Sebuah insiden membawa Dinda Fahira Zahra dan Alvaro Davian bertemu. Insiden itu membawa Dinda yang yatim piatu dan baru wisuda itu mendapat pekerjaan di kantor Alvaro Davian.
Alvaro seorang pria dewasa tiba-tiba jatuh hati kepada Dinda. Dan Dinda yang merasa nyaman atas perhatian pria itu memilih setuju menjadi simpanannya.
Tapi bagaimana jadinya, jika ternyata Alvaro adalah Ayah dari sahabat Dinda sendiri?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf jika ada yang tak sesuai norma. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Empat
"Mami menamparku karena gigolo ini? Mami takut dia tak mau memuaskan Mami lagi?" tanya Vina dengan mata merah karena menahan amarah.
Vina tampak menarik napas dalam. Tak menyangka maminya akan kembali melayangkan tamparan padanya.
"Jaga ucapanmu! Semenjak tinggal dengan Daddy dan sahabatmu itu, kau jadi makin kurang ajar. Kau pikir apa bedanya sahabatmu itu. Rela di tiduri Daddy mu hanya demi uang!" seru Mami Devi dengan suara yang tinggi.
"Jelas beda! Dia menikah dengan Daddy secara resmi setelah Mami dan Daddy berpisah. Daddy juga menikahi Dinda dan dijadikan istri sah, tidak seperti Mami yang hanya menjadikan pria sebagai pemuas napsu dan hanya untuk senang-senang!" ucap Dinda dengan suara tak kalah tingginya.
"Lancang sekali kau!" ujar Mami Devi.
Tangannya terangkat ingin menampar kembali pipi putrinya, tapi tak jadi karena ada yang menahan. Dia melihat siapa yang telah memegang tangannya dengan kuat. Dia merasakan sakit.
"Jangan pernah kau menyentuh pipi putriku!" seru Daddy Alvaro.
Vina terkejut dengan kehadiran sang Daddy. Begitu juga dengan Mami Devi. Doni yang tadi berdiri di samping wanita itu tampak sedikit mundur. Mungkin karena takut. Atau juga karena merasa malu telah menjadi bahan pertengkaran mereka.
Vina melangkah mendekati sang Daddy. Memeluk lengannya dengan manja. Dia seperti anak kecil yang ingin mengadu pada sang ayah karena baru dimarahin ibunya. Alvaro mengecup pucuk kepala sang putri. Dia memang sangat menyayangi anaknya itu.
"Siapa pria ini? Kenapa ada di kamar putrinya dengan hanya bertelanjang dada?" tanya Alvaro dengan suara ketus.
"Dia tadi tidur di atas ranjang ku. Aku tentu saja tak terima, Daddy. Tapi saat kau marahi pria itu, Mami tak terima," ucap Vina mengadu.
"Siapa yang mengizinkan kamu masuk kamar putriku?" tanya Alvaro dengan nada penuh penekanan.
"Aku yang mengizinkan! Kamu mau apa? Ini rumahku, apa kamu lupa jika ini telah menjadi milikku sejak kita berpisah. Jadi siapa saja boleh masuk ke rumah ini, jika aku mengizinkan!" seru Mami Devi.
Tanpa ada yang menduga, tangan sang Daddy melayang ke pipi sang mantan istri. Meninggalkan tanda kemerahan. Mami Devi memegang pipinya yang terasa memanas.
"Aku memang telah memberikan rumah ini untukmu. Tapi bukan berarti kau berhak memasukan gigolo mu ke rumah ini untuk berzina, apa lagi sampai masuk kamar anak gadismu. Pakai otakmu buat mikir!" teriak Alvaro.
Alvaro lalu mendekati pria itu, dan tanpa di duga pria itu melayangkan bogem mentah ke wajah Doni sehingga darah segar menetes dari sudut bibirnya.
Pria itu sedikit terhuyung kebelakang. Saat Alvaro ingin melayangkan kembali bogem mentahnya ke wajah Doni, tapi dihalangi sang mami sehingga mengenai wajahnya.
"Mami ...," ucap Doni. Dia memeluk tubuh wanita itu yang terhuyung.
"Aku akan melaporkan kau dengan pasal tindakan kekerasan!" seru Mami.
"Aku juga akan melaporkan simpananmu itu atas tindakan tidak menyenangkan. Mari kita bertemu di kantor polisi!' ujar Alvaro.
Mami Devi hanya diam. Begitu juga dengan Doni. Alvaro kembali mendekati pria itu. Dan tanpa di duga, dia meninju perutnya hingga kembali terhuyung. Dan kali ini dia tersungkur ke lantai. Alvaro kembali menendang tubuhnya.
Mami Devi yang melihat Doni sudah babak belur, mendekati pria itu dan memeluknya. Alvaro terpaksa mengakhiri tendangannya.
"Keluar sekarang juga atau kau mati di sini!" teriak Alvaro.
"Kau keterlaluan Alvaro. Jika kau boleh bermain dengan gadis muda, kenapa aku tak boleh. Aku dan Doni juga saling mencintai!" seru Mama Devi.
Rupanya rasa suka pada pria itu membuatnya menjadi tak ada rasa malu. Mengakui rasa cintanya di hadapan sang putri dan mantan suaminya.
"Aku tak melarang mu menikah dengan pria mana pun, baik tua atau pun muda. Tapi menikahlah, jangan hanya untuk main-main dan kesenangan semata. Usiamu tidak muda lagi. Bukan saatnya untuk bermain. Jika memang kau mencintai pria itu, aku temani kau menikah sekarang juga!" ujar Alvaro dengan penuh penekanan.
Mami Devi terdiam. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Mulutnya seakan terkunci. Dia lalu memandangi wajah Doni berharap mendapatkan pembelaan.
Namun, bukannya membela Mami Devi, pria itu berusaha berdiri dan melangkah dengan gontai menuju pintu keluar. Namun, saat sampai di ambang pintu, langkahnya terhenti mendengar ucapan Alvaro.
"Kau ... Jangan kemana-mana. Menikah dengan Devi sekarang juga!' seru Alvaro.
"Aku ...?" tanyanya dengan menunjuk dada.
"Siapa lagi kalau bukan kau! Bukankah kau sudah lama berhubungan dengan Devi. Dari pada kalian berzina terus, lebih baik sekarang menikah," jawab Alvaro.
"Aku tak siap menikah. Aku mau selesaikan dulu kuliahku! Aku hanya menganggap Mami Devi sebagai ibuku, tak lebih. Bagaimana mungkin aku menikahinya?" tanya Doni lagi.
Mami Devi berdiri dan berjalan mendekati Doni. Tak menyangka jika pria itu akan mengatakan hal itu.
"Apa maksudnya, kamu hanya menganggap ku seperti ibumu?" tanya Mami Devi.
"Maaf, Mi. Aku harus jujur. Aku tak mencintai Mami. Aku hanya menganggap hubungan kita sebagai pekerjaan saja. Mami puas dengan layananku, dan aku dapat bayaran. Kita tak pernah bicara akan menikah' kan?" Doni balik bertanya.
Alvaro dan putrinya saling pandang. Mereka tak tahu harus berkata apa. Cukup terkejut mendengar jawaban Doni, walau hal itu mungkin bisa saja terjadi. Apa lagi Mami Devi tak hanya memakai satu pria.
"Mana ada seorang anak yang meniduri ibunya? Apa kau sudah gila?" tanya Mami Devi dengan suara tinggi. Dia pasti malu dengan mantan suami dan anaknya.
"Mi, dari awal kamu pasti tau jika aku hanya bekerja sebagai pemuas napsu. Dan untuk itu aku berhak mendapat bayaran. Jika aku dituntut menikahi mu, itu terlalu jauh. Jika semua lelaki pemuas di minta bertanggung jawab, berapa wanita yang harus dia nikahi!" seru Doni tanpa ada rasa bersalah.
Mami Devi yang sangat malu dengan mantan suami dan anaknya lalu melayangkan tamparan ke wajah Doni. Dia tahu sebenarnya jawaban dari pria itu benar adanya, tapi dia tak siap jika dipermalukan di depan mereka.
Alvaro lalu menggenggam tangan putrinya. Dengan menggandeng tangan Vina, dia melangkah mendekati kedua orang itu.
"Maaf, aku dan Vina tak mau ikut campur dengan urusan pribadimu lagi. Tapi seperti kataku, jika kau tak sanggup hidup sendiri, menikahlah. Cari pria yang juga siap menikah, bukan laki-laki pemuas napsu saja!" ucap Alvaro.
Setelah itu dia dan Vina kembali mengayunkan kakinya meninggalkan kedua orang itu. Alvaro dan putrinya akan datang kembali besok sore untuk mengambil barang-barang yang diinginkan putrinya yang masih ada di kamarnya.
selesaikan dulu sama yg Ono baru pepetin yg ini
semoga samawa...
lanjut thor...