NovelToon NovelToon
Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.

Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?

Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Ya terserahmu saja lah" setelah itu mereka saling diam.

Tidak perlu menunggu lama bakso dan minuman pesanan mereka pun sudah berada di atas meja. "Silahkan pak cobain deh baksonya pasti anda akan ketagihan dan kembali lagi kesini."

Nindya mulai makan dengan lahap, sedangkan Kaivan memandang lalu mencium bau bakso terlebih dahulu baru setelah itu Kaivan memasukkan sepotong bakso ke dalam mulutnya. Kaivan mengunyah perlahan dengan takut, hingga setelah lidahnya merasakan rasa baksonya Kaivan pun terus makan tanpa henti.

"Gimana pak rasa baksonya? Enak enggak pak?" tanya Nindya dengan tersenyum.

"Hmm...rasa baksonya sangat enak dan nikmat Nindya, memang tidak salah apa yang kamu katakan tadi."

"Saya jelas tidak berbohong pak, memang kapan saya berbohong kepada anda?"

"Ya sampai saat ini kamu belum pernah berbohong sama saya sih tapi kan saya enggak tahu kedepannya."

"Ya berarti jelas saya tidak pernah berbohong kepada anda" Kaivan tidak membalas perkataan Nindya lagi, dia terus fokus makan bakso dengan lahap.

Hingga tiba-tiba saja ada seorang pria yang mendekat ke arah mereka berdua. Pria itu lebih tepatnya mendekati Nindya. Kaivan menaikkan salah satu alisnya ketika dengan lancangnya memegang sebelah tangan Nindya.

"Nindya kamu beneran Nindya kan?" ucap pria itu sambil menunjuk kearah Nindya.

"Iya benar saya Nindya, ada apa ya mas? maaf kenapa anda memegang tangan saya?" Nindya melepaskan genggaman tangannya dari pria itu.

"Masa kamu enggak inget aku sih Nin? Sumpah kamu jahat banget" ucap pria itu dengan menampilkan raut wajah sedih.

"Siapa ya? Aku beneran enggak ingat."

"Ya ampun Nin ini aku Kairo temanmu sekolah dulu."

Sontak saja Nindya langsung berdiri, "astaga Kairo! Kenapa kamu tadi enggak langsung bilang aja sih kalau kamu Kairo, malah tiba-tiba pegang tanganku yang malah membuat aku takut."

"Ya maaf, karena tadi aku sangking senangnya bertemu sama kamu setelah sekian lama jadi aku reflek memegang tangan kamu."

"Kamu menghilang kemana sih setelah kita lulus? Sampai kita hilang kontak lagian kamu kenapa sih kok ganti nomor telepon?"

"Aku sehabis lulus langsung ikut ayahku untuk tugas diluar kota dan masalah nomorku ganti itu karena aku sempat kehilangan teleponku saat diperjalanan."

"Kenapa kamu enggak ngasih tahu aku dulu saat kamu akan pindah keluar kota?"

"Maaf Nin saat itu mendadak banget makanya aku enggak bisa ngasih tahu kamu."

"Ekhmm..." dehem Kaivan kencang yang membuat Nindya sadar bahwa saat ini ada bosnya juga disini.

"Emm...Kairo kenalin ini bosku dan pak Kai perkenalkan ini Kairo teman SMP saya" Nindya pun inisiatif mengenalkan dua pri itu. Dua pria itu malah hanya saling tatap yang membuat suasana menjadi canggung.

"Kairo ayo duduk disini gabung sama kita, kamu pasti mau makan bakso disini kan?"

"Iya aku memang mau membeli bakso dan untungnya ada kamu disini, sungguh kebetulan yang membuatku senang" Kairo pun duduk dan bergabung dengan Nindya dan Kaivan.

Pesanan Kairo pun sudah sampai dan mereka semua makan bersama dengan diisi obrolan antara Kairo dan Nindya saja. Kaivan hanya menjadi pihak yang melihat dan mendengar saja tanpa ikut dalam obrolan itu.

"Saya sudah selesai makannya, ayo Nindya kamu mau pulang dengan saya atau saya tinggal kamu disini" Kaivan berdiri lalu membayar bakso dan minuman yang dia dan Nindya makan.

"Eh pak tunggu saya belum selesai nih makan baksonya, bakso anda saja juga belum semuanya habis pak."

"Saya sudah kenyang saat ini, kamu tetap mau menghabiskan baksonya atau pulang?"

"Saya ikut anda pulang pak" Nindya segera mengambil tasnya dan berdiri dengan cepat tanpa menghabiskan baksonya yang masih tinggal setengah, dia takut ditinggal oleh Kaivan.

"Kairo aku pamit pulang duluan ya, maaf enggak bisa ngobrol lama" ucap Nindya dengan terburu-buru.

"Nindya aku belum minta nomormu" Kairo mengejar langkah Nindya yang terburu-buru.

"Sebentar, ini aku kasih kamu kartu nama aku disitu ada nomor teleponku" Nindya mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam tasnya lalu memberikan ke Kairo.

"Makasih ya Nin nanti aku akan menghubungi kamu ya" Nindya hanya menanggapi sambil terus berjalan membuntuti Kaivan yang sudah hampir sampai mobil.

Sampai di mobil Kaivan segera menyalakan mesin mobil, setelah mesin dinyalakan Nindya masuk kedalam mobil. Keadaan dalam mobil pun hening tidak ada suara sama sekali. Kaivan malas untuk membuka mulut hanya untuk berbicara dengan Nindya saat ini.

Dalam hati Kaivan merasakan perasaan sangat marah dan jengkel hanya karena melihat Nindya dan Kairo asik ngobrol bersama. Rasanya Kaivan ingin membawa Nindya pergi dari sana saat ada Kairo. Hingga tidak lama kemudian mobil sampai di depan rumah Nindya. Nindya yang merasakan mobil Kaivan berhenti pun melihat keluar jendela.

"Terima kasih ya pak sudah mengantarkan saya sampai rumah dan membayarkan bakso yang saya makan tadi."

"Hmmm..." Kaivan hanya membalas dengan deheman saja tanpa melihat kearah Nindya.

Nindya keluar dari dalam mobil, setelah itu Nindya tidak langsung masuk ke rumah. Dia menunggu mobil Kaivan pergi terlebih dahulu baru Nindya masuk ke dalam rumah. Saat membuka pintu lampu ruang tamu mati, Nindya berpikir bahwa ayah dan ibunya sudah tidur.

Tapi saat Nindya di dapur, dia dikagetkan dengan kehadiran ayahnya yang sedang duduk ngopi didalam gelap. "Nindya kenapa kamu baru pulang? Dari mana saja kamu?"

"Astaga ayah itu mengagetkanku saja, aku dari beli bakso yah karena tadi makannya belum kenyang.

"Kenapa kamu enggak izin sama ayah dulu?"

"Cuma beli bakso ayah enggak bakal aneh-aneh kok ngapain harus minta izin dari ayah?"

"Ohh jadi seperti itu?"

"Udah deh ayah enggak usah curiga-curiga seperti itu, enggak baik yah."

"Iya ayah enggak usah curiga karena saat ini kamu sudah mengandung kan?"

"Astaga ayah, sudah ayo ayah tidur jangan minum kopi malam-malam begini takutnya nanti malah insomnia."

"Kamu enggak usah mengalihkan pembicaraan seperti itu."

"Apaan sih ayah aku enggak ngalihin pembicaraan kok, ayo tidur pasti saat ini ibu perlu pelukan hangat dari ayah karena malam ini sungguh dingin dan enaknya kalau tidur itu dipeluk."

"Ya ucapanmu itu agak sedikit benar sih, ya sudah kalau gitu ayah mau tidur dan kamu juga harus cepat tidur agar besok kerjanya lebih segar dan tidak loyo. Jangan lupa sama kesehatanmu itu karena kan saat ini kamu sudah berbadan dua" ucap Jajak penuh dengan nasihat.

"Iya ayah, sudah sana ayah cepat tidur" Jajak pun menuruti perkataan anaknya, Jajak menuju kamar istrinya untuk tidur bersama dan memeluk istrinya dengan erat disaat udara sedang dingin seperti ini yang tentunya tidak semua orang bisa melakukan hal itu dengan pasangannya.

1
aku udah mampir ya nak /CoolGuy/
vivi: Terima kasih sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!