Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gadis kecil dari sekte teratai hitam
"Selamat atas terobosanmu"
Sebaris kalimat yang di ucapkan pria itu membuat Meilan merasakan kesenangan yang luar biasa.
Entah dia menyadarinya atau tidak Meilan melompat kedalam perlukan pria itu, tangan itu melingkar dengan erat.
Meilan tersenyum bahagia, dia yakin jika pria yang membantunya menyalurkan qi spritual itu adalah Fan Zhuang.
Fan Zhuang menarik senyum bibirnya, menciptakan lengkungan yang bagitu menawan untuk di pandang.
"Terima kasih"
Gadis itu berucap dengan penuh kebahagiaan setelah pelukan itu terlepas.
"Aku meminta imbalan"
Sahut Fan Zhuang langsung.
Milan tampak terdiam beberapa waktu.
"imbalan yah"
Gadis itu menggosok hidungnya kemudian
"Kau berjanji, jangan berfikir untuk mengingkari janjimu"
Fan Zhuang membuka mulutnya ketika Meilan yang tampak bertingkah aneh.
"Aku tidak, apa kau berpikir aku orang yang seperti itu"
Meilan memberengut kesal ketika di tuduh seperti itu, dia bukan orang yang suka mengingkari janjinya pada orang lain.
"Aku hanya berfikir apa yang kau minta, sedangkan aku tau kau kaya, memiliki semuanya sedangkan aku hanya gadis miskin"
Meilan berkata dengan polosnya yang membuat Fan Zhuang tidak tahan untuk tersenyum.
"Bagaimana kalau mengatakan jika aku ingin sebuah ciuman"
Ucap Fan Zhuang dengan gamblangnya.
Wajah Meilan memerah padam, entah karna dia malu atau marah hanya gadis itu yang tau bagaimana perasaan yang sebenarnya.
"Kau kau bagaimana bisa mengatakan hal seperti itu dengan gampang he"
Meilan melototkan matanya menatap fan Zhuang dengan wajahnya yang sudah semerah tomat.
"Kenapa tidak, aku memintanya pada gadis yang sudah menjadi takdirku"
Fan Zhuang menjawab dengan tenang, dia tidak pernah mengalihkan perhatiannya pada Meilan.
"Apa itu benar? Ku rasa kau hanya mengarang cerita"
Ucap Meilan dengan tatapan menelisik.
Fan Zhuang tidak menjawab, melainkan menarik lengan jubah putih miliknya hingga menampilkan sebuah tanda burung Phoenix yang benar benar sama dengan milik gadis itu.
Meilan terkejut jelas saja tidak menyangka jika pria itu memiliki tanda yang sama.
"Apa hanya itu? Bisa saja kau membuat tanda itu setelah melihat milikku"
Sahut Meilan kembali yang benar benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Dia bukan tidak percaya, ataupun menolak, hanya saja dia butuh bukti yang benar benar mampu membuktikan secara akurat jika apa yang dikatakan pria itu benar adanya.
"Kemarikan tanganmu!"
Meilan tanpa ragu mengulurkan tangannya, dan ketika tangan fan Zhuang menyentuh jari manisnya terlihat sebuah cincing merah yang tampak mengisi jari manisnya.
Gadis itu secara refleks menarik tangannya.
"Ini, Ini sejak kapan cincin ini ada di tanganku"
Dia bertanya dengan cepat, dengan mata yang menatap serius ke arah jari manisnya yang terpasang cincing merah transparan di sana.
"Sejak kau kembali di dunia ini"
Sebaris kalimat itu membuat tubuh Meilan membeku, dia menatap fan Zhuang dengan mata melotot tidak percaya.
"Ya aku tau kau bukan berasal dari dunia ini"
Sahut Fan Zhuang kembali.
Dan saat Meilan ingin bertanya lebih jelasnya, bagaimana pria itu tau tentang jati dirinya, sedangkan tidak ada yang tau selain dirinya sendiri, lalu pria itu
Namun sebuah ketukan membuat perhatian Meilan teralihkan.
"Cepat pergi, Ayah dan kakekku akan masuk"
Gadis itu berkata dengan panik.
Dan tanpa mengucapkan apapun, Gan Zhuang segera menghilang dalam udara tepat Saat itu juga Tuan besar Bai dan jendral Bai masuk kedalam kamar gadis itu.
"Cucu ku kau sudah memulihkan diri, ohh ya dewa"
Tuan besar Bai menatap Meilan dengan bola mata yang nyaris keluar dari tempatnya, cucunya baru saja melakukan terobosan? Dan itu dua tingkat?
Ini? Benar benar menentang surga.
Jendral Bai bereaksi sama, dia menatap putrinya dengan dalam.
Ini benar benar mengejutkan, beberapa hari yang lalu gadis itu masih berada di ranah alam bumi tingkat 2 dan kini dia telah melonjak 2 tingkat.
Ini benar benar terlalu mengerikan.
"Meier kau melakukan terobosan saat memulihkan diri?"
Sahut Tuan besar Bai dengan takjub.
Meilan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bingung untuk bagaimana menjelaskannya.
"Tentu, apa aku hebat?"
"Ohohoho tentu saja, cucuku benar benar hebat"
Tuan besar Bai tertawa sombong.
"Tapi Meier?"
Jendral Bai ingin bertanya, namun tuan besar Bai menyelanya lebih dulu
"Apanya yang tapi, kau kembali ingin meragukan kemampuan cucuku?"
Alis pria tua itu berkerut tidak senang.
"Kau seharusnya tidak merasa heran, Dia adalah putri Mei Yin, jelas saja darah dan kemampuannya diturunkan pada putrinya"
Lanjut pria tua itu
Jendral Bai terdiam, bukankah yang dikatakan ayahnya itu benar? Apa yang perlu dia ragukan pada putrinya, jika istrinya merupakan orang hebat maka itu tidak akan lepas dari Meilan. Seharusnya dia bangga bukan.
"Ayah benar"
Gumam Jendral Bai kemudian.
"Dimana bibi?"
Meilan segera bertanya dengan cepat, setelah kembali dari tempat sekte teratai hitam dia langsung memulihkan diri dalam waktu yang cukup lama.
"Bibimu ada di taman, Dia akan senang ketika tau jika kau telah selesai memulihkan diri, kau tau dia menyalahkan dirinya sendiri"
Jelas tuan besar Bai kemudian.
"Aku akan menemui bibi"
Ucap Meilan dengan cepat, ada sesuatu hal yang penting yang dia ingin katakan pada bibinya itu.
"Baiklah temui bibimu, Ayah akan memanggil kalian jika makanan telah siap"
Setelah menyetujui perkataan ayahnya, Gadis itu segera pergi dari sana, membawa langkahnya ke arah taman tempat dimana bibinya berada.
Selang beberapa saat gadis itu kini telah tiba, dahinya seketika berkerut ketika menatap bibinya yang saat ini tengah bersama dengan seorang gadis kecil yang mungkin saja usianya sekitar 4 atau 5 tahun.
Dia jelas saja tidak mengenal anak kecil itu, karna rasa penasaran dia segera mendekati bibinya.
"Bibi"
Mendengar namanya di sebut membuat Sashuang seketika berbalik.
Matanya seketika berbinar cerah ketika menatap Meilan yang kini bergerak menghampirinya, bibirnya tersenyum senang setelah akhirnya gadis itu telah bangun dari proses pemulihan diri.
"Kau baik baik saja?"
Dia segera bertanya ketika Meilan kini berada tepat di hadapannya.
"Tentu bibi bisa memastikannya sendiri"
Mendengar jawaban Meilan membuat Sashuang akhirnya bisa bernafas lega, karna sebelumnya dia cukup khawatir jika gadis itu mengalami luka internal, dan jelas saja itu akan sulit untuk di obati.
"Bibi siapa dia?"
Sashuang segera tersadar, pandangannya kemudian teralihkan pada sosok gadis kecil yang kini tengah berdiri di ujung sana.
"Dia mouzu, gadis kecil yang ditemukan ayahmu di tempat Sekte teratai hitam saat menyusul kita"
Jawab Sashuang kemudian, dia juga terkejut ketika pertama kali melihat anak itu, anak itu berbeda dari anak anak biasanya rambutnya panjang, dan di ujung rambut gadis kecil itu bewarna perak, dia cukup pendiam bahkan tidak pernah menolak setiap di perintah oleh siapapun.
Meilan menatap gadis kecil itu beberapa waktu, kemudian berkata.
"Dia akan menjadi milikku"
Sashuang terkejut ketika mendengar perkataan keponakannya.