Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghancurkan Musuh
Ternyata sebulan ini Ben dan Nior sibuk untuk rencana penghancuran kelompok hitam yang selalu mengganggu kelompok biru tanpa sebab yang jelas persaingan dunia gelap mafia.
Marco bersungguh sungguh akan memporak porandakan musuhnya itu.
Dan hari ini semua rencana sudah tersusun rapi. Ben dan Nior, masing masing membawa satu pasukan untuk menyerang markas kelompok hitam dan menerobos dari belakang.
Di tempat lain, Marco memancing ketua kelompok hitam itu untuk bertemu dan bernegoisasi kedamaian palsu. Namun Fernando tidak bodoh, ia menerima ajakan ini tapi harus di markasnya. Marco pun sudah siap jika harus mengorbankan dirinya jika memang sudah takdir. Yang penting kepercayaannya kepada Ben dan Nior mampu membuatnya yakin jika kelompok hitam akan berhasil di musnahkan.
Fernando nama sang ketua kelompok hitam. Pria ini berusia 47 tahun dan sebenarnya kakak seperguruan dengan Marco. Perbedaan visi dan misi membuat mereka membentuk kelompok mafia lainnya dan kelompok mafia Maskot dimana tempat mereka bertemu pertama kali sebagai mafia telah hilang entah kemana.
Tepat pukul 9 malam, Marco datang seorang diri dengan gagah berani diusinya 45 tahun menuju markas kelompok hitam. Saat sudah sampai, dirinya sudah dipersilahkan masuk karena Fernando yang mengizinkannya.
"Hai, Fer. Lama tidak jumpa" sapa Marco terlebih dahulu sebagai tamu.
"Iya, terakhir kita bertemu sejak 5 tahun lalu saat kamu membunuh istri dan calon anak ku" ucap sinis Fernando.
"Harus berapa kali aku bilang, aku tidak membunuh Elizabeth ataupun janin yang ia kandung! Dia terkena peluru anak buahmu sendiri dan tepat jatuh didepanku!" jelas Marco lagi.
"Hahahahahaha, apa yang aku lihat kamu yang menembaknya, Marco!" sahut Fernando.
Marco pun menghela nafas panjang karena pria didepannya ini tidak percaya apa yang dia katakan malah itu memang sebenarnya.
"Terserah. Aku telah membiarkanmu mengganggu transaksiku selama 5 tahun sebagai tanda hormat kepada kakak seperguruanku di kelompok Maskot mafia dan menebus kesalahanku karena tidak bisa menolong Elizabeth. Tapi mulai hari, aku tidak segan segan lagi mempertahankan kelompok ku sendiri" ucap Marco sungguh sungguh.
"Hahahaha, apa kamu bilang? 5 tahun mengalah untuk menghormatiku? Bullshit! Aku menyesal telah menganggapmu seperti adik sendiri tapi mengkianati!" sahut Fernando tersungut api amarah sambil menodongkan pistol kearah Marco.
"Jika membunuhku membuatmu puas dan bangga telah membalas kematian istri dan calon anak mu itu, maka tarik pelatuknya agar pelurumu bisa mengenaiku" tantang Marco.
"Kamu menantangku?" tanya Fernando tidak terima.
"Menurutmu? Aku datang kesini untuk berdamai malah kamu berniat membunuhku" jawab Marco santai dengan senyuman smirknya.
"Berdamai palamu! Aku tidak percaya karena..." ucap Fernando terpotong sebelum ia mengatakan rahasianya.
"Karena kamu penyebab Elizabeth mati! Dia mati karena berselingkuh denganmu! Bajingan!" teriak Fernando yang sudah tak bisa menyimpan rahasia sakit hatinya selama ini.
Marco terkejut dengan apa yang dikatakan Fernando karena dia tidak merasa berselingkuh atau memiliki rasa kepada istri pria dihadapannya ini. Elizabeth hanya menjadi temannya karena mereka seumuran.
"Jangan ngawur kamu! Kita tidak memiliki hubungan apapun! Dan barusan kamu bilang bahwa dia mati karena berselingkuh denganku, apa maksudnya?" tanya Marco balik.
"Hahahahahhaa, dia memang tertembak dari peluru anak buahku sengaja dihadapanku! Aku yang menyuruhnya membunuh Elizabeth yang telah berkhianat pada cintaku!" jawab Fernando.
Hati Marco tiba tiba memanas karena amarah yang luar biasa. Perasaan bersalah karena tidak bisa melindungi Elizabeth ternyata hanya permainan Fernando untuk membuatnya lemah.
"Kurang ajar! Kamu pria brengsek! Kamu...kamu berani sekali sengaja membunuh istri dan calon anak yang tidak bersalah yang sangat mencintaimu, Fernando?!! Gak punya hati!!" teriak Marco.
"Hati ku sudah mati saat melihatmu berpelukan dengan Elizabeth di mobil dan melihat kalian berciuman!" sahut Fernando.
Marco pun awalnya tidak ingat moment yang dimaksud Fernando.
"Jangan pura pura lupa! Kamu sengaja membawa istriku pergi saat dia bertengkar denganku kan? Memang kamu selalu merusak hal berharga di hidupku!" lanjut Fernando.
Seketika itu juga Marco ingat moment dimana ia harus menenangkan Elizabeth dari kesedihan atas kekeraaan Fernando ketika marah dan saat itu kondisinya sedang hamil muda yang baru wanita itu ketahui. Mau tidak mau ia memeluk wanita yang sedang bersedih itu.
Karena kondisi gelap, Fernando yang mengetahuinya salah sangka atau salah paham tapi tidak mencoba mencari kebenarannya.
Marco pun tersenyum smirk. Benar apa yang dikatakan Elizabeth tentang Fernando bahwa pria ini begitu egois dan keras kepala. Tapi tetap saja membuat wanita itu jatuh cinta hingga rela disiksa jika berbuat salah.
"Cintamu pada Elizabeth palsu! Kamu tidak bisa mempertahankan istrimu sendiri karena kecemburuan yang tak beralasan itu!" ujar Marco berani membuat Fernando mengerutkan dahinya.
"Apa yang kamu tau soal cinta, pengkianat!" teriak Fernando lalu siap siap menarik pelatuk senapannya.
Namun belum sempat menariknya, terdengar suara tembakan di luar markas.
Dooor!!!
Door!!
Dooor!!!
Door!!
Dooor!!!
Door!!
Suara senapan peluru saling bersautan diluar markan kelompok hitam.
Fernando sudah tau jika diluar telah terjadi penyerangan.
"Kamu....kamu menjebakku?" tanya Fernando.
Marco tersenyum smirk.
"Kini aku tidak ragu untuk membumihanguskan kelompok hitam mu ini termasuk pria brengsek dan bajingan seperti kamu! Pembunuh!" seru Marco.
Tanpa berkata apa apa lagi, Fernando langsung menarik pelatuknya membidik Marco.
Door!
Satu peluru menuju Marco dengan kecepatan tinggi tapi pria itu dapat menghindar.
"Aku tidak akan membiarkan diriku tertembak oleh pria brengsek sepertimu!" ucap Marco dengan senyuman menyeringai karena ia tau ada bidikan peluru yang sudah tepat di dada Fernando.
Marco tidak membawa pistol atau benda tajam ketika masuk markas kelompok hitam karena pasti dilarang membawa hal seperti itu. Namun, Marco yang penuh strategi matang, sudah menyiapkan snipper dari atas ruangan itu. Tidak lain snippernya adalah Ben Jamin Fredo.
Yap, selama sebulan ini Ben menganalisa bentuk markas kelompok hitam dari segala penjuru lalu membagi posisi penyerangan dengan Nior.
Dan dia menemukan kesempatan celah dari atas markas alias atap untuk membidik seseorang.
Fernando pun tidak sadar jika ada yang membidiknya dengan titik merah dari belakang punggungnya.
Braak!!!
Pintu ruangan markas terbuka paksa oleh pasukan biru.
"Maafkan aku, Fernando. Semoga kamu bisa minta maaf dengan Elizabeth di alam baka setelah lergi dari dunia ini" ucap Marco dengan datar lalu tangannya ia angkat seperti menjentik kan jarinya.
Door!
Seketika itu juga Ben menembak Fernando tepat di jantungnya.
"Ka..kamu..." lirih Fernando sebelum ambruk ke lantai.
"Pergilah dengan tenang" ujar Marco berjalan mendekat ke arah pria yang sudah terkapar di lantai dengan darah merah mengalir dari dadanya.
"Nior! Pinjam pistol kecilmu!" minta Marco yang sudah berada didekatnya karena berhasil membobol pertahanan lawan.
"Ini, bos!" sahut Nior sambil memberikan pistol kecil cadangan miliknya.
"Aku harus memastikan jika kelompok hitam berakhir" ucap Marco sebelum menembak kan satu peluru menembus leher Fernando.
Door!
Akhirnya Fernando benar benar mati di tangan Marco.
Kemenangan telak kelompok biru dari kelompok hitam yang sudah dibantai tak menyisakan anggotanya.
Untuk menghancurkan semuanya, Marco memerintahkan beberapa anak buahnya membakar markas Kelompok Hitam beserta banyak tubuh yang sudah tak bernyawa.
"Kalian luar biasa, terima kasih Ben dan Nior telah menyelesaikan tugas ini dengan baik bersama pasukan kelompok biru" ucap Marco bangga sambil melihat bara api membakar markas yang sudah tak terlihat wujudnya itu.
"Anda luar biasa, Marco!" puji Ben.
"Betul, anda luar biasa bisa mengalah selama 5 tahun untuk menghargai dan menghormati rasa persaudaraan dengan Si Fernando yang brengsek itu" sahut Nior.
"Kalian yang luar biasa! Aku sangat bangga memiliki kalian disisiku" ucap Marco.
Sebelum meninggalkan lokasi pembakaran, sekitar 15 orang pasukan yang bertugas malam ini, Marco suruh tinggal untuk membersihkan sisa abu dan puing puing bangunan agar tidak terkesan seperti pekerjaan yang tidak bersih.
Seperti biasa Ben dan Nior yang bertanggung jawab untuk finising misinya.
Marco pamit pergi dulu bersama beberapa pengawalnya karena ingin datang ke suatu tempat meskipun langit masih gelap karena waktu menunjukkan pukul 12 malam.