NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:627
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Verlie sibuk di dapur ditemani Kefin dan Jimy pagi ini. Dua anak itu merasa lapar dan meminta Verlie membuat sarapan. Mereka berdua memang tidak pandai urusan dapur.

Tak lama Naja bergabung dengan mereka melirik apa yang dilakukan Kefin dan Jimy hingga keduanya terkekeh. Mereka membantu membuat adonan.

"Masaknya lebihin ya," pinta Naja. Mereka bertiga mengangguk dan segera menyelesaikan tugas masing-masing. Setelah memasak mereka menyajikannya di meja makan. Setelah itu mereka duduk untuk sarapan.

"Selamat pagi!" sapa seseorang dengan ceria. Seketika semua terdiam.

"Selamat pagi," Naja memecah keheningan dari kekakuan mereka. Lea baru selesai mandi dan ikut bergabung bersama mereka.

"Oh ya, Lea ini Verlie. Ver, ini Lea," Naja mengenalkan mereka berdua. Keduanya mengulurkan tangan dan saling berjabatan tangan dengan kaku lalu duduk di kursi masing-masing. Suasana menjadi canggung.

"Ayo makan!" ajak Kefin pada semuanya. Segera mereka meraih makanan dan menyantapnya.

"Haaaah! Pedas sekali!" Lea kepedasan saat memakan mie yang ada di mangkuk. Verlie merasa bersalah dan ingin memberikan air tapi tangannya tersenggol mangkuk sup hingga tumpah dan membasahi Lea.

"Aduh panas! Kamu sengaja ya?" teriak Lea sambil mengibas roknya yang terkena sup panas. Terlihat di sana pahanya sedikit memerah. Verlie merasa kikuk.

"Tidak! Maaf aku..."

"Aaah... Sudahlah! Aku tidak mau makan!" ucap Lea berbalik ke kamarnya.

"Le! Tunggu Lea ! Kamu gimana sih?" bentak Naja beralih ke Verlie. Verlie kaget hingga tak bisa berkata-kata. Naja berbalik meninggalkan sarapannya dan naik ke lantai atas, mengejar Lea. Mata Verlie sedikit berkaca-kaca, terasa menyakitkan saat Naja membentaknya tadi.

"Sudahlah! Biarkan mereka, ayo makan lagi," kata Jimy.

"Tapi..."

"Makanlah! Lea memang sedikit manja," ucap Kefin santai, Verlie menatapnya. Tapi Kefin cuek tetap melanjutkan makan. Verlie kehilangan selera makan, baru saja tadi malam dia dan Naja bercerita dan bercanda ternyata pagi ini tidak lebih baik dari semalam.

Setelah makan mereka merapikan piring dan mencucinya. Verlie menatap makanan di atas meja sambil melamun. Baik Naja maupun Lea tidak ada yang keluar.

'Sedang apa mereka di kamar?' batin Verlie.

"Bersihkan saja ini, apa kita buang saja?" tanya Kefin.

"Eeeh jangan! Biar disimpan saja. Nanti kumakan, sayang kalau dibuang," kata Jimy.

"Aaah kita bawa bekal saja," kata Kefin.

"Bekal ke kantor?" tanya Verlie.

"Nggak, mau renang," jawab Kefin.

"Dimana? Aku ikut!" kata Verlie.

"Ayo! Kita selesaikan ini dulu," kata Kefin. Jimy dan Verlie mengangguk.

Sampai saat mereka akan pergi, Naja tak kunjung keluar. Verlie merasa kesalahannya kelewat fatal. Entah bagaimana hubungan mereka hingga Naja bisa semarah itu padanya. Verlie sudah berusaha untuk meminta maaf meski tak didengar oleh mereka.

"Ayo!" tiba-tiba Jimy datang dan menggandeng tangannya mengajak keluar rumah.

"Ke kantorku dulu yah!" kata Kefin saat mereka sudah duduk di dalam mobil.

"Okeeeee!" jawab Verlie dan Jimy sambil mengacungkan jempolnya.

Satu jam mereka menunggu di kantor Kefin. Kefin sedang memeriksa beberapa laporan yang harus dia tandatangani. Sementara itu Jimy dan Verlie duduk di sofa lobi seperti dua anak hilang dengan pakaian santai. Untung saja semua orang kenal Jimy, hingga tak ada yang berani menegur mereka berdua.

"Maaf lama!" ucap Kefin sambil berjalan ke arah mereka.

"Tumbuh jamur nih!" protes Jimy.

"Belum karatan, santailah!" ucap Kefin. Verlie tertawa mendengarnya. Lalu ketiganya beranjak meninggalkan kantor Kefin.

* * *

Byuuuuurrrrr

Jimy menceburkan diri ke kolam renang begitu mereka sampai. Sedangkan Kefin masih mengganti pakaiannya. Verlie masih belum ada niat untuk berenang, baginya yang penting pergi saja dari rumah daripada terjebak dengan Naja ataupun Lea. Pasti akan semakin kikuk dibuatnya.

"Kamu tidak berenang?" tanya Kefin yang duduk di kursi sampingnya. Verlie menggeleng.

"Kenapa? Masih kepikiran yang tadi?" tanya Kefin lagi menyampirkan handuk ke bahunya.

"Sedikit!" jawab Verlie.

"Lupakanlah dulu, sebaiknya kita berenang. Aku sudah membooking tempat ini untuk kita," ucap Kefin santai. Verlie hanya melongo. Ketiga temannya selalu saja membuatnya terkejut. Entah sekaya apa mereka tapi Verlie tak pernah mencari tahu.

Verlie melihat ke sekeliling kolam renang indoor tersebut. Memang sepi, hanya ada mereka bertiga.

"Ayo!" Kefin mengajaknya lagi.

"Nanti saja, berenanglah! Aku mau baring sebentar!" ucap Verlie membaringkan tubuhnya di kursi. Kefin berkacak pinggang menatapnya.

"Kenapa?" tanya Verlie.

"Ayolah!" Kefin sedikit memaksa.

"No!"

"Cepat!" Kefin mengulurkan tangannya. Verlie malah mendekap tubuhnya malas. Kefin mendecakkan lidahnya lalu ia menggendong Verlie.

"Hei! Lepasin!" Verlie memberontak.

"Ayo berenang!" ajak Kefin.

"Nggak!" teriak Verlie panik sambil memukuli dada Kefin yang tanpa baju.

Jimy yang sudah naik hanya tertawa sambil duduk di pinggiran kolam.

"Jim! Tolong aku!" pinta Verlie.

"Nooo... Tidak ada orang yang mau ikut berenang tapi tidak berenang," ucap Jimy sambil tersenyum jahil, ia segera berdiri dan mendekati Kefin yang sedikit kesusahan menggendong Verlie yang terus bergerak.

"Lompat Fin!" kata Jimy.

"Jangan! Please..." pinta Verlie panik.

"Ternyata dilihat-lihat, kamu seksi juga," ucap Kefin. Verlie membelalakkan matanya dan menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia hanya mengenakan tanktop hitam dan celana pendek yang dibalut rok pantai.

"Jangan macam-macam!" ancam Verlie.

"Dua macam saja!" ucap Kefin tersenyum. Ia lalu melompat ke dalam kolam sambil menggendong Verlie. Verlie tidak siap, ia kira Kefin tidak akan menceburkan dirinya ke kolam tapi ternyata keduanya kini di dalam kolam.

Kefin segera berenang menjauh diikuti Jimy yang kembali masuk ke dalam kolam. Sedangkan Verlie? Ia mulai panik. Berputar mencari udara sambil menendang kesana kemari. Napasnya sedikit sesak. Verlie mencoba melambaikan tangannya entah bagaimana ia harus berteriak minta tolong. Tapi disekitarnya hanya ada air dan gelembung yang mengaburkan pandangan.

"Tolong!" akhirnya Verlie bisa muncul di permukaaan sambil tangannya melambai kesana kemari. Napasnya semakin terasa sesak. Beberapa kali air masuk melalui mulut dan hidungnya. Ini sangat menakutkan bagi Verlie.

Ia kembali mengayuh kakinya agar bisa meraih udara di permukaan.

"Kefin! Tolong! Jim!" teriak Verlie. Apakah kedua temannya mendengar? Apa keduanya berenang ke ujung kolam? Hingga mereka tidak mendengarnya meminta tolong? Kembali kepanikan Verlie muncul.

"Jim!" teriaknya lagi. Kini ia malah semakin sulit bergerak karena kelelahan. Apakah ia akan pasrah saja? Tapi ia belum mau mati. Ia takut ia akan mati tenggelam tanpa disadari oleh Kefin ataupun Jimy.

Suara kecipak air membuat Kefin dan Jimy menoleh ke belakang. Tangan Verlie telihat melambai meminta tolong.

"Astaga!" ucap Kefin. Tanpa komando lagi keduanya segera berbalik dan berenang menuju ke arah Verlie yang kini tak lagi kuat memberontak dan nyaris tenggelam.

Dengan panik keduanya mempercepat berenang dan...

Bersembeng

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!