuhkan karena kejahatan harus diberantas tidak boleh dibiarkan"ucap Yuda sambil terus membelai rambut mawar.
"Tapi bolehkah aku mengikutimu?"tanya mawar mengulangi pertanyaannya yang belum Yuda jawab.
"Perjalananku dalam rimba persilatan penuh dengan bahaya mawar, aku tidak ingin terjadi apa-apa terhadapmu"ucap Yuda perlahan karena Yuda tidak ingin melukai hati gadis secantik bidadari itu.
Terlihat oleh Yuda butiran air bening menghiasi pipi halus mawar.
"Kakang Yuda aku jatuh cinta kepadamu jangan tinggalkan aku kakang!!!"ucap mawar sambil menggenggam tangan yuda.
"Sudahlah Mawar jangan dibahas lagi"ucap Yuda lalu mengecup kening perempuan cantik itu.
Mawar menggeliat manja lalu mencium bibir Yuda dengan lembut.
Yuda membalas ciuman tersebut sehingga lidah mereka saling membelit dan menghisap.
"Kakang aku ingin lebih dari ini.....!!!rintih mawar memelas dan berbisik.
Mawar mulai melepaskan ikatan kain pakaiannya sehingga terjatuh dilantai.
Tubuh Mawar yang tanpa sehelai benangpun masih melekat ditubuhnya, dengan kulit yang putih dan sepasang gunung kembar yang besar ditambah lembah yang ditumbuhi semak-semak hitam liar menambah keindahan pada pemandangan yuda.
Mawar memejamkan matanya dan menunggu dengan degup jantung yang berdetak cepat. Yuda mendekatinya dan memeluknya dengan lembut, bibir keduanya berpaut kembali dan Yuda mulai menjamah setiap bagian tubuh mawar yang panas membara.
Ciuman, rabaan, remasan dan desahan menghiasi aktivitas mereka dimalam itu. Yuda sangat menghargai Dewi dan tidak ingin merusak kehidupan Dewi tanpa harus melakukan perbuatan terlarang yang dikutuk para dewa tersebut sampai mereka tertidur. Saat sinar matahari mulai merembes masuk keruangan itu, Yuda menunggu dan menatap wajah mawar yang sangat cantik saat mawar tertidur sampai perempuan itu terbangun dari tidur lelapnya.
Saat mawar mulai terbangun dan tersenyum melihat Yuda pemuda yang dikasihinya itu ada didepannya.
Yuda berkata,"pakai kembali pakaianmu Mawar karena saat itu perempuan cantik itu masih belum mengenakan apa-apa tubuhnya tidak terlindung oleh selembar benangpun. Mawar alias Dewi selendang merah bersemu merah wajahnya.
Setelah mawar selesai berpakaian dengan rapi tiba-tiba tangan Yuda meluncur ke urat besar dipangkal lehernya sontak saat itu juga mawar tidak dapat bergerak tapi mulutnya masih bisa berucap.
"Apa maksud semua ini kakang?"ucap mawar dalam kebingungannya.
"Maafkan aku mawar... totokan ini akan lepas dengan sendirinya dalam hitungan keseribu. Terima kasih untuk semua yang engkau berikan untukku, percayalah aku tidak akan mungkin melupakanmu seumur hidupku. Aku terpaksa melakukan hal ini mawar, aku mohon maafkan diriku karena beban yang ditaruh guru dipundakku sangat besar Mawar dan aku tidak ingin engkau mendapat celaka saat bersamaku. Aku juga mengasihimu Mawar, jika umur kita sama panjang kita pasti akan bertemu kali"ucap Yuda dan tanpa disadarinya setitik air mata mengalir dipipinya.
"Yuda jangan tinggalkan aku...Yuda aku benar-benar cinta kepadamu kakang...."ucap mawar sambil terisak dan butiran-butiran air mata bening jatuh menghiasi pipinya yang putih dan halus.
Yuda langsung memeluk Mawar yang sudah mengisi hari-harinya berapa hari ini dan mengecup bibirnya.
"Sampai berjumpa kembali mawarku....aku akan selalu mengingat kenangan yang pernah kita lewati bersama"ucap Yuda.
"Yud...."ucap mawar terputus karena dengan cepat Yuda menotok pita suara Mawar sehingga tidak dapat berbicara.
Yuda memeluk kembali tubuh Mawar yang telah memberikan kehangatan kepadanya. "Selamat tinggal Mawar....."ucap Yuda dan mengecup bibir mawar dengan lembut lalu Yuda membuka jendela dan melesat seperti angin ke arah matahari terbit.
Bersambung...