NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dear Diary

*Seminggu kemudian

...----------------...

"Assalamualaikum... Nek... Nenek!" Aluna mengetuk pintu beberapa kali, namun sama sekali tak ada jawaban dari sang nenek.

Hening beberapa saat, namun Aluna kembali mengulangi aksinya mengetuk pintu. Kali ini ia mengetuk lebih kuat.

Tok

Tok

Tok

"Neneeek... Aku pulang." kata Aluna disela mengetuk pintu.

Aluna menghentakkan kaki di lantai. Merasa kesal karena sepertinya sang nenek sedang tidak berada di rumah.

Ckiiiitt..

Suara tapak sendal yang terseret di tanah terdengar cukup keras dan membuat Aluna membalikkan badan guna melihat siapa yang datang. Pundak gadis itu seketika merosot melihat siapa yang datang.

Adik sepupunya kini tengah menuruni sepeda dan berjalan cepat ke arahnya.

"Nih, kak." bocah laki-laki itu menyodorkan kunci pada Aluna.

Dahi Aluna berkerut, namun tangannya terjulur meraih kunci yang diserahkan Devan kepadanya.

"Kok bisa ada di kamu sih?" tanyanya seraya membuka pintu dan memasuki rumah. Devan mengekor di belakangnya.

"Aku disuruh mama manggil kakak untuk datang ke rumah siang ini. Nenek juga sekarang lagi di rumah. Itu kuncinya nenek yang kasih tadi, katanya biar kakak bisa ganti baju dulu sebelum ke rumah." jelas Devan panjang lebar. Ia terus mengikuti langkah Aluna bahkan sampai Aluna masuk ke kamar pun, bocah itu tetap mengikuti.

Tak ada kecanggungan sedikitpun diantara mereka ketika Aluna mulai menanggalkan seragam sekolahnya dan berganti dengan pakaian rumahan.

Selesai mengganti pakaian, Aluna menuju dapur guna menyantap makan siang yang sudah disiapkan oleh sang nenek. Sialnya, ketika Aluna membuka tudung saji, ternyata tidak ada makanan yang tersedia.

Aluna beralih membuka penanak nasi, sama saja. Tidak ada sebutir nasi pun di dalamnya. Aluna menghela nafas berat. Cacing yang ada di dalam perutnya sudah berpesta pora menuntut haknya untuk segera diisi dengan makanan lezat yang biasa dimasak oleh nek Siti. Gadis itu menelan saliva dan mengelus perut datarnya yang terus keroncongan.

"Ayo, kak. Kita ke rumah sekarang! Aku udah laper banget ni." ujar Devan yang masih setia berdiri di belakang Aluna sejak tadi.

Aluna berbalik hingga kini tubuh mereka telah berhadap-hadapan. "Kamu duluan aja deh! Kakak laper, mau makan dulu." Aluna mengambil panci nasi yang kosong dan berniat untuk memasak nasi. Namun Devan menahan langkahnya.

"Gak usah masak kak! Tadi kata nenek, kakak makan di rumah aku aja. Nenek tadi udah masak di sana." terang Devan. Aluna menepis tangan kurus Devan yang memegangi lengannya.

"Ck, apaan sih nenek. Ngapain juga masak disana, kan jelas-jelas sekarang rumahnya tu di sini." ketus Aluna mengabaikan Devan yang masih saja mengikutinya.

Aluna tidak mengindahkan ucapan Devan. Gadis itu kini mulai mencuci beras beberapa kali, kemudian ia masukkan ke dalam penanak nasi. Gadis itu kemudian memasuki kamar dan keluar dengan uang sisa jajan digenggamannya.

Ketika ia mengunci pintu rumah, Devan mulai menaiki sepedanya, berfikir jika sang kakak akan mengikuti dirinya. Namun ternyata Aluna justru berjalan ke arah lain tanpa memperdulikan Devan yang terus memanggilnya.

Terpaksa Devan putar arah dan lagi-lagi mengikuti jejak Aluna.

"Ayo kak, buruan naik! Aku lapar nih, dari pagi belum makan." pinta Devan mengayuh sepedanya dengan wajah memelas. Gulai cumi dan udang balado yang dimasak oleh nek Siti terus terbayang di benaknya hingga tak sengaja liurnya merembes keluar.

"Kamu duluan aja! Kakak mau makan dulu, nanti setelah makan baru kakak ke sana." terang Aluna mempercepat langkahnya. Gadis itu kini berlari kecil meninggalkan Devan yang tampak mulai menyerah mengikutinya. "Sana... Sanaaa!" ujar Aluna pada Devan seraya mengibaskan tangan.

Devan akhirnya kembali memutar arah dan mengayuh kencang sepedanya untuk kembali ke rumah. Rasa lapar sudah tak tertahankan, persetan dengan Aluna yang entah hendak pergi kemana. Padahal Devan sudah bersusah payah mengayuh sepeda demi menjemput Aluna atas permintaan sang ibu. Tapi sepertinya Aluna enggan untuk datang ke rumahnya, dan Devan akan mengadukan hal itu pada ibunya sesampainya di rumah nanti.

***

Aluna memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. Gadis itu mengelus perutnya yang tampak agak membuncit karena kekenyangan. Ternyata tadi ia pergi membeli dua bungkus mie instan, kemudian memasaknnya di kompor dan menghidangkannya dengan nasi.

Gadis itu sama sekali tak kepayahan kalau memang sang nenek tidak menyediakan makanan apa-apa untuknya. Sejak belum sekolah, Aluna sudah diajarkan bagaimana caranya bertahan hidup oleh nek Siti, maka selagi masih ada beras dan bahan-bahan masakan lainnya di dapur, Aluna tentu saja akan memanfaatkan segala bahan tersebut untuk kemudian menghasilkan makanan yang lezat versi dirinya.

Aluna tau, pasti ia diminta untuk datang ke rumah sang tante untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilimpahkan kepadanya. Aluna sudah hafal betul sifat sang tante. Sungguh, gadis itu menyayangkan nek Siti yang tidak bisa bersikap tegas kepada anaknya tersebut. Padahal bisa saja nek Siti menolak ajakan anaknya untuk memasak disana. Sudah jelas sekali Nur hanya memanfaatkan ibunya sebagai tukang masak sekaligus penyuplai bahan makanan di rumahnya. Sayang sekali Aluna yang bocah tidak dapat melakukan banyak hal guna menyadarkan neneknya.

Gadis itu menggelengkan kepala guna membuyarkan segala pikiran sok dewasanya. Ia beranjak dari kursi dan mulai membereskan segala peralatan masak dan makan yang tadi ia gunakan dan mencucinya.

Setelah mencuci piring, Aluna memasuki kamar dan mengambil buku diary yang ia simpan dalam lemari di bawah tumpukan pakaian miliknya.

Dear diary

Tadi di sekolah, aku memukul Anto hingga pahanya berdarah. Kayaknya aku mukul dia terlalu keras deh.

Dia sempat melotot dan melayangkan tinjunya ke arah aku. Mungkin saking sakit dan kesalnya, dia sampai gak sadar kalau dia hampir aja nonjok muka aku.

Untungnya, Oji dan Agung menahan Anto, jadi aku bisa selamat deh.

Hmmm

Aku mukul dia karena aku kesal banget sama dia. Tiap hari dia buat aku gak tenang.

Tiap hari dia selalu aja ngejar-ngejar aku dengan setangkai bunga di tangannya. Ini kejar dalam artian yang sesungguhnya loh, diary. Aku capek banget tiap hari harus lari dari kejaran dia.

Bahkan tadi aku sampai jatuh dari atas meja karena aku lari-lariannya sampai ke atas meja demi menghindari dia.

Sebenarnya itu anak kenapa sih?

Masih SD tapi kelakuan kayak kucing birahi. Udah tau cinta-cintaan dan nembak cewek segala. Kan aku takut kalau dia begitu.

Mana tuh anak ada ubannya lagi beberapa helai. Ihhhh, sumpah yaah. Aku ngeri banget kalau liat mukanya. Asli dia itu nyebelin banget.

Semoga aja, besok dia gak sekolah. Biar aku gak perlu lagi lari-larian untuk menghindar dari kejaran dia.

Hmmmm.

Oh iya diary, ada tambahan nih, maaf ya kali ini aku curhatnya agak panjang. Soalnya hari ini aku keselnya double-double.

Jadi, nenek hari ini ngebabu lagi ke rumah anaknya yang durhaka itu. Iya, si Nur itu loh. Tante kejam yang gak punya perasaan itu.

Aku heran banget, kenapa sih nenek selalu aja nurutin apapun maunya si tante Nur itu? Padahal tante Nur udah jahat banget sama dia. Hmmm. Keseeeeel banget pokoknya. Demi masak di rumah tante Nur, nenek sampai gak masakin makanan apa-apa buat aku.

Aaaarrrhhh.

Pokoknya aku sebel banget deh diary. Sumpah sebeeeel banget.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!