Zombie Silent
Deskripsi
Tara tinggal disebuah Mansion mewah. Ibu dan ayah bercerai sejak Tara berusia 4 tahun. Sekarang Tara berusia 22 Tahun. Tara sangat menyayangi kedua orangtuanya. Walaupun sekarang ia tinggal bersama sang Ayah. Sejak perceraian itu Tara tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. 2 tahun lalu Ayahnya menikah kembali. Tara sangat membenci istri ayahnya itu, yang sekarang merupakan ibu tirinya. Ibu tirinya berusia 36 tahun. Dan sekarang tara sudah memiliki adik berusia 7 tahun. Tara membenci ibu tirinya dan tidak menyukai adik tirinya tersebut. Singkat cerita di kota H, tempat tara tinggal tiba-tiba terinfeksi virus aneh yang membuat siapa pun yang terinfeksi akan berubah jadi zombie. Kota H pun diisolasi. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kota itu, maupun yang keluar. Tanpa disadari seluruh kota lainnya pun ikut terinfeksi. Bagaimana nasib tara dan keluarga bertahan? Apakah akan baik-baik saja? Dengan keadaan kota yang sangat berantakan dan penuh zombie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YooLid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Ibu tara melihat beberapa zombie berada disekitaran sekolah jack, ia sekarang berada di belakang sekolah jack. Ia terus mengintai pergerakan zombie-zombie itu, begitu banyak anak-anak yang terinfeksi virus zombie. Ia mencoba mencari cara untuk bisa masuk ke dalam, tetapi banyak sekali zombie yang berkeliaran.
Saat itu ia juga mendengar dua kali ledakan dari arah sekolah jack. Khawatir dan takut menghantuinya, ia takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak terhadap anak-anaknya. Saat ledakan terjadi ia langsung teringat tara dan shone, karena terakhir tara mengirim pesan bahwa ia sudah berada didepan sekolah jack. Ia panik, keringatnya mengalir membasahi tubuhnya. Ia berhenti sebentar mendudukkan dirinya untuk mengumpulkan kesadarannya kembali. Ia sudah dekt tetapi ia semakin ketakutan, semenjak bertemu keluarga di perumahan tadi ia menjadi penakut dan sedikit hilang harapan. Ia terus termenung dan mencoba menenangkan dirinya. Ia mencoba untuk minum dan mengatur pernafasannya.
Beberapa saat kemudia Ibu tara menerima pesan dari tara bahwa ia dn shone sudah berada didalam sekolah jack dan sekarang sedang bersembunyi diruangan penyimpanan alat kebersihan. Ia pun membalas pesan dari putrinya itu,
"IBU JUGA SUDAH BERADA DI SEKITARAN SEKOLAH JACK, TETAPI BELUM BISA MASUK KEDALAM. MAAF IBU TERLAMBAT, IBU AKAN SEGERA TIBA. TETAP WASAPADA DAN BERHATI-HATI." Pesan ibu tara. Disimpannya kembali hpnya, ia berjongkok bersembunyi dibalik semak-semak. Ia sedikit lega saat membaca pesan dari tara. Ia kembali mengumpulkan tenaga dan kesadarannya untuk bergerak kembali. Ia mengendap-endap hingga ia sampai di pagar lapangan belakang sekolah jack. Ia merasa tak tega jika harus membunuh anak-anak kecil yang sudah berubah menjadi zombie itu.
Diambilnya botol minuman cola dari tasnya, yang tadinya ia akan memberikan kepada jack sekarang ia gunakan untuk memancing perhatian para zombie. Dibukanya sedikit tutup botol kaleng itu, lalu dikocoknya agar gas didalam minuman cola itu bereaksi. Lalu dilemparnya ke ujung lapangan tennis disana. Botol minuman cola itu terlempar dan mengenai lapanagan, suara botol itu berhasil menarik perhatian zombie-zombie disana. Dan gas yang sudah bereaksi membuat botol minuman itu bergerak dan berputar-putar.
Karena penutup botolnya sudah ibu tara buka sehingga gas yang keluar mendorong botol menjadi bergerak berputar-putar, seakan seluruh gas yang ada didalam botol ingin keluar. Saat zombie-zombie itu berlari ke arah botol, ibu tara segera berlari ke dalam gedung sekolah jack. Rencana ibu tara berhasil dan dengan lancar ia dapat masuk ke dalam gedung sekolah dengan aman. Dicarinya dengan teliti ruangan tempat tara dan bersembunyi.
Dilihatya setiap ruangan satu persatu dan masih belum menemukannya. Nafasnya terdengar berat dan ngos-ngosan. Sampai akhirnya ia melihat ruangan dengan pintu merah dengan tulisan
"Ruang Penyimpanan Alat Kebersihan." Ia menarik nafas panjang dan segera membuka pintu itu. Dan ia melihat tara dan shone didalam ruangan itu. Ia melihat shone yang sedang mengantuk dan hampir tertidur. Sedangkan tara sedang meringkuk dilantai. Shone seketika terbangun dan merasa senang. Namun ia melihat ibu tara melihat ke arah tara seperti khawatir. Shone segera memberi isyarat bahwa tara sedang tidur. Ibu tara menutup pintu agar aman. Firasatnya mengatakan bahwa tara tidak sedang baik-baik saja. Ibu tara lalu melihat ke arah shone, menatapnya seperti meminta penjelasan. Shone segera mengambil kertasnya dan mulai menulis.
"AKU SANGAT KHAWATIR DENGAN TARA." Tulis shone.
"Kenapa dengan tara? apa dia terluka? apa ada zombie yang melukainya?" tanya ibu tara lagi. Shone mengangguk dan menulis kembali, namun ibu tara terkejut dan semakin khawatir.
"PUNGGUNGNYA TERLUKA SAAT MELAWAN MEREKA, LEBAM KARENA TERHEMPAS KE UJUNG MEJA." Jelas shone. Ibu tara dengan segera membuka bajunya tara, melihat punggung tara. Tara terkejut dengan tindakan ibunya itu.
"Ya Tuhan, kau baik-baik saja nak? apa ini sakit? nanti kita mencari toko obat untuk mengobati punggungmu. Pasti masih nyeri kan?" tanya ibu tara.
"Masih nyeri dan ngilu. Tapi aku baik-baik saja, aku hanya istirahat sebentar mengumpulkan tenagaku kembali." Jawab tara. Ibu tara meniup-niup punggung tara dan menutup punggungnya kembali. Ia sangat khawatir melihat keadaan tara namun ia tak ingin berlebihan menunjukkan perasaannya.
Karena tara tidak akan menyukai itu, bisa-bisa tara akan marah. Jadi ia mencoba tenang namun ekspresi wajahnya tak dapat bohong. Shone melihat ibu dan anak itu merasa sedih dan sedikit cemburu. Tara dan ibunya menyadari hal itu. Shone terlihat cemberut, mata dan hidungnya terlihat merah. Tampak jelas bahwa shone menahan tangisannya.
"Kau kenapa? apa kamu juga sakit?" tanya ibu tara.
"Apa kau terluka? Dimana-dimana?" tanya tara juga khawatir. Mereka berdua sibuk melihat badan shone, mencari luka yang membuat anak kecil itu menangis. Tapi shone hanya terdiam dan menghapus air matanya. Tara mendekatkan wajah ke shone.
"Kenapa? Ada apa? Coba ceritakan." ucap tara lembut. Ibu tara juga mengelus kepala shone dengan lembut. Shone mengambil kertasnya dan menulis,
"AKU HANYA RINDU IBUKU, AKU TAK PERNAH DISAYANG OLEH IBU. IBU TAK SAYANG PADA SHONE." Ibu tara menatap tara dan tara hanya menatap shone.
"Ibumu pasti sangat menyayangi shone." ucap tara. Shone menggelengkan kepalanya.
"AKU TAK PERNAH DIPELUK IBU, JUGA TAK PERNAH DISAYANG IBU." tulisnya lagi. Curahan hati yang ia tuangkan dalam tulisan itu membuat mereka ikut sedih dan tak tahu harus berbuat apa.
Tara juga yang merasakan hal yang sama, ia jadi termenung dan teringat ibu dan ayahnya yang berpisah. Semenjak orangtuanya berpisah, ia tinggal bersama ayahnya dan tak pernah melihat ibunya lagi. Bahkan kabarnya pun tak pernah ia dengar, ibunya benar-benar menghilang. Ibu tara melihat tara termenung, ia segera memeluk shone.
"Kau mau jadi anakku? Kau bisa menganggap aku seperti ibumu." Tanya ibu tara. Shone melihat ibu tara dengan wajah tak percaya.
"Yaa... Kau mulai sekarang adalah anakku." Ucap ibu tara lagi. Ekspresi wajah shone mulai berubah, tara yang mendengar perkataan ibunya tak percaya.
"Mulai sekarang aku adalah ibumu, Ibumu bernama Elsa. Kakakmu bernama Tara, dan Abangmu bernama Jack. Mulai sekarang kita adalah keluarga. Jadi kita harus saling menjaga dan melindungi." Jelas ibu tara. Tara melihat ibunya dengan perasaan senang, sepertinya ia mulai menyukai ibu tirinya itu.
"Kita sebagai keluarga harus saling peduli dan saling menuntut. Jangan biarkan keluarga kita berantakan, Ok?" tanya ibu tara dengan tersenyum terhadap shone yang sekarang sudah berada dipangkuannya. Shone menggerakkan mulutnya ingin berbicara, ia mencoba memanggil Ibu.
"I...." shone berusaha dengan gagap dan nafasnya terasa sesak.
"Ibu" Ucap ibu tara dengan tersenyum melihat shone. Shone anak balita itu terlihat senang dan tersenyum bahagia. Tara yang melihat shone juga ikut bahagia.
____
"Jack berada diruangan guru, kita harus kesana menjemputnya lalu pergi dari sini. Dari kota ini. Karena 2 hari lagi kota ini akan dijatuhkan bom." Jelas ibu tara. Mereka perlahan membuka pintu berjalan menuju lantai dua, ke ruangan guru. Ibu tara menggendong shone karena ia melihat shone sudah sangat kelelahan.
Tara berada didepan dengan memegang kedua pisaunya. Mereka mendengar suara zombie didaerah tangga. Tara menyuruh ibunya untuk berhenti sedangkan ia melangkah maju melihat keadaan terlebih dahulu. Ternyata suara itu berasal dari zombie yang terjeput di pinggiran tangga. Tara menusuk leher zombie itu agar tak berisik, lalu disuruhnya ibunya dan shone untuk berjalan maju.
Mereka melihat kiri dan kanan lorong lalu berjalan kembali. Didepan pintu ruang guru, tara melihat banyak darah dan menggenang. Ia melirik ke dalam ruang guru dan membuka pintu, lihatnya ruangan itu sangat berantakan.
"Jack ..... jack....." Tara memanggil adiknya itu dengan suara pelan. Tak mendapat jawaban, ia lalu menggeledah ruangan itu sedangkan ibunya berjaga didepan pintu. Tara terus mencari, dilihatnya disetiap bawah meja dan lemari tetapi tak menemukan jack. Ia menggeleng ke arah ibunya, memberi tanda bahwa jack tidak ada.
Ibunya mulai panik dan tara mengambil hpnya, memanggil jack. Jack segera menjawab dari kejauhan.
"Kau dimana? kami sudah diruangan guru, tapi kau tak ada." tanya tara. "Aku diujung lorong lantai 2, diruangan seni. Masih banyak anak-anak yang selamat." Jawab jack.
"baiklah, kau jangan kemana-mana lagi. Tunggu kami disana." Ucap tara sedikit kesal.
"Dia dimana" Tanya ibu tara.
"Dia diruangan seni bersama beberapa anak yang masih selamat." Jawab tara. Mereka pun segera berjalan menuju ruangan seni yang jack maksud.
Mereka bertiga berjalan dengan buru-buru karena tak ingin zombie-zombie itu kembali dan mereka harus segera keluar dari sekolah itu. Tiba didepan ruangan seni, tara segera membuka pintu ruangan itu tetapi terkunci. Jack dan teman-temannya mengunci pintu untuk berjaga-jaga. Pintu terbuka dan mereka melihat beberapa anak yang masih bertahan termasuk jack. Ibu tara menurunkan shone dan langsung memeluk jack, begitu juga dengan jack. Mereka berpelukan dan saling menangis.
Sedangkan tara hanya terdiam melihat mereka. Lalu tara memalingkan wajahnya dan menyapa anak-anak lainnya.
"Kalian baik-baik saja?" Tanya tara. Anak-anak itu hanya terdiam dan ada seorang anak yang memegangi perutnya. Tara meyakini bahwa anak-anak ini kelaparan. Shone dengan segera membuka tasnya dan mengeluarkan semua makanan yang ada di tasnya. Anak-anak itu sangat senang melihat ada makanan, namun mereka tak berani mengambilnya karena belum dipersilahkan.
"Ayo ambillah, kalian pasti lapar. Ayo ayo." Suruh tara. Anak-anak itu pun segera mengambil makanan itu dan melahapnya dengan cepat. Jack juga kelaparan namun makanan yang ada sudah habis. Ibu tara mengambil beberapa makanan dari ranselnya juga. Jack makan dengan lahap bersama dengan anak-anak lain.
"Kita harus segera pergi dari tempat ini". ucap ibu tara. Shone sedang tertidur dikaki tara, ia sangat nyaman bersama dengan tara. Tara pun membangunkan shone dengan lembut. Shone terbangun dan mereka segera berdiri. Ibu tara juga berdiri bersiap-siap.
Mereka mengeluarkan senjata mereka, bahkan shone juga. Jack dan anak-anak lain terkejut.
"Apa boleh anak kecil menggunakan pisau? itu kan benda tajam dan berbahaya." Ucap roy.
"Dia sudah ahli. dia dapat menggunakan pisau itu untuk melindungi dirinya" Jawab tara.
"Ibu, senjataku mana? aku juga harus melindungi diriku." ucap jack.
"Kau jangan aneh-aneh, bisa saja kau nanti membahayakan kita." jawab ibu tara. Jack cemberut kesal.
"apa kalian ikut?" tanya ibu tara kepada anak-anak lain. anak-anak itu terdiam.
"Aku juga akan menunggu ayah dan ibu disini saja." ucap salah satu perempuan. Anak-anak lain menangguk.
"Tapii... apa kalian yakin mereka akan datang?" tanya ibu tara lagi.
"Sepeti jack, keluarga kami juga tak akan membiarkan kami disini. Mereka pasti akan menjemput dan menyelamatkan kami." Ucap roy.
"Baiklah kalau itu mau kalian, kami akan pergi terlebih dahulu." Ucap ibu tara.
"Kenapa? mereka tidak boleh tinggal, itu berbahaya." Ucap tara kesal.
"Kita tidak bisa memaksa mereka. Dan juga waktu sudah kepepet jika kita menunggu keluarga mereka untuk datang." jelas ibu tara. Tara sedikit kesal dan tidak setuju dengan keputusan ibunya.
Tapi ada benarnya juga. Ibu tara (elsa), tara, jack dan juga shone meninggalkan anak-anak itu. Mereka juga merasa kasihan dan tidak tega, namun mereka tak ada pilihan dan juga tidak bisa memaksa anak-anak itu untuk ikut.
jangan lupa kunjungi ceritaku juga
barang kali minat