NovelToon NovelToon
I Like Your Kiss

I Like Your Kiss

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat mereka masih anak-anak. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, mimpi buruk tentang penculikan itu terus menghantui Zavin. Dia menjadi pria yang dingin tapi sangat protektif pada Viola.

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

"Kak Zavin, dimana orang tuaku yang sebenarnya? Dan bagaimana aku bisa berada di keluarga ini?"

Zavin terdiam sejenak, menatap Viola dengan sorot mata yang tidak sanggup memberikan jawaban. Ia sendiri tidak tahu pasti siapa orang tua kandung Viola. Yang ia tahu, hanyalah Viola ditinggalkan di depan panti asuhan sewaktu masih kecil. Ibunya pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak.

"Kak Zavin?" Viola mengulang pertanyaannya, suaranya terdengar gemetar, tanda ia benar-benar ingin tahu kebenaran.

Zavin akhirnya menghela napas panjang sebelum menjawab. "Viola, kamu sudah mendapatkan kasih sayang dari Mama dan Papa. Apa kamu masih merasa kurang kasih sayang hingga kamu harus mencari orang tua kandung kamu?"

Viola duduk di atas ranjang, matanya berkaca-kaca. "Bukan begitu, Kak. Bagaimanapun juga, aku ingin tahu siapa orang tua kandungku dan dimana mereka sekarang. Cukup mengetahuinya saja. Aku tidak akan pernah meninggalkan Mama dan Papa karena aku sangat menyayangi mereka. Selama ini, semua keinginanku selalu dituruti, bahkan sering kali Mama lebih perhatian kepadaku daripada Kak Zavin sendiri. Tapi, setelah tahu bahwa aku bukan anak kandung Mama, aku merasa sangat sedih."

Viola mengusap air mata yang hampir menetes dari sudut matanya. "Aku tidak mungkin menanyakan hal ini pada Mama atau Papa, karena aku takut mereka akan merasa sedih."

Zavin terdiam mendengar perasaan Viola. Ia tahu betapa besar cinta yang diberikan oleh kedua orang tuanya kepada Viola, namun keingintahuan Viola tentang asal-usulnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Zavin mendekati Viola dan duduk di sampingnya. Dia merengkuh bahu adiknya dengan lembut dan mengusap lengannya. "Kamu benar-benar ingin aku mencari kedua orang tua kamu?"

Viola mengangguk pelan. "Aku hanya ingin tahu keberadaan mereka, Kak. Itu saja."

"Baiklah, aku akan mencoba membantumu mencari mereka. Tapi, jangan memaksakan diri untuk mengingat masa lalu. Apalagi sampai kepala kamu sakit dan pingsan seperti tadi."

Viola menatap Zavin, matanya dipenuhi rasa penasaran. "Apa maksud Kakak? Apakah aku pernah mengalami sesuatu yang traumatis di masa lalu?"

"Iya, kamu pernah mengalami sesuatu yang sangat buruk. Tapi aku tidak akan menceritakannya sekarang. Jika traumamu sudah sembuh, kamu akan mengingatnya sendiri."

Viola terdiam memikirkan kata-kata Zavin. Namun, ia tiba-tiba merasa tidak nyaman dengan tangan Zavin yang masih berada di lengannya. Dengan cepat, ia menyingkirkan tangan itu. "Kita bukan saudara kandung. Tolong batasi sentuhan fisik!"

Zavin tertawa kecil. Ia merasa gemas dengan reaksi Viola. Senyum penuh arti terlukis di wajahnya. "Justru karena kita bukan kakak-adik kandung, aku tidak harus membatasi diri."

Viola tersentak mendengar jawaban itu, tubuhnya mundur secara refleks sambil menutup dadanya dengan kedua tangan. "Jangan macam-macam! Cari wanita lain saja, jangan aku!"

Zavin tertawa semakin keras, tapi ada keseriusan yang mulai muncul dalam tatapannya. "Aku tidak ingin wanita lain karena kamu yang aku cintai."

Viola terkejut, kedua matanya membesar menatap Zavin dengan bingung. Kata-kata itu seperti petir di siang bolong, tak pernah terlintas di benaknya Zavin akan mengatakan hal itu.

"Karena itu," lanjut Zavin. "Aku selalu ingin melindungi kamu. Aku tidak ingin kamu terluka sedikit pun."

Viola merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ia mengalihkan pandangannya, menatap lantai dan berusaha menghindari kontak mata dengan Zavin. "Jadi itu alasan Kak Zavin selalu merusak hubunganku dengan pacar-pacarku?"

"Iya," jawab Zavin tanpa ragu. "Aku tidak ingin kamu terjerumus ke hubungan yang salah."

"Tapi, Kak Zavin yang menjerumuskanku. Kakak sudah mengambil ciuman pertamaku ...."

Sebelum Viola sempat menyelesaikan kalimatnya, Zavin tiba-tiba mendekat, tangannya menahan tengkuk leher Viola. Matanya menatap Viola dengan intens. "Kamu bilang ciuman pertama untuk cinta pertama, kan? Nah, kamu adalah cinta pertamaku. Karena itulah, aku memberikan ciuman pertamaku buat kamu."

Viola terdiam. Dia menelan salivanya menatap Zavin.

"Aku akan membantu kamu mencari orang tua kandungmu, karena suatu hari nanti, aku akan meminta restu mereka untuk menikahimu," kata Zavin lagi.

Tanpa menunggu jawaban dari Viola, Zavin segera bangkit dan keluar dari kamar dan meninggalkan Viola yang masih terpaku di tempatnya.

Viola masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Pikirannya berkecamuk. "Ini gila! Sisi lain dari Kak Zavin benar-benar menakutkan."

...***...

Viola terbangun dengan napas tersengal-sengal, matanya terbuka lebar menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Teriakan dalam mimpinya masih bergema di telinganya. Ia bisa merasakan ketakutan yang begitu nyata, seperti dirasakannya beberapa saat lalu.

"Aku takut!" kata-kata itu terus terngiang, seperti suara anak kecil yang memohon perlindungan. Ia juga mendengar dirinya berteriak, "Aku ingin keluar dari sini!"

"Kak Zavin ... Kak Zavin tidak apa-apa?" Viola bergumam pelan, seolah-olah pertanyaannya masih ditujukan kepada kegelapan di dalam mimpinya. Ia mengusap pelipisnya yang basah oleh keringat dingin, tangannya gemetar saat menyentuh kulitnya sendiri. Mimpi itu begitu nyata, seakan ia benar-benar berada di tempat yang menakutkan itu, dikelilingi oleh wajah-wajah garang dan penuh ancaman.

Viola duduk di tepi tempat tidur dan mengatur napasnya yang masih tidak teratur. "Baru kali ini aku mimpi buruk seperti ini," gumamnya.

Ia memejamkan mata, mencoba mengingat detail mimpinya. Di dalam mimpi itu, ia masih kecil, dan Zavin yang masih kecil juga berada di tempat yang gelap itu bersamanya.

Viola bangkit dari tempat tidur. Kepalanya terasa berat, seolah dihimpit beban yang tak terlihat, sementara tubuhnya terasa lemas setelah mimpi buruk itu. Ia berjalan perlahan menuju meja kecil di sudut kamar, meraih botol air mineral yang dingin, lalu meneguknya dengan cepat. Rasa air yang dingin itu sedikit membantu mendinginkan isi kepalanya.

Setelah beberapa tegukan, Viola menurunkan botol airnya dan menatap bayangannya sendiri di cermin. Wajahnya tampak pucat dengan mata yang memerah. Bayang-bayang dari mimpinya masih menempel kuat di pikirannya, seakan ia baru saja terlepas dari cengkeraman sesuatu yang sangat menakutkan.

"Aku harus memastikan ini pada Kak Zavin. Apa benar kita pernah diculik?"

1
Han*_sal
tambah seru.. . jadi penasaran
argadio
terbaik
Mrs.Riozelino Fernandez
🤔🤔🤔🤔🤔
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Risma Waty
Ryan ini orang suruhan Zavin ya?
fb/Ig: Puput Alfi: Iya, mantan Viola juga.
total 1 replies
Risma Waty
Ayo Vio, segera putuskan Dika. Rugi kamu sama orang kayak dia, nggak setia.
Mrs.Riozelino Fernandez
good Vio...
Lina Herlina
suka
Bn
asep
sinta
menakjubkan
Mrs.Riozelino Fernandez
iya ,tidur ma Viola...
barusan tadi Vio bangunkan 🤣🤣🤣
Ani
baik
lia
good
Dana
keren
firul
luar biasa
Jro Sriyani
makin seru
Mrs.Riozelino Fernandez
Gila nih cowo,abis ena ena malah video call🤦🏻‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sari Ana
tor,,, klau boleh tau si Arvin ini anak siapa ya??
fb/Ig: Puput Alfi: Anaknya Arnav.
total 1 replies
Sunarti Narti
kpn bersambungnya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!