Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.
Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.
"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.
"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.
apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?
apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Rapat pemegang saham
Setelah tiba di kantornya, Laura dan juga Sintya langsung menuju ke ruangan mertua masing-masing. Kedua wanita itu pun kembali di sibukkan dengan aktifitas kantor mereka karena masih banyak yang haru mereka selesaikan hari ini karena mengambil cuti beberapa hari lalu untuk mencari keberadaan papanya Laura.
Saat akan masuk tiba-tiba para karyawan datang menghampiri bos mereka. "selamat pagi nona Laura" ucap mereka dengan wajah sendu yang ditunjukkan oleh para karyawan itu.
"selamat pagi semuanya" ucap Laura tersenyum kearah para karyawan itu, dia tau jika karyawan nya ini bersedih atas apa yang menimpa dirinya.
"nona Laura kami turut berdukacita atas kepergian pak Marcus, kami sangat sedih sekali karena orang yang sangat baik kepada kami meninggalkan kami secepat itu, sungguh itu sangat membuat kami sedih" ucap para karyawan.
"terimakasih karena kalian sudah berbelasungkawa kepada papa saya, dan saya jga sangat berterima karena kalian sudah menganggap papa saya orang baik dan semoga papa saya bisa bahagia di sana" ucap Laura terharu.
"sama-sama nona, kalau begitu kami kembali dulu ke tempat kerja kami dulu nona" ucap para karyawan itu menunduk.
"silahkan..... Untuk kalian semua harus semangat ya, dan bantu saya untuk mengembangkan perusahaan ini menjadi kearah yang lebih baik lagi" ucap Laura tersenyum kearah mereka.
"pasti itu nona... semangat" balas mereka.
setelah kepergian para karyawan itu, Laura kembali masuk ke ruangannya. Disana sudah ada Sintya yang menunggu kedatangan dirinya.
"ada berita apa" tanya Laura yang duduk di depan sahabat nya.
"begini Laura, para pemegang saham dan para investor ingin mengadakan rapat, karena mereka sudah tau jika papa Marcus sudah tiada dan mereka juga ingin melihat kinerja kamu Laura, dan ada kemungkinan besar jika mereka tidak terima jika kau memimpin perusahaan papa mu ini, karena menurut mereka kau belum terlalu ahli dalam memimpin sebuah perusahaan, mereka ingin ada orang yang mendampingi mu selama masa orientasi kepemimpinan berlangsung" ucap Sintya menatap sahabatnya itu.
"kenapa ini bisa terjadi, aku yakin ada seseorang yang ingin mengulirkan kepemimpinan ku" ucap Laura lirih.
"diapakan semuanya, aku ingin melihat siapa orang yang mempengaruhi mereka untuk mengambil alih perusahaan ini, karena sampai kapan pun aku akan mempertahankan perusahaan mendiang papa ku ini, ayo kita ke ruang rapat, apapun yang terjadi kira hadapi bersama bukan" ucap Laura dengan wajah dinginnya.
...****************...
Sedangkan di tempat lain, terlihat Albert sedang duduk dengan di ruang kerjanya.
"kau benar-benar sangat hebat Jeremy, aku yakin jika Laura akan memohon bantuan ku untuk mengatasi masalah yang terjadi kepada dirinya..... Aku semakin tidak sabar menanti Laura datang kepada ku untuk memohon bantuan ku mengatasi masalah yang sedang di hadapi nya" ujar Albert tersenyum manis kearah Jeremy yang juga tersenyum kearah Arkan.
"kau jangan senang dulu Albert, kau tau sendiri kan jika Laura bukan seperti pada wanita umum nya yang akan langsung memohon kepada mu supaya kau memilih dia untuk bersama mu" ucap Jeremy mengingatkan sahabat nya itu.
"itu biar menjadi urusan ku, jadi sebaiknya kau diam saja dan ikuti permainan ku Jeremy, karena ku sangat yakin jika sebentar lagi Laura akan menjadi milik ku Jeremy" ucap Albert dengan penuh siasat yang sudah tersimpan di dalam otaknya untuk mengelabuhi Laura.
"Albert, sebaiknya kita langsung pergi ke kantornya nona Laura.... Bukannya kau ingin sekali bertemu dengan nona Laura" tanya Jeremy menatap sahabatnya itu.
"kau benar sekali.... Aku sudah tidak sabar ingin melihat gadis itu dan juga aku tidak sabar untuk melihat pertunjukan apa yang akan terjadi di rapat nanti" ujar Albert dengan senyum liciknya. Jeremy hanya bisa tersenyum melihat wajah bahagia dari sahabatnya itu.
Kedua pria itu langsung saja pergi dari markas mereka dan menuju ke perusahaan milik Laura.
...****************...
Sesampainya Albert dan Jeremy di kantor milik Laura. Kedua pria itu langsung menuju ke ruang rapat. Dan disana sudah ada beberapa para pemegang saham dan juga investor yang hadir di ruang rapat.
Tak lupa juga Laura dan Sintya yang langsung menatap kedua pria itu yang baru saja masuk di dalam ruang rapat itu. Albert tersenyum menatap kearah Laura yang juga sedang menatap dirinya. jika Albert tersenyum menatap Laura, beda lagi dengan Jeremy yang menatap datar Sintya yang sedang menatap dirinya sinis.
"selama pagi semuanya, maaf jika aku baru bisa menghadiri rapat kali ini, karena ada beberapa hal yang harus saya selesaikan di perusahaan saya tadi, jadi sekali lagi saya minta maaf tuan dan puan sekalian" ucap Albert membungkuk di hadapan mereka.
"tidak masalah tuan Albert, karena kami tau jika anda orang yang sangat sibuk" ucap mereka tersenyum kearah Albert.
"hah munafik sekali ruangan ini" ucap Laura tersenyum sinis saat para investor berusaha untuk mencari muka di hadapan Albert dan itu membuat dirinya muak.
Albert memilih duduk di samping Laura dan Jeremy berdiri di samping Sintya yang berdiri di belakang Laura.
Jeremy menatap sebentar wanita yang ada di sampingnya itu yang menatap dirinya sinis.
"baiklah kita mulai rapat hati ini, sebelumya kami sebagai pemegang saham dan investor perusahaan ini berbelasungkawa atas kematian tuan Marcus" ucap tuan Bimo lirih.
"terimakasih tuan" ucap Laura datar dan Albert sangat suka dengan tatapan dari luar yang sangat datar menatap orang yang berada di depannya.
"baiklah nona sebelumnya kami minta maaf kepada anda, karena kami harus menyampaikan hal ini kepada anda sekarang..... Kami menolak anda menjadi pemimpin perusahaan ini karena ini hanya mandat dari tuan Marcus saja tanpa meminta pendapat dari kami para pemegang saham dan para investor. Dan di data pribadi tuan Marcus, jika beliau tidak memiliki anak dan kamu sangat terkejut saat anda hadir sebagai anak dari tuan Marcus" ucap pak Bimo.
Albert tersenyum licik mendengar ucapan dari pria yang ada di depannya itu. Dan dia kembali melirik kearah Laura yang terlihat star bahkan tidak ada senyuman sedikitpun dari wajah wanita itu.
"jadi kau mau apa sekarang" tanya Laura tegas.
"jika anda ingin memimpin perusahaan ini, maka anda harus belajar terlebih dahulu dua tahun dengan orang yang sudah berpengalaman dan kami mempercayakan tuan Albert yang akan menjadi tutor anda dalam mengembangkan ilmu ini" ucap pak Riko menatap Albert.
"gimana tuan Albert apa anda mau menjadi tutor nya nona Laura dalam mengawasi perusahaan papanya ini" tanya pak Riko.
"baiklah aku akan menjadi tutor nya nona Laura, apa Nona Laura mau menjadikan saya sebagai tutor selama anda melewati masa orientasi ini supaya anda bisa memimpin perusahaan ini?" tanya Albert.
"baiklah kalau itu yang terbaik" ucap Laura datar.
"jika pun anda tidak mau mengikuti orientasi ini, maka dengan ini kami mengatakan akan mengantikan posisi anda dengan orang yang memiliki saham terbesar di perusahan ini yaitu tuan Albert Einstein Alexander" ucap pak Bimo tersenyum.
Laura langsung menatap tajam kearah Albert yang berada di sampingnya. Sejak kapan pria ini menjadi pemegang saham terbesar setelah papanya di perusahaan ini. Bukannya pria ini baru saja bekerja sama dengan dirinya. kemaren.
biar seru
klo bisa ada tokoh laki laki yg lebih baik gitu