Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJODOHAN!
..."Definisi jodoh emang nggak akan kemana ya"...
...~ Daren Alpheus Zorion ~...
Los Angeles, Amerika Serikat.
Flashback on
Dua minggu yang lalu.
Arzhelio mendapat telfon dari sang Papi untuk ke LA karna ada hal penting yang akan mereka bicarakan.
Mansion Rodriguez.
Saat ini Arzhel dan seluruh keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga setelah mereka makan malam.
Sudah lima belas menit mereka berkumpul di ruang keluarga, tapi tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka semua hanya diam, dan saling memberi kode untuk memulai pembicaraan.
Edgar memberi kode melalui matanya pada sang putra untuk mulai berbicara, Nathan yang mengerti kode dari sang Papi hanya menggeleng.
Edgar mendengus atas respon putranya, sedangkan kedua Nyonya besar keluarga Rodriguez bersikap biasa saja tidak peduli dengan Edgar dan Nathan yang saling melempar tatapan tajam.
Arzhel jengah melihat Papi dan Abuelonya saling melempar tatapan tajam.
"Ekhmm..." Arzhel berdehem.
"Jadi apa alasan Papi menyuruhku ke sini?" tanya Arzhel dingin.
"Hm i-itu anu, boy. Abuelo'mu mengatakan dia ingin membicarakan sesuatu padamu, Abuelo yang meminta Papi untuk menghubungimu. Jadi kamu tanyakan saja padanya, Abuelo yang merencanakan hal ini bukan Papi," jawab Nathan gugup.
Edgar yang mendengar ucapan Nathan melotot. 'Anak durhaka, dia melemparkan semua kesalahan padaku,' kesalnya dalam hati.
"Jadi?" tanya Arzhel menatap Edgar.
Edgar menghela nafas, dia melirik istrinya untuk meminta bantuan agar membantunya menjelaskan pada Arzhel namun Arcilla pura-pura tidak melihat Edgar.
Edgar menatap Nathan dan Krystal, tapi keduanya juga mengalihkan pandangannya.
"Abuelo?" panggil Arzhel dingin.
Edgar menghela nafas kasar. "Kamu lihat dan baca ini sendiri," ucapnya memberikan dokumen pada Arzhel.
Alis Arzhel berkerut, tapi dia tetap mengambil dokumen dari tangan Edgar.
Arzhel membuka dokumen itu, keluarga Arzhel menatapnya dengan perasaan gugup. Mereka semua khawatir akan reaksi Arzhel terhadap isi surat perjanjian itu.
Arzhel membaca dokumen yang ada di tangannya, kurang lebih lima menit lamanya dia begitu serius melihat dan membolak balikkan isi surat perjanjian itu dengan wajah serius.
Arzhel mengangkat kepalanya. "Aku menerima perjodohannya!" ucapnya dengan tegas.
Semua anggota keluarga Arzhel terkejut mendengar perkataan kutub utara itu.
"K-kamu serius?" tanya Nathan kaget.
"Iya," jawab Arzhel dingin.
"Kamu serius menerima perjodohan dengan cucu Tuan Edrick?" tanya Krystal memastikan ucapan putranya.
"Iya Mami, aku mau," tegas Arzhel.
"Kenapa kamu dengan mudah menerimanya?" tanya Arcilla heran dengan respon Arzhel.
Arzhel tersenyum tipis sangat tipis.
"Dia adalah gadis kecilku," jawab Arzhel mengangkat foto kecil Sheina.
Sheina?
Iya, ternyata gadis yang akan dijodohkan dengan Arzhel adalah Sheina, cucu dari sahabat Edgar. Perjodohan mereka berdua ternyata sudah diatur sejak mereka lahir, dan itu adalah perjanjian antara mendiang Kakek buyut Arzhel dan Sheina sebelum mereka meninggal.
Bahkan disurat perjanjian itu terdapat cap kaki dan tangan bayi, yang tidak lain adalah cap kaki dan tangan milik Arzhel dan Sheina waktu mereka bayi.
"Gadis kecil?" tanya Alzian.
"Iya Bang, Sheina gadis kecil yang pernah gue ceritain sama lo, gadis kecil yang selama ini gue cari. Dia juga, gadis yang mendonorkan darahnya buat gue 2 tahun lalu saat kita melakukan misi di Itali," jelas Arzhel pada keluarganya.
Keluarga Arzhel terkejut mendengar jawaban Arzhel.
Mereka tau kalau Arzhel memang selama ini selalu mencari tau soal gadis kecilnya, dan juga gadis yang pernah menolongnya yang ternyata adalah orang yang sama.
Dua tahun lalu Arzhel pernah melakukan misi bersama kedua kakaknya dan para sahabatnya, saat itu dia terkena luka tembak yang lumayan parah, yang membuatnya kehilangan banyak darah.
Golongan darah Arzhel sangatlah langka, bahkan dalam keluarganya hanya dia yang memiliki golongan darah Rh-null.
Saat itu Sheina yang kebetulan ada di sana menawarkan diri untuk mendonorkan darah, tapi saat itu Sheina menggunakan topeng di wajahnya makanya tidak ada yang mengenalinya.
Setelah Sheina mendonorkan darahnya pada Arzhel, dia langsung pergi dari sana. Arzhel selama ini selalu mencari keberadaan Sheina.
"Wah, Abuelo senang sekali mendengarnya. Mediang Kakek Jack akan sangat bahagia, karna keinginan terakhirnya bisa terkabul," ucap Edgar dengan bahagia mendengar jawaban Arzhel.
"Kalau begitu, kita harus lakukan pertemuan segera dengan keluarga Edrick untuk membicarakan soal pertunangan kalian," tambah Edgar.
"Tidak Abuelo, jangan sekarang," kata Arzhel.
"Loh, kenapa boy?" tanya Nathan heran.
"Aku mau mendekati Sheina dengan pelan-pelan, aku mau dia menerimaku karna keinginannya sendiri, benar-benar tulus dari hatinya, bukan karna perjodohan ini," jelas Arzhel.
"Aku tidak mau, dia menerimaku dengan keadaan terpaksa," tambah Arzhel dingin.
Semua anggota keluarganya mengangguk mengerti mendengar ucapan Arzhel.
"Baiklah kalau begitu, boy," jawab Nathan.
"Apa gadisku sudah tau soal perjodohan ini?" tanya Arzhel menatap Edgar.
"Gadisku?" tanya Elzion.
Arzhel mengangguk.
"Wah, kayaknya lo udah mengklaim dia sebagai hak paten ya," ucap Elzion.
"She is mine!" tegas Arzhel dingin.
(Dia milikku)
Nathan tersenyum smirk mendengar ucapan anaknya, 'Dia memang putraku!' ujarnya dalam hati.
Arzhel menatap Edgar untuk meminta jawaban atas pertanyaan sebelumnya.
"Edrick mengatakan dia belum memberitahu Sheina soal ini, dia takut cucu kesayangannya kabur," jawab Edgar.
"Kabur?" tanya Arcilla.
Edgar mengangguk. "Iya, Edrick bilang 1 tahun yang lalu. Dia, dan keluarganya pernah ngeprank Sheina waktu dia ulang tahun. Saat itu Sheina sangat kesal karna dikerjain oleh keluarganya, dia menghilang selama 1 bulan lamanya," jawabnya.
"Hal itu membuat semua keluarga Edrick kewalahan mencari keberadaan Sheina, Edrick bilang kalau Sheina itu memiliki otak yang genius, dia sangat pandai bersembunyi bahkan Edrick sendiri tidak bisa meretas keamanan yang gadis cantik itu buat," tambah Edrick menjelaskan pada keluarganya.
"Wah cocok dong sama, Ar," ucap Elzion.
"Iya, kau benar," jawab Edgar.
"Abuelo beritahu Tuan Edgar, dan keluarganya, aku ingin bertemu dengan mereka," kata Arzhel.
"Loh, bukannya kamu nggak mau mengadakan pertunangan sekarang. Lalu kenapa kamu mau menemui Edrick?" tanya Edgar bingung.
"Aku mau mengatakan pada mereka untuk tidak memberitahu soal perjodohan ini pada Sheina, aku juga mau meminta izin sama mereka untuk mendekati Sheina," jelas Arzhel.
"Mungkin, keluarga Sheina juga akan memberikan ujian padaku, Abuelo tau sendiri kan. Sheina adalah berlian tersembunyi keluarga Wulgros, yang artinya siapa pun yang akan menjadi pasangannya pasti harus ikut ujian dulu sebelum memiliki Sheina, itu adalah aturan yang dibuat keluarga mereka," tambah Arzhel.
"Aku ingin melakukannya sekarang, mumpung aku lagi libur," lanjut Arzhel
Mengangguk mendengar penjelasan cucunya. "Kapan kamu akan menemui mereka?" tanya Edgar.
"Malam ini, aku akan berangkat ke Rusia," tegas Arzhel dingin.
"Baiklah, Abuelo juga akan ikut denganmu," ucap Edgar.
"Papi juga akan ikut," tambah Nathan.
"Aish... aku juga ingin ikut, tapi aku besok harus mengunjungi panti asuhan, padahal sudah lama aku tidak bertemu dengan Maira," kata Arcilla.
"Mami benar, aku juga sudah lama tidak bertemu Alexa. Sayangnya besok kita ada acara bakti sosial, yang tidak bisa dibatalkan," lanjut Krystal cemberut.
Orang tua Arzhelio dan orang tua Sheina bersahabat dari kecil, begitu pun dengan Kakek mereka.
"Abuelo, Kenapa ada rumor yang mengatakan kalau keluarga Wulgros dan Rodriguez itu bermusuhan?" tanya Arzhel.
Edgar yang mendengar pertanyaan cucunya tertawa kecil.
"Itu adalah rumor yang sengaja disebar mendiang Kakek Jack, seperti yang kamu tau keluarga kita berhubungan dengan dunia bawah, sedangkan keluarga Wulgros berasal dari keluarga kemiliteran," jelas Edgar.
"Apalagi keluarga kita menempati posisi pertama sebagai keluarga terkaya, sedangkan keluarga Wulgros menempati posisi kedua. Begitu banyak musuh yang ingin menghancurkan kedua keluarga," tambah Edgar.
"Jika musuh-musuh kita mengetahui bahwa dua keluarga bersahabat maka itu akan berbahaya bagi keduanya, karna bisa saja musuh keluarga kita, akan mengincar keluarga Wulgros begitu pun sebaliknya. Makanya mendiang Kakekmu sengaja menyebar rumor tersebut," lanjut Edgar.
"Dulu ada musuh keluarga kita yang mencelakai mendiang Kakek buyutnya Sheina. Sejak saat itu keluarga kita dan Wulgros semakin waspada, dan akhirnya Kakekmu menjadikan kejadian itu sebagai alasan bahwa keluarga kita tidak akur dengan keluarga Wulgros," kata Edgar menjelaskan panjang lebar.
"Padahal nyatanya kami baik-baik saja, kami sudah seperti saudara tanpa ikatan darah terutama mendiang Kakekmu dan Kakeknya Sheina, karna hal itulah perjanjian perjodohan itu dilakukan agar membuat kedua hubungan keluarga semakin erat," tambah Edgar.
Arzhel dan keluarganya mengangguk mendengar penjelasan Edgar.
Semua orang memang menganggap bahwa keluarga Rodriguez dan keluarga Wulgros saling bermusuhan, padahal sebenarnya hubungan mereka sangat lah erat. Hal itu semata-mata untuk menjaga keamanan kedua keluarga konglomerat itu.
"Kita berangkat sekarang, pesawatnya sudah siap," ajak Arzhel pada Edgar dan Nathan.
"Baiklah, ayo," jawab Nathan.
"Sampaikan salam ku pada, Alexa," ucap Krystal.
"Aku juga titip salam pada, Maira," ujar Arcilla.
"Baik," jawab Edgar dan Nathan bersamaan.
"Kami berangkat," pamit mereka bertiga.
"Hati-hati," ucap Alzian.
Flashback off
***
Markas The King Devil's
Semua anggota inti sedang berkumpul di ruangan pribadi mereka termasuk Arzhel.
"Bagaimana kabar Abuelo dan Abuela?" tanya Kenzo.
"Baik," jawab Arzhel dingin dan singkat.
"Sudah lama gue nggak ketemu sama Abuelo," ucap Daren.
"Lo benar juga, semenjak kita pindah ke Indonesia kita nggak pernah ketemu mereka lagi," tambah Zayden.
"Gue, jadi kangen dilatih sama Abuelo," lanjut Reyhan.
"Lo benar juga, meskipun latihan yang diberikan Abuelo sangat keras dan berat melebihi pasukan militer, tapi karna hal itu juga kita semua bisa seperti sekarang," sambung Bryan.
Kenzo dan Xavier mengangguk mendengar ucapan mereka berempat.
Para sahabat Arzhel memang dilatih langsung oleh Edgar, saat mereka masih berusia 13 tahun, mereka semua dilatih bela diri, bisnis, memanah, berkuda, menembak, dan masih banyak latihan lainnya yang diberikan oleh Edgar pada mereka.
Keluarga mereka semua memang dekat satu sama lain, karna para orang tua mereka bersahabat dari kecil.
"Gue dijodohin," ucap Arzhel dingin.
Ucapan singkat Arzhel mampu membuat semua sahabatnya tersentak kaget, bahkan Daren, Reyhan, dan Bryan yang tadinya akan minum tidak jadi melakukannya, tangan mereka bertiga melayang di udara seperti patung.
Mereka semua mematung mendengar ucapan Arzhel. Meraka menatap Arzhel dengan tatapan sulit diartikan.
"Siapa?" tanya Kenzo.
Arzhel terdiam dia tidak menjawab, dia hanya menghisap rokok miliknya dan menghembuskan asapnya ke atas.
"Jangan bilang, lo dijodohin sama Salsa?" tanya Xavier.
Mendengar pertanyaan Xavier, Arzhel langsung memberikan tatapan tajam pada Xavier.
Glek!
Xavier meneguk ludah secara kasar mendapat tatapan tajam nan mengintimidasi dari Arzhel.
"Gue, sama sekali ngga tertarik sama barang BEKAS!" jawab Arzhel dingin penuh penekanan.
"Lalu siapa cewek yang dijodohin sama lo? Trus gimana sama Sheina? Bukannya lo suka sama Sheina?" tanya Daren beruntun pada Arzhel.
Arzhel tersenyum tipis mendengar nama gadisnya disebut.
Hal itu mampu membuat para sahabatnya saling tatap dengan wajah kebingungan melihat respon dari Arzhel.
"Zhel?" panggil Bryan.
"Dia orangnya!" tegas Arzhel.
"Hah?" Semua nya bingung dengan jawaban ambigu Arzhel.
Seperkian detik Kenzo mulai mencerna dan paham dengan ucapan Arzhel.
"Maksud lo, Sheina adalah gadis yang dijodohin sama lo?" tanya Kenzo yang sudah paham maksud Arzhel.
"Iya," jawab Arzhel.
1 detik
2 detik
3 detik
"WHATTT...." teriak Daren.
Puk!
Reyhan dan Zayden memukul bahu Daren dengan keras karna teriakannya.
"Ssstt... Sakit bege, ngapain lo berdua mukul gue," kesal Daren.
"Salah lo sendiri, ngapain teriak segala," sahut Reyhan.
"Gue kaget lah, dengar ucapan si bos," ujar Daren.
"Telat dodol," cibir Bryan.
"Kan loading dulu bro," celetuk Daren nyengir.
Zayden melirik sinis Daren, "Lo, pikir laptop pake loading segala," cibirnya pada Daren.
"Berisik!" tegur Kenzo.
Semuanya langsung kicep mendapat teguran dari si Pangeran ice itu.
"Sheina tau?" tanya Kenzo.
"Nggak, gue ngelarang keluarganya buat kasih tau dia," jawab Arzhel.
"Loh kenapa?" tanya Xavier heran.
"Gue mau Sheina terima gue atas keinginannya sendiri, tanpa adanya embel-embel perjodohan, gue mau dia terima gue karna memang keinginan tulus dari hatinya bukan karna paksaan dari pihak manapun," jawab Arzhel menjelaskan panjang lebar agar para sahabatnya tidak bertanya lagi.
Mereka semua mengangguk mendengar Arzhel.
"Sejak kapan lo dijodohin sama Sheina?" tanya Bryan penasaran.
"Dari bayi, itu adalah keinginan mendiang Kakek Jack dan Kakek Marco. Bahkan mereka membuat surat perjanjian yang ada cap kaki dan tangan gue sama Sheina waktu bayi sebagai bukti," jawab Arzhel dingin.
"Buset sampai segitunya, definisi jodoh memang nggak akan kemana ya, si bos naksir sama Sheina. Eh tau-taunya mereka dijodohin dari bayi," celetuk Daren terkekeh mendengar jawaban Arzhel.
"Satu lagi, Sheina adalah gadis kecil yang selama ini gue cari, Sheina juga gadis yang telah mendonorkan darahnya 2 tahun lalu saat gue tertembak di Itali," jelas Arzhel dingin.
Para sahabat Arzhel terkejut mendengar penjelasan Arzhel, mereka tentu tahu kalau bosnya selama ini mencari keberadaan dari gadis kecilnya, dan juga gadis yang menolongnya 2 tahun lalu.
Alasan mereka pindah ke Indonesia juga, karna mereka mencari keberadaan gadis yang menolong Arzhel 2 tahun lalu.
"Serius bos?" tanya Zayden memastikan.
Arzhel mengangguk.
"Akhirnya, pencarian kita selama ini terbayar sudah, itu artinya sebentar lagi kita akan punya Bu Ketu, dong," jawab Xavier lega.
Sahabat Arzhel mengangguk membenarkan ucapan Xavier.
Arzhel tersenyum tipis mendengar ucapan Xavier.
'Ai, You are mine baby,' kata Arzhel dalam hati.
Arzhel sangat bahagia saat dia mengetahui fakta bahwa dirinya dijodohkan dengan gadis yang dia cintai, gadis yang memang selama ini selalu dia cari tau keberadaannya.
"Daren jangan ember!" titah Arzhel.
Daren paham maksud Arzhel, "Tenang aja bos, rahasia aman. Lo kenal gue kan gimana orangnya, gue emang suka ceplas ceplos tapi kalau masalah privat. Gue buta, tuli, dan bisu," jelasnya.
Arzhel mengangguk.
"Gue juga dijodohin," ucap Kenzo.
Semuanya mengalihakan pandangannya pada Kenzo.
"Lo serius?" tanya Reyhan.
"Iya," jawab Kenzo dingin.
"Sama siapa?" tanya Zayden.
"Evelyn, sahabatnya Sheina," jawab Kenzo.
"Anak baru itu?" tanya Bryan.
"Hm" Kenzo hanya berdehem sebagai jawaban.
"Gila! Apa sekarang jamannya perjodohan, hm apa gue suruh Ayah sama Bunda jodohin gue juga ya, sama Laura," kata Daren mengetuk dagunya.
"Hah? Laura? Sahabatnya Sheina?" tanya Reyhan.
"Yups, kayaknya gue tertarik sama dia," jawab Daren tersenyum lebar.
"Wah, akhirnya sang playboy yang tidak pernah pacaran ini bisa menemukan tambatan hatinya," cibir Zayden bertepuk tangan.
"Ck, gue bukan playboy yah. Mana ada playboy nggak pernah pacaran kayak gue, huh! Gue cuma suka tebar pesona dan membalas sapaan para fans gue aja, nggak lebih dari itu!" kesal Daren.
"Lagian mereka bisa manggil gue playboy kayak gitu, itu semua gara-gara lo juga yang suka nyebar berita hoax," tambah Daren cemberut dan bersidekap dada ngambek.
"JIJIK DAREN," teriak Bryan melempar bantalan kursi kearah Daren.
Sedangkan Zayden si pelaku yang menyebarkan rumor bahwa Daren playboy itu hanya tertawa pelan dengan sikap Daren.
Mereka semua menghabiskan waktu bersama dengan saling bertukar cerita, bercanda, ditemani dengan rokok dan minuman yang memang tersedia di Markas The King Devil's
***
Pukul 06.00
Arzhel membangunkan semua sahabatnya jam 5 subuh untuk bersiap ke Sekolah, karna dia ingin berangkat pagi-pagi, dia bahkan menyeret Daren ke Kamar mandi untuk membuat si tukang tidur itu bangun.
"Bos lo ngapain sih bangunin kita sepagi ini?" tanya Bryan masih ngantuk.
"Sekolah," jawab Arzhel dingin.
"Cabut!" titah Arzhel.
"Si bos kesambet apaan sih, ini masih jam 6 loh. Pagar Sekolah masih tutup, masa kita udah berangkat sekarang sih," gerutu Zayden.
"Sheina sering berangkat pagi, bahkan dia kadang udah ada di depan Sekolah sebelum pagar dibuka," jawab Kenzo.
"Oh iya, gue baru ingat Sheina suka berangkat pagi, karna dia nggak suka keramaian dan keributan yang dilakukan anak-anak setiap pagi, apalagi di area parkir kalau kita datang," tambah Reyhan.
"Hadeh, padahal gue masih ngantuk," keluh Daren.
"Cabut, sebelum Arzhel ngamuk," ajak Xavier.
Mereka berjalan keluar markas dengan tidak semangat karna masih ngantuk.
Arzhel dan para sahabatnya memang tinggal di Markas The King Devil's, mereka semua memiliki kamar masing-masing disana.
Terutama Arzhel yang memiliki 2 lantai khusus paling atas untuk dirinya, dan para sahabatnya memiliki 1 lantai khusus masing-masing. Arzhel sengaja membuat bagian utama markasnya layaknya Apartemen.
***
Brum!
Brum!
Brum!
Deruman suara motor Arzhel dan para sahabatnya membuat Sheina yang tadinya menunduk, mengangkat kepalanya melihat siapa yang datang.
Benar saja dugaan Arzhel jika gadisnya memang sudah menunggu di depan pagar Sekolah seorang diri, Arzhel memang sengaja berangkat pagi-pagi sekali agar dia bisa melihat wajah cantik Sheina.
"Pagi bos cantik," sapa Daren, Reyhan, Zayden, dan Bryan bersamaan.
Sheina menoleh ke kanan kiri, alis Sheina berkerut.
"Kalian nyapa gue?" tanya Sheina polos menunjuk dirinya sendiri.
Arzhel tersenyum gemas di balik helmnya dengan tingkah Sheina.
"Ya iyalah bos cantik, emang di sini ada orang lain selain lo?" tanya Daren.
Sheina menggeleng dengan polos, "Pagi," jawab Sheina dingin. "Ngapain lo manggil gue bos cantik? Gue, bukan bos lo," tambahnya heran.
"Pengen aja," jawab Daren nyengir.
Sheina menatap Daren dengan aneh, lalu dia mengangkat bahunya acuh.
Arzhel membuka helmnya, dia menyugar rambutnya ke belakang.
Sheina mengerjapkan mata berkali-kali melihat kegiatan Arzhel.
Terpesona?
Tentu saja Sheina terpesona dengan ketampanan dari titisan Dewa Yunani itu, kegiatan sederhana tapi mampu membuat kaum hawa akan beriak histeris jika melihat hal itu.
Untung saja keadaan Sekolah masih sepi, jika tidak. Pasti di area sana sudah ricuh dengan suara-suara dari fans Arzhel.
'Loh, kok dia ganteng ya,' puji Sheina dalam hati.
Arzhel turun dari motornya, dan berjalan ke arah tempat duduk Sheina.
"Mobil lo mana?" tanya Arzhel.
Sheina tersentak saat mendengar suara Arzhel yang saat ini sudah duduk di sebelahnya.
"Bengkel," jawab Sheina.
"Ke sini naik apa?" tanya Arzhel lagi.
"Bus," jawab Sheina.
Arzhel menatap Sheina dengan tatapan kagum.
Kagum?
Arzhel kagum karna Sheina yang merupakan anak konglomerat itu, terlebih lagi dia adalah berlian tersembunyi keluarga Wulgros tapi masih mau naik bus.
Hal itu mungkin sangat langka terjadi pada anak gadis kaya diluaran sana yang suka dengan hidup mewah.
Sederhana!
Sederhana sekali gadisnya ini, pikir Arzhel. Hal itu mampu membuat Arzhel semakin jatuh hati dengan sosok gadis kecilnya.
'Sekali lagi, lo buat gue makin tertarik sama lo Shei,' ucap Arzhel dalam hati.
"Udah sarapan?" tanya Arzhel.
"Udah, tapi ini gue lagi nunggu Mang Dadang buat beli bubur lagi," jawab Sheina tersenyum lebar.
Arzhel tertegun sekaligus terpesona melihat senyum cantik dari gadisnya.
"Bubur ... bubur ...." teriak Penjual bubur.
"Manggg..." teriak Sheina.
Penjual bubur itu mendekat ke arah Sheina, Sheina berdiri dari tempat duduknya.
"Pagi Neng, Sheina," sapa Mang Dadang.
"Pagi Mang," sapa Sheina balik.
"Mang seperti biasa ya," ucap Sheina.
"Baik Neng cantik," jawab Mang Dadang.
"Lo mau?" tanya Sheina pada Arzhel.
Arzhel tersenyum tipis dan mengangguk.
"Komplit? Atau biasa?" tanya Sheina lagi.
"Lo sukanya apa?" Arzhel bertanya balik.
"Gue biasanya suka pesan yang komplit," jawab Sheina.
"Samain aja," ucap Arzhel.
"Ok, kalian mau juga?" tanya Sheina menatap sahabat Arzhel.
"Mau bos cantik, kebetulan gue emang belum sarapan," jawab Bryan dengan semangat.
Sheina mengangguk, "Mang tambah bubur komplitnya 7 ya," ucapnya.
"Baik Neng," jawab Mang Dadang.
Lima belas menit kemudian pesanan mereka sudah jadi, mereka makan dengan tenang.
Sheina memakan makanannya dengan sangat lahap, dia bahkan memesan porsi yang sangat besar, bahkan mangkok yang dia gunakan ukurannya lebih besar dari Arzhel dan lainnya.
Arzhel dan sahabatnya sempat melongo melihat porsi makan Sheina yang besar, padahal badan gadis itu terlihat kecil.
Arzhel menatap Sheina dengan tatapan kagum karna kesederhanaan gadisnya, yang tidak malu untuk makan makanan di pinggir jalan seperti itu, biasanya gadis kaya pasti akan merasa enggan untuk makan pinggir jalan seperti itu, tapi gadisnya berbeda.
Arzhel tersenyum melihat Sheina makan dengan lahap, Arzhel tau kalau gadisnya ini memang pencinta makanan.
\*
\*
\*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇