perjalanan seorang pria taat agama dan sholeh yang selalu saja ada ujian yang menerpa dirinya,segala ujian hidup ia lalui dengan keikhlasan dan penuh kesabaran sampai tiba di mana kebahagiaan datang kepadanya, dengan air mata kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.5 tahun lalu( part 5)
Ntah kenapa Farhan setuju dengan nama baru pemberian dari orang tua. di hadapannya itu,padahal Farhan belum kenal sama sekali,namun hati Farhan berkata jika orang tua yang berada di hadapannya tersebut orang baik yang akan merubah hidupnya di depan.
Sedangkan di ibu kota Jakarta. Terlihat di sebuah rumah bak istana yang begitu besar dan mewah terlihat bendera kuning terpajang di setiap sudut rumah tersebut.
Orang-orang dengan berpakaian hitam datang silih berganti, serta karangan bunga serta ucapan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan.
Dan terlihat di dalam rumah mewah tersebut itu orang wanita muda tengah menangis salah satu anggota keluarga yang sangat mereka sayang dengan begitu cepat
” Hiks hiks hiks,kenapa Abang Al pergi begitu saja mah, padala aku mau memberikan sesuatu ke Abang,tapi sekarang abang sudah tidak ada." ucap Tika anak dari pak Wisnu dan ibu Diranita,sedang menangisi foto yang tidak lain ialah Al Ghifari farhani Atma Wijaya,dengan tangisan yang sungguh menyayat hati pelayat yang melihat hal tersebut, karena mereka juga merasakan bagaimana kehilangan orang yang mereka sayangi.
Begitu juga denga Amira anak no dua,dia di sini juga sangat kehilangan sosok Abang yang selalu menjadi panutan,serta sosok yang berjasa mendidik,serta menjaga Amira dari pergaulan masa kini, walaupun sosok hal itu dingin dan tegas terhadap kedua adiknya soal pergaulan, karena Al tidak ingin kedua adik perempuannya terus terjerumus ke dalam lembah zina.
Begitulah kenangan yang sama terekam baik oleh Tika dan Amira tentang sosok Abang yang sangat peduli terhadap mereka berdua, walaupun sikapnya yang dingin dan cuek terhadap sekitar namun perhatian serta kebaikan terhadap mereka berdua tidak akan pernah Amira dan Tika lupakan terhadap sosok Abang di hidup mereka,sampai kehilangan begitu membuat mereka sangat tidak percaya datang secepat ini.
Mama diranita hanya diam saja dengan pandangan kosong, seperti tidak ada lagi air mata yang menetes di kedua matanya, sudah mengering karena telah menangis selama berhari-hari atas kehilangan anak sulungnya.
Tetapi Mama Dira tidak percaya dengan tim Basarnas yang mencari jasad anaknya, yang mengatakan kalau tubuh dari anaknya sudah dimakan oleh hewan di laut tersebut, karena hingga seminggu berturut-turut tim yang sudah mencari di dasar sungai ataupun di sekeliling sungai tersebut tidak menemukan tubuh anak dari pasangan Wisnu dan diranita, itupun dengan pencarian yang dilakukan oleh disuruh dari semoga juga tidak menemukan hasil apapun tentang keberadaan anak dari bosnya tersebut sampai hari ini dinyatakan meninggal dunia walaupun jasad adalah sama sekali tidak ditemukan. karena tidak mungkin orang yang tenggelam di sungai yang dalm bakalan selamat hingga satu minggu lebih.
Kolega bisnis,dan kerabat dekat pun turut hadir di kediaman pak Wisnu, serta turut memberi belasungkawa atas meninggalnya putra tertua dari pak Wisnu, apalagi mereka sangat sedih karena Al adalah sosok pria yang begitu bekerja keras, dan sangat diacungkan jempol karena kinerjanya memimpin perusahaan, dan sangat tidak diduga-duga kalau pria sebaik Al harus pergi dengan secepat ini. apalagi banyak perusahaannya yang bekerjasama dengan perusahaan yang dipimpin oleh karena kinerja yang sangat bagus, tidak pernah mengecewakan mereka sama sekali.
Dan malam harinya di kediaman pak Wisnu di lakukan tahlilan buat mengirim doa terhadap almarhum anaknya pak Wisnu semoga diterima di sisi Allah subhanahu wa ta'ala.
Tamu pun berdatangan ke rumah pak Wisnu yang sangat di segani di daerah situ,apa lagi pak Wisnu adalah orang yang sangat dermawan membantu orang yang sedang kesusahan,apa lagi memberikan pengobatan gratis bagi rakyat kurang mampu, karna pak Wisnu dan buk Dira membangun sebuah rumah sakit di ibu kota itu,agar semua orang bisa berobat dengan harga terjangkau, tanpa terbebani dengan harga yang begitu mahal dengan kartu BPJS Jamkesda atau yang lainnya.
*
Tidak terasa kini sudah 1 tahun setelah keluarga pak Wisnu kehilangan anak sulung mereka karena kecelakaan, bahkan kini pun kesedihan juga masih terlihat keluarga pak Wisnu, walaupun sudah mereka mencoba untuk melupakan namun tetap saja tak bisa. namun pak Wisnu dengan ikhlas sudah menerima jika memang anaknya sudah tidak ada begitupun dengan kedua anak perempuan yang saat ini sudah kembali beraktivitas masing-masing.
namun ada yang berbeda yaitu sosok ibu dan mama bagi kedua putrinya dan seorang istri bagi pak Wisnu, menjadi tidak punya semangat hidup bisa dibilang seperti mayat hidup, yaitu Mama Dira yang sangat tidak menerima kehilangan anak laki-laki nya, karena hati seorang ibu tidak pernah salah kalau anaknya masih hidup namun orang lain apalagi suaminya tidak percaya.
Dan hal tersebut membuat mama Dira menjadi seperti orang stress yang sangat kehilangan anaknya, terkadang membuat pak wisnu sangat frustasi dengan keadaan sang istri semenjak ditinggal anaknya. padahal bukan dirinya saja yang merasa kehilangan tapi pak Wisnu pun juga namun tidak berlarut-larut larutan seperti sang istri yang begitu tidak menerima kalau anaknya benar-benar sudah meninggal dunia. apalagi sekarang pak Wisnu terpaksa harus turun tangan untuk memimpin perusahaannya yang sebelumnya dipimpin oleh anaknya, karena karena tidak mungkin perusahaannya dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menjalankan yang ada malah bangkrut apalagi banyak ribuan karyawan banyak yang mencari nafkah di perusahaannya begitu berat beban yang dipikul oleh pak Wisnu saat ini.
” Mama mama makan ya mah biar papa suapin, kalau mama terus begini yang ada anak kita bakal sedih di sana mah, dan tidak tenang karena mama terus-terusan seperti ini, bukan mama saja yang sedih papa juga,namun hidup harus terus berjalan mah jangan terus berlarut-larut dan kesedihan." bujuk pak Wisnu pada sang istri yang setiap hari hanya terbangun kadang menangis sendiri sampai tubuhnya yang dulu sangat sehat gemuk ini tinggal tulang dan kulit karena jarang ada makanan yang masuk ke perutnya, terkadang hanya sepotong roti yang mau dimakan oleh Mama Dira, dengan bujukan sang asisten rumah tangga di saat papa Wisnu sedang bekerja.
Saat papa Wisnu menyupi bubur ke mulut mama Dira,tiba tiba saja sendok itu langsung di tampel begitu saja, sampai bubur tersebut pun berserakan di lantai.
praggg.
melihat itu rasanya papa Wisnu mau marah terhadap keadaan yang saat ini tengah menerpa keluarganya, sudah berulang kali kesabaran papa Wisnu diuji dengan sikap sang istri yang seperti ini,namun papa Wisnu ingat lagi kalau tidak dia yang mengurus sang istri siapa lagi karena kedua anaknya perempuannya tidak ada di sini, karena tengah melanjutkan pendidikan di luar negeri, setelah setahun meninggalnya sang Abang yang sangat merekah sayangi.
Sedangkan Mama Dira hanya diam setelah menolak suapan dari sang suami dan kembali dengan tetapan yang kosong dengan bibir yang pecat, namun tak menghilangkan aura dan kecantikan dari mama walaupun dalam keadaan seperti itu.
*
Waktu pun terus berjalan dengan cepat,siang berganti malam begitu pun seterusnya dan tidak terasa sudah 5 tahun sang anak telah tiada. dan alhamdulillah kedua anak perempuan dari papa Wisnu dan Mama dira sudah memiliki pasangan masing-masing dan tinggal dengan pasangannya.
Namun kini ada perubahan yang sangat besar yang dirasakan oleh keluarga pak Wisnu, yaitu atas kesehatan dan kesembuhan mama Dirakarena sudah dua setengah tahun mengalami gangguan jiwa namun di sini sudah kembali normal seperti sedia kala.walaupun sudah menerima dengan kristal pada anak yang sudah tiada namun dalam hati Mama dira masih kekeh terhadap pendiriannya kalau sang anak masih hidup namun entah di mana mana keberadaan nya saat ini.dan mama Dira pun akhirnya menjalani aktivitas seperti biasa seperti orang normal lainnya,membuat pak Wisnu sangat bahagia dengan perubahan besar sang istri begitupun dengan dua anaknya.
Flashback off.