NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

“Jadi kamu ingin makan apa?”tanya Veronica sembari memilih bumbu yang ada di etalase.

“Aku ingin sekali mengunjungi kota ini untuk mencoba kulinernya, namun jadwalku yang padat, selalu menghalangi ku untuk berkunjung kesana. Aku ingin mencoba rawon, kamu bisa membuatnya kan?”tanya balik Derandra.

“Tentu, tapi untuk mencari salah satu bahannya kita tidak mungkin mencari disini.”

“Lalu?”

“Nanti akan ku tunjukkan, tapi sekarang kita berkeliling dulu untuk mencari bahan-bahan lainnya.”

“Baiklah.”

Mereka berkeliling mall ini untuk mencari bahan-bahan yang akan digunakan untuk memasak nanti.

Berbagai sayuran dan buah-buahan yang terpampang di etalase membuat Veronica bingung untuk memilih setiap bahan-bahannya.

Banyak sekali bahan-bahan yang bisa dibilang sudah tidak fresh baginya yang sering memasak makanan dari bahan-bahan pasar.

Dia harus benar-benar teliti dalam memilah bahan-bahan yang akan digunakan nantinya.

Maklum dirinya yang terbiasa membeli bahan-bahan di pasar, dihadapkan dengan barang distributor dari petani yang dibungkus khusus untuk dijual di supermarket seperti ini.

Sementara Derandra dia hanya mengekori kemana Veronica pergi. Dirinya hanya mengamati setiap tindakan yang dilakukan Veronica.

Dia tidak begitu tahu tentang bahan-bahan masakan, dia sudah terbiasa menerima beres saja.

Terkadang dirinya juga menemani mamanya belanja, tapi hanya sekedar menemani tidak ikut memilih bahannya.

Hal yang membosankan baginya adalah menemani tanpa melakukan aktivitas lainnya.

Namun kali ini dirinya merasakan hal yang berbeda ketika menemani belanja Veronica. Dia merasa nyaman berada di dekat wanita itu.

Apalagi setiap gerakan wanita itu dalam memilih sayuran. Itu sangatlah menarik baginya.

Veronica yang masih mengamati setiap bumbu yang disediakan memilah-milahnya dengan baik.

Ia tahu semua pasti sama, berbeda dengan di pasar, namun lagi-lagi kebiasaan dirinya, harus tetap memilah bahan yang akan digunakan nantinya.

Setelah mendapat semua yang ia butuhkan, dia berjalan menuju ke tempat perdagangan dan Derandra yang tetap membuntutinya dari belakang.

Setelah sampai ia melihat berbagai daging yang sudah dibungkus dengan rapi untuk mempertahankan kesegarannya.

Sesudahnya ia meminta pada karyawan itu untuk memberikannya daging sebanyak 1 kg. Itu sudah lebih dari cukup untuk dimakan berdua.

Setelah semua bahan-bahan yang dicari selesai ia mengajak Derandra untuk membayar semua yang sudah dibeli.

Semua bahan-bahan dihitung oleh penjaga kasir dan dimasukkan ke dalam kantong yang dibawa Derandra.

Mereka bisa dibilang menghabiskan beberapa ratusan ribu dengan bahan-bahan itu, bisa dibilang sangat sedikit dengan harga yang tertera di layar bagi Derandra.

Dan menurut Veronica itu sangatlah mahal baginya yang terbiasa belanja di pasar.

Setelahnya mereka menuju ketempat yang di tunjuk Veronica. Dia berencana untuk membeli kluwek di toko langganannya, beruntungnya tempat tinggal Derandra melewati toko itu.

“Oh ya Andra di rumahmu ada bahan dapur lainnya kan?”tanya Veronica.

“Maksudnya?”tanya balik Derandra.

“Seperti garam, gula, lada, merica dan bahan dapur lainnya. Ada gak?”

“Gak ada.”

“Lalu selama ini kamu masak menggunakan apa?”

“Aku selalu beli diluar, dan tidak pernah masak sendiri di rumah. Karena aku tidak bisa memasak tentunya.”

“Huh aku baru tahu kamu tidak bisa memasak, tapi sangat ingin makan yang tidak pernah kamu makan.”

“Mau bagaimana lagi, keinginan memang harus dituruti untuk memanjakan lidah bukan? Meskipun itu harus mengeluarkan uang?”

“Dasar, ya sudah kita mampir di toko depan itu.”

Derandra menjalankan mobilnya ke toko yang ditunjuk Veronica, ia menunggu Veronica di dalam mobil.

Rencananya ia akan membawa Veronica ke rumahnya sendiri.

Setelahnya selesai berbelanja, ia menjalankan mobilnya menuju rumahnya. Hanya butuh 5 menit untuk sampai ke tempat itu.

Setelah sampai ia mengeluarkan semua bahan dari mobilnya dan dibawa masuk ke dalam rumahnya.

Rumah terlihat bersih layaknya rumah yang lain karena ia menyewa orang untuk membersihkan rumahnya setiap hari.

“Baiklah, apa kau ingin aku membantumu. Entah itu hanya memotong atau apalah yang lain agar aku tidak menganggur.”

“Emh kamu bisa memotong sayur itu? Kalau bisa tolong potongkan sayur itu, eh sebelum dipotong cuci semua bahannya terlebih dahulu ya.”

“Oke.”

Derandra menuruti semua ucapan Veronica, ia mencuci semua bahan yang akan dipotongnya nanti.

Sementara Veronica ia sedang melap daging sapi menggunakan tisu untuk menghilangkan darah yang masih menempel di daging. Setelahnya ia memotong daging itu kotak-kotak.

Sesudah itu,ia merebus daging itu dengan daun salam yang sudah dicuci Derandra.

“Apakah seperti ini memotongnya?”

Veronica melihat potongan itu dan ia menggelengkan kepalanya. “Memang orang kota”batinnya.

“Begini memotongnya, potongan itu terlalu kecil. Kamu bukan anak kecil yang harus dipotong kecil-kecil Andra.”

“Oh, oke aku akan memotongnya sesuai dengan apa yang kau contohkan.”

Veronica kembali melanjutkan pekerjaannya, ia memblender semua bahan-bahannya.

Karena disini tidak ada cobek, jadi dia akan menggunakan blender untuk mempercepat prosesnya.

Ia memasukkan semua bahan itu ke dalam blender seperti bawang merah, putih, cabe rawit, cabe merah, jahe, kunyit, kemiri dan minyak.

Setelah semua bahan sudah terblender ia memasukkannya ke dalam wajan. Ia menumis bumbu itu hingga harum.

Jika sudah ia memasukkan kluwek dan mengaduknya hingga bumbunya mengental dan matang.

Setelahnya ia memasukkan air dan menunggunya hingga mendidih, kemudian ia memasukkan daging yang sudah direbusnya tadi. Tak lupa ia menambahkan kaldu sesuai seleranya.

Setelah itu ia memasukkan semua bumbu yang lainnya.

Sementara Derandra ia masih fokus terhadap potongannya yang belum selesai. Ia benar-benar kesulitan dalam memotong semua sayuran ini.

“Apa kamu sudah selesai?”

“Belum, mengapa susah sekali dalam memotongnya?”

“Bukan susah tapi kamu tidak terbiasa memotong seperti ini. Biar aku saja, kamu siapkan nasi saja untuk kita makan. Tadi aku membeli nasi di toko itu, beruntungnya nasi yang ada di toko itu belum habis.”

“Oke aku akan menyiapkan nasinya, itu adalah hal mudah untuk kulakukan.”

Veronica hanya menggelengkan kepalanya. Ia kembali memotong sayuran itu.

Rencananya ia akan memasak tumis kangkung untuk melengkapi makanan yang ada.

Menumis kangkung adalah hal tercepat dalam memasak. Cuma membutuhkan waktu beberapa menit untuk memasaknya sampai matang. Setelah selesai ia menaruhnya ke dalam piring.

Ia menaruh piring itu ke dalam meja makan yang berada di dekat dapur. Setelah menaruhnya, ia menggoreng telur dengan campuran daun bawang sebagai pelengkap lauk di tumis kangkung.

Sementara Derandra ia menata semua makanan yang sudah selesai, seperti tumis kangkung, telur goreng yang baru saja selesai di angkat dari teflon, dan terakhir adalah rawon yang sedang disiapkan Veronica.

Veronica menambah kecambah di atas rawon itu. Menatanya dengan apik, agar menggugah selera makan bagi keduanya.

“Selesai.”

Veronica merenggangkan punggungnya sejenak sebelum makan. Memasak dua hidangan dengan satu lauk adalah hal melelahkan untuknya. Kecuali bekerja.

Walaupun ada Derandra di sisinya,pria itu hanya membantu sebagiannya saja. Sisanya Veronica yang melakukannya.

“Baiklah, semua sudah selesai. Mari kita makan!”seru Derandra yang sudah tidak sabar mencicipi makanannya.

Aroma wangi rempah-rempah yang beradu harmonis, mengisi udara dengan pesona yang sulit dilupakan.

Sesendok rawon meluncur ke dalam mulutnya, rasa gurih yang menyelimuti lidah. Membebaskan sensasi yang kaya akan Umami.

Daging sapi yang empuk dan lembut, dimasak hingga sempurna, mengungkapkan karakter daging yang kuat tanpa mengalahkan nuansa halus dari bumbu-bumbu, seperti kluwek yang memberikan warna dan rasa khas.

Sentuhan rempah seperti bawah putih, jahe, dan serai melengkapi harmoni tersebut.

Sementara taburan daun bawang dan sambal yang menyertai menambah dimensi pedas yang menyegarkan.

“Ini sangat sempurna, bagaimana kamu bisa memasaknya seperti ini Veron?”

“Kukira rasanya akan sangat jomplang dengan biasanya yang ku masak ternyata masih diterima juga.”

“Memangnya kenapa bisa jomplang?”

“Karena bahan-bahannya. Biasanya ketika aku memasak rawon, aku akan membeli bahan-bahannya di pasar. Karena masih segar tentunya, dan juga harganya lebih murah daripada di tempat kita membeli tadi.”

“Memangnya bahan segar atau tidaknya itu berpengaruh untuk bahan masakan?”

“Tentu, bahan yang digunakan ketika masih fresh dan yang sudah beberapa hari berdiam diri di kulkas akan berbeda. Dan aku lebih menyukai bahan yang masih fresh ketika memasak.”

“Karena itu kamu lebih suka membeli di pasar.”

“Iya, dan juga murah pastinya.”

Mereka sama-sama menikmati makanan yang baru saja dimasak. Malam yang dingin karena hujan baru saja turun mengiringi makan malam mereka.

Serta suasana hening dan fokus terhadap makanan yang dimakan.

Experience yang baru dirasakan Derandra saat ini sangat berkesan bagi dirinya.

Memakan makanan yang ingin sekali dimakannya, dan juga rasa autentik dari setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya menambah kesan harmonis di dalamnya. Menghadirkan rasa kehangatan di keduanya.

Dulu Derandra memang pernah memakan makanan ini, namun rasanya masih sangat jauh dengan buatan Veronica.

Kalau boleh jujur masakan Veronica lebih enak daripada makanan yang dia beli di tempat itu.

Warna kuah yang hitam dengan sambal yang dibeli Veronica di toko, mungkin orang yang baru pertama kali lihat akan heran dengan makanan ini.

Dulu ia juga berpikir seperti itu, apalagi bahan utama untuk memasak ini adalah biji beracun.

Namun setelah menelisik ulang dan mencari tahu semuanya. Ia menjadi penasaran dengan rasa masakan ini.

Berbagai tempat ia datangi untuk mencoba makanan ini, namun tidak ada yang benar-benar membuat lidahnya bergetar.

Hingga ia meminta Veronica memasak makanan ini, lidahnya merasakan hal yang baru.

Hal yang dicari selama ini, hal yang membuat lidah tidak akan pernah bisa melupakan rasa ini nantinya.

“Terima kasih telah membuatkanku makanan ini, ugh perutku sekarang jadi kekenyangan”ungkap rasa terimakasih Derandra pada Veronica sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit.

Veronica tersenyum tipis melihat kelakuan Derandra. “Sama-sama.”

“Apakah masih ada sisa sedikit untuk rawonnya?”

“Iya,kenapa?”

“Ah tidak apa-apa aku akan memakannya untuk sarapan besok.”

“Ah kalau begitu kamu bisa menghangatkannya esok pagi, kamu bisa menyalakan kompor kan?”

“Tentu!”

ΠΠ

“Kamu yakin dengan rencanamu?”

“Aku sangat yakin, aku akan memperjuangkan hubungan kita di keluarga besarku. Orangtua ku juga tidak menentang hubungan kita bukan?”

Wanita itu hanya bisa menghela napasnya panjang. Ia tidak yakin dengan pilihannya ini, namun dia juga tidak bisa melepaskan pria yang dicintainya ini.

Keluarga pria itu memang menyetujui hubungannya dengan anaknya. Namun untuk keluarga besarnya, mereka menentang hubungannya.

Pria itu juga sebenarnya tidak peduli dengan keluarga besarnya, termasuk nenek dan kakeknya.

Hanya saja wanita itu merasa jika nantinya mereka bersatu, dia akan memecah keluarga kekasihnya itu.

Dia tidak ingin melakukan itu, dia tidak ingin menjadi penyebab pecahnya keluarga besar kekasihnya.

“Zrina”panggil Rejandra pada kekasihnya, ia memegang tangan kekasih dan menatapnya dengan dalam. “Aku tahu kamu pasti merasa bersalah dengan yang terjadi pada hubungan kita. Tetapi yakinlah, aku mencintaimu dan akan terus seperti itu.”

“Apa kamu gak takut nantinya dibenci oleh kakek nenekmu? Mereka adalah keluargamu Reja, kamu lebih lama bertemu dengan mereka daripada aku?”tanya Azrina dengan gusar. Hatinya saat ini benar-benar diliputi rasa bersalah.

“Sayang, walaupun mereka lebih mengenal aku dulu, tapi bukan berarti aku harus dekat dengan mereka lebih lama kan? Aku juga mempunyai tujuan hidup sendiri, aku juga sudah dewasa. Dan mereka tidak berhak menentukan pilihan yang sudah ku tentukan.”

“Tapi bagaimana kalau mereka membencimu?”

“Biarkan saja, kakek dan nenek memang selalu seperti itu. Sudah tenanglah, orangtuaku juga tidak melarang hubungan kita kan? Jadi kamu gak perlu khawatir, oke?”

Ucapan Rejandra menenangkan hatinya yang sedari tadi terus gusar. Orangtua kekasihnya itu memang tidak menentang hubungannya dengan anaknya.

Mereka malah mendukung hubungannya dengan Rejandra. Hal inilah yang membuatnya tenang.

Beruntungnya orangtua Rejandra bukan orang yang akan memandang seseorang dari strata sosial.

Orangtuanya sangat berbeda dengan pemikiran kakek dan neneknya.

Orangtua kekasihnya, pemikiran mereka lebih terbuka daripada kakek neneknya. Itulah yang membuat hati Azrina lebih tenang.

“Don't sweat the small stuff Azrina. Kita pikirkan hal lain untuk kelanjutan hubungan kita saja oke?”

“Baiklah.”

Terkadang Azrina bimbang dengan kelanjutan hubungan mereka. Di satu sisi ia sangat ingin mempertahankan hubungan ini, namun disisi lain pikirannya tergerak untuk mengakhiri hubungannya.

Restu yang tidak di dapat dari kakek neneknya Rejandra lah yang terus menghantui pikirannya.

Walaupun ia sudah mendapat restu dari kedua orangtuanya, namun pihak lain tidak menyetujui pasti akan ada banyak hal yang tidak terduga jika hubungannya masih terus dilanjutkan ke jenjang pernikahan.

Apalagi perkataan dari keluarga tertua Rejandra ketika beberapa hari lalu mereka bertemu.

Pernikahan adalah impian semua orang untuk membahagiakan diri sendiri. Namun juga akan ada rasa tanggungjawab begitu besar nantinya setelah menikah.

Pernikahan memang impiannya sedari dulu ketika berada di panti. Dia selalu memimpikan pernikahan yang membahagiakan untuk dirinya dan anaknya kelak.

Dia bukanlah orang yang tumbuh besar di dalam keluarga harmonis seperti Rejandra.

Dia hanya ingin memberikan kehidupan selanjutnya untuk membahagiakan diri sendiri dan keluarganya kelak.

Azrina ingin menciptakan sebuah hubungan keluarga yang harmonis untuk anaknya.

Meskipun dirinya tidak merasakan kebahagiaan dari orangtuanya, namun jika dirinya bisa menciptakan rasa itu maka tidak ada salahnya jika ia melakukan itu.

Namun lagi-lagi dia harus dihadapkan kenyataan bahwa tidak semudah itu untuk menciptakan bahagia itu.

Dia harus memperjuangkan hubungannya untuk mendapat restu dari kakek nenek kekasihnya.

Dia sudah mendapat kekasih serta calon mertua yang baik. Namun dirinya harus melewati ujian dalam menghadapi kelurga besar kekasihnya.

“Apa kita sudahi saja hubungan ini Reja?”

1
Delita bae
saya mampir😇
salam hangat dari saya👋
jika berkenan mampir juga🙏
9inestories
semangat!
Vandelist_: terima kasih❤️
total 1 replies
Vandelist_
Terima kasih sudah membaca🙏❤️
Hani
hallo kk. jangan lupa mampir dikarya pertamaku Perjuangan si Gadis Kecil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!