NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Yang mau liat ilustrasi bisa ke IG : n1.merena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mahkota Ungu.

Aku bergumam tertarik, "Oh..." Akar-akar pohon yang tadinya diam kini mulai mengikat tubuh para peserta yang tak sadarkan diri. Mereka terbungkus rapat, tetapi dengan lembut, seperti tangan besar hutan yang melindungi mangsanya.

"Sungguh cara yang tidak terduga," ujarku, sebuah senyuman sinis terbentuk di wajahku. Akar-akar itu perlahan mengangkat tubuh mereka ke udara, seakan menghisap mereka ke dalam kegelapan lebat hutan ini. Di sana, mereka lenyap, seakan ditelan oleh alam liar itu sendiri.

"Selanjutnya, giliranku..." gumamku, merasa penasaran. Namun, berbeda dari sebelumnya, tidak ada akar yang datang untuk menyentuhku. Sebaliknya, pepohonan di sekitar mulai bergerak, perlahan membelah diri, membuka jalan di hadapanku.

"Haha... ini menarik," aku tertawa, menghela napas puas. Tak ada keraguan, hanya rasa penasaran dan kepercayaan bahwa apapun yang terjadi, aku akan memegang kendali.

Tanpa ragu, aku melangkah maju mengikuti jalan yang disiapkan oleh alam itu sendiri. Hawa di sekelilingku terasa berubah; angin hutan yang dingin mulai menghangat, seakan menyambutku dengan perlahan.

Tak lama kemudian, aku tiba di sebuah tempat yang membuatku terkejut. Di balik hutan yang kelam dan menyeramkan, terbentang sebuah pemandangan yang menakjubkan. "Haha... benar-benar luar biasa." Sebuah air terjun megah mengalir deras dari tebing tinggi, memancarkan cahaya halus di bawah sinar bulan. Di sekelilingnya, rerumputan hijau dan bunga-bunga liar bermekaran, tumbuh dengan indah, menciptakan harmoni yang kontras dengan kegelapan hutan.

Naluriku, bahkan darahku, seakan memaksaku untuk bergerak mendekati air terjun. Rasanya seperti panggilan yang tak bisa kutolak, suara yang memerintah dari kedalaman jiwaku. "Sepertinya ini bukan hanya naluri..." bisikku.

Tanpa berpikir panjang, aku melangkah masuk ke dalam air terjun. Tetesan airnya dingin dan keras, menghantam tubuhku dengan kekuatan besar, seakan menguji ketahanan fisikku. Airnya begitu deras hingga hampir membuatku kehilangan keseimbangan, tetapi aku terus maju, tubuhku kini basah kuyup.

Di balik air terjun, aku menemukan sebuah gua besar. Dinding-dinding gua dipenuhi dengan aksara kuno yang tak pernah kulihat sebelumnya, terpahat rapi di permukaannya. Aura misterius membaur dengan aroma lembap khas gua, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk meremang.

Aku melangkah lebih dalam, terpesona dan juga penuh rasa ingin tahu. Di ujung gua itu, di atas sebuah altar batu yang penuh dengan ukiran-ukiran misterius, terletak sebuah mahkota kecil berwarna ungu gelap. Cahaya rembulan yang terpantul dari air terjun seakan memberi mahkota itu kilauan magis. Di atasnya, tampak setetes darah segar yang menetes pelan, memberi kesan mistis yang menyeramkan.

"Mahkota ini..." Aku bergumam sambil mengamati dengan seksama. Mahkota itu memancarkan aura yang berat dan kuat. Darah di atasnya seolah menjadi segel yang mengunci kekuatan dahsyat di dalamnya.

"Apakah ini semacam ritual Nightshade?" tanyaku pada diri sendiri. Aku mendekat dan mengulurkan tangan, mencoba mengangkat mahkota itu. Namun, begitu aku menyentuhnya, mahkota tersebut terasa seberat gunung. Aku mencoba menggunakan kedua tanganku, tetapi tak ada yang berubah. Mahkota itu tetap diam, tak bergeming, seolah-olah terikat oleh kekuatan yang tak terlihat.

"Apa yang harus kulakukan?" Aku mulai merasa frustrasi.

Tiba-tiba, aksara-aksara kuno di dinding mulai bergerak. Mereka melayang di udara, membentuk tulisan yang dapat kubaca. Selamat Datang Pewaris Selanjutnya.

Mataku menyipit, penuh kehati-hatian. "Apa yang harus kulakukan?" tanyaku, suaraku lirih namun tegas.

Tulisan itu perlahan-lahan berubah lagi, memberikan instruksi: Teteskan darahmu di atas mahkota ini, dan serahkan sisanya pada takdir.

Tanpa banyak pertimbangan, aku menurutinya. Dengan cepat, kugigit jariku hingga mengeluarkan darah. Aku meneteskan darahku di atas mahkota ungu itu, tepat di tempat darah yang sudah ada sebelumnya.

Begitu darahku menyentuh mahkota, benda itu bergetar keras, memancarkan sinar ungu yang menyilaukan. Cahaya itu begitu terang hingga membuat mataku pedih. "Apa yang sedang terjadi?" bisikku sambil menutup mata, mencoba melindungi diriku dari intensitas sinar tersebut.

Saat aku membuka mata, mahkota yang tak dapat kugerakkan tadi kini melayang di udara. Getarannya semakin kuat, dan tiba-tiba, tanpa peringatan, mahkota itu membelah diri, melesat menuju jantungku dengan kecepatan yang mengerikan.

Aku tersentak kaget, mencoba melawan secara reflek, tetapi tidak ada gunanya. Mahkota itu menembus tubuhku dengan mudah, langsung menghantam jantungku. "Apa ini?" tanyaku, napasku tersengal-sengal, namun pertanyaanku tak pernah mendapat jawaban.

Perlahan, tubuhku terasa hangat, dan sensasi aneh menyebar dari dadaku. Rasanya seperti kekuatan yang asing, tapi sekaligus akrab. Jantungku berdetak cepat, lalu melambat, hingga akhirnya kembali normal. Mahkota itu kini telah menyatu denganku, menjadi bagian dari diriku.

Ketika aku menatap kembali ke altar, mahkota yang tadi melayang kini kembali ke posisinya semula, seolah tak pernah bergerak. Cahaya ungunya memudar, dan keheningan melingkupi gua sekali lagi.

Namun, di dalam diriku, aku tahu segalanya telah berubah. Sesuatu yang lebih kuat, lebih gelap, telah terbangun dari dalam diriku.

1
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
aku bayangin kalo orion badan sebesar kek jugernaut terus si daren badan kek kapten amerika
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
udah okeee
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
banyak ide bisa ditemuin author, dunia nyata, novel lain dengan berbagai variasi dan fanfic, animasi, komik
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
author belajar dari mana menguras emosi pembaca🗿
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
kakeknya dialong cmn 1 kata🗿
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
slashhh
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
sial di kasih adegan jeruk asam
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
baca nopel suapaya tidur malah dikasih asupan menyenangkan, mana dah jam 5 pagi ini🗿
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
Hohooo menarik menarik
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
ronan secara tak langsung termasuk pangeran sepertinya🗿
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
owlaah.....🗿 untung pangeran pertama bersih
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
gak tanya dia/curiga sama pangeran tadi
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
curiga
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
joging
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
kenapa gak rencanain kematian palsu buat bawa kabur ibunya
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
nicee, menyentuh banget. harusnya di tambah dengan "dalam hati ronan (aku akan menghancurkan kekaisaran karena memperlakukan ibu ku dengan buruk)"😆
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
kalo pamanya itu yg jagain ibunya, terus pamannya kok balik🤔
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
kalo nopel lain alasan sihir api buat masak makanan pasti ngeluh🗿
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
keren
[ O 5 - 8 ] Mr. Rax
aku menyebutnya :
the darkest mana
shadow mana

masih ada lagi tapi 2 itu aja cukup
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!