NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinginnya Malam Menggurat Hati

Daris begitu sakit manakala kasta mengalahkan cinta, meski ia sudah menduga sebelumnya.

Barangkali Daris tidak akan demikian perih jika perempuan itu bukan Felicia.

Padahal Felicia menjalin hubungan dengannya semasa SMA bukan karena kasta, karena cinta.

"Pemandangan indah menjadi kelam di malam hari," gumam Daris sambil memandang gunung menghitam di kejauhan. "Laksana kanvas kehidupan, tergantung crayon yang mewarnainya."

Ada kepedihan menggurat hati Daris. Gadis yang dikenalnya sangat anggun dan lembut menjadi kejam dan bengis.

Padahal Felicia bisa memintanya pergi secara baik-baik.

Kasta jadi begitu penting baginya setelah menduduki CEO.

"Pasti lagi ingat cewek antah berantah itu." Tiara muncul dan duduk di sampingnya. "Kapan dirimu lepas darinya dan terbang ke teratak lain?"

"Felicia bukan cewek antah berantah, ia seorang CEO perusahaan ternama."

"Tapi kedudukannya antah berantah di hatimu, gak jelas."

"Sudah jadi dokter sok tahunya gak hilang ya."

"Sok tahu adalah kelebihanku. Aku mesti sok tahu untuk menghadapi jaman sok tahu."

"Sejak kapan sok tahu jadi kelebihan, bukan kekurangan?"

"Sejak aku menghubungi Fiona, ia senang banget kamu ada di rumahku, besok ia datang."

Tiara dan Fiona tidak tahu kalau dirinya sudah menikah. Entah kenapa, ia enggan membagi momen bahagia itu dengan mereka.

Keputusannya ternyata tepat, kebahagiaan itu hanya sesaat, sehingga ia terhindar dari bullying mereka.

"Kelihatannya kau ingin menahanku lebih lama."

"Aku tidak menahanmu lebih lama, kebangetan saja kamu pergi saat ia datang."

Kedatangan Fiona barangkali menjadi kesempatan Daris untuk jujur. Gadis itu dapat membantu menjelaskan bahwa ia bukan anak pengusaha lagi.

"Fiona belum married?"

"Ia menunggumu. Aku itu heran kenapa sih kamu tidak bisa menerima dirinya?"

Tiara tidak tahu mereka hampir naik ke pelaminan. Perjodohan gagal karena kebangkrutan keluarganya.

Tapi Fiona tidak mencari pria lain untuk pendamping hidupnya. Ia juga tidak menentang keputusan orang tuanya.

Seandainya cinta itu ada, mestinya pernah terlantun. Mereka bertiga tidak pernah berbicara tentang rasa.

"Siapa yang menemani dirimu jadi jomblo kalau aku married sama Fiona?"

"Anak kalian."

"Ide bagus. Aku produksi anak tiap tahun, kau merawatnya. Kau kan dokter."

"Tolong bedakan antara dokter dan penitipan bayi."

Daris teringat sesuatu. "Abah ingin bekerja sama denganku untuk membuka usaha kuliner."

"Abah kebingungan mencari anak muda berkemauan keras untuk membuka usaha. Mereka mudah patah jika mengalami kerugian."

"Barangkali mereka kesulitan untuk mengembalikan pinjaman."

"Abah membantu pengembalian pinjaman, bahkan menanggung sepenuhnya kalau kerugian itu bukan faktor human error."

"Jangan jadi pelaku usaha kalau takut gagal."

"Padahal anak muda di kampung ini minimal berpendidikan SLTA."

"SDM sangat potensial, tinggal menggerakkan."

"Yang jadi persoalan penggeraknya ini, butuh sosok berpengalaman dalam bidang usaha. Abah senang sekali waktu dikasih tahu kamu berminat membuka usaha kuliner."

"Aku melihat mulai dari masuk hutan belantara sampai jalan ke Puskesmas tidak ada warung kuliner. Barangkali bukan pasar potensial, wisata di kampung sebelah pun hanya untuk kalangan menengah ke atas. Lalu kenapa aku berani membuka usaha kuliner?"

"Nanya sama siapa?"

"Rumput yang bergoyang."

"Terus apa kata rumput?"

"Warga di desa ini ada lima ribu, tidak ada warung untuk kuliner keluarga, berangkatnya dari situ untuk memulai usaha."

"Tujuh puluh persen buruh tani dan tidak pernah jajan."

"Berarti ada tiga puluh persen pernah jajan. Aku perlu survei kegemaran mereka apa, untuk referensi kesediaan kuliner."

"Jadi bukan jualan soto mie? Pernah ada yang mencoba dan pindah ke kota, pelanggannya sedikit."

"Soto mie adalah produk unggulan, untuk pelanggan yang sedikit itu."

Daris optimis usaha akan maju. Ia mengandalkan Rania untuk meracik masakan, setiap hari libur adiknya gemar memasak dengan resep dari internet.

"Aku perlu perjanjian hitam di atas putih terutama untuk sistem bagi hasil."

"Belum apa-apa sudah bicara keuntungan."

"Keuntungan perlu dibicarakan secara matang, soalnya akan menjadi masalah besar di kemudian hari."

Banyak kejadian pada saat usaha masih kecil adem, tapi setelah besar membara karena sistem bagi hasil yang tidak jelas.

"Tapi tidak perlu sekarang kan perjanjiannya?"

"Ketika usaha mulai berjalan."

Mandor datang berselimut sarung, dan berkomentar, "Dari kejauhan kedengarannya ngomongin soal perjanjian. Perjanjian itu harus sebelum melangkah ke pelaminan, sampai urusan ranjang perlu dibahas."

"Apa lagi datang-datang langsung nyamber kayak tumpahan bensin?" omel Tiara. "Tumben balik lagi. Biasanya tidur di beranda rumah si Neneng."

Kebiasaan di kampung jika apel maka pacar tidur di beranda sekalian jaga rumah.

"Baru kemarin apel, masa sekarang apel lagi? Kalau pengen apel setiap malam, ya nikah saja."

"Akang mandor mau menemaniku tidur di pos."

"Kok tidur di pos? Kamar sudah disiapkan."

"Tidur seperti dulu?"

"Enak saja!"

Mereka biasa tidur bertiga jika pergi liburan. Tiara dan Fiona tidur di kasur, Daris di lantai atau sofa.

Mereka menganggap hal itu biasa. Masa bodoh dengan pandangan orang. Hidup jadi ribet kalau mendengar omongan orang.

Hidup lurus saja banyak omongan miring.

"Bagaimana nih?" tanya mandor. "Aku belum pernah dengar pariban dari kota ditawari tidur di kamar."

Tiara bangkit dan pamit, bising mendengar omongan mandor.

"Aku istirahat dulu, besok kerja. Rumah tidak dikunci. Kamarmu di belakang dekat Rania."

"Pintu kunci saja. Aku tidur di pos."

"Kau tidak kedinginan?"

Tidak sedingin hatiku, batin Daris hampa. Mahligai yang dibangun dengan penuh cinta roboh dalam tiga hari.

Tanpa satu pun mimpi tersisa.

"Desaku lebih dingin dari kotamu."

"Kita pernah tidur di daerah terdingin."

Berkemah adalah selingan liburan jika mereka jemu dengan keramaian.

Daris tidur di alam terbuka, sementara Tiara dan Fiona tidur di dalam tenda.

Angin bersemilir kencang. Dinginnya malam menggurat hati dengan pedih.

Mandor tenggelam dalam sarung.

"Kau tidak tidur?" tanya mandor. "Buanglah segala lamunan, jangan biarkan menguasai pikiranmu."

"Kau sendiri belum tidur."

"Bayangan itu susah terbuang dari pikiran, menari-nari di atas luka, membangkitkan rasa untuk menjerit, namun terpenjara dalam kehinaan."

"Kemalaman untuk berpuisi."

"Aku bukan berpuisi, aku lagi curhat pada dinginnya malam."

"Lagi ada masalah sama si Neneng? Pacaran kan biasa pasang surut, putus nyambung."

"Kau suka main gitar?"

"Jarang sekali, kecuali lagi liburan di alam terbuka."

"Biasanya Abah main gitar untuk pengantar tidurku. Tapi lagunya itu-itu saja, Curug Cinulang. Aku sampai berdoa semoga lekas kering Curug Cinulang biar Abah berhenti menyanyikan lagu itu."

"Jadi gitar itu punya Abah?"

Di belakang pos tergantung gitar akustik lumayan bagus.

"Gitar itu punyaku. Dengan gitar aku berhasil mendapatkan si Neneng. Tapi emaknya tidak butuh suaraku, ia butuh suara mobil. Cinta berbeda kasta sungguh menyakitkan."

"Cintamu tidak direstui emaknya?"

"Cintaku terhalang mobil anak Pak RT, padahal aku tahu mobil kreditan."

"Jangan juga nyinyir dengan kesuksesan orang lain."

"Sukses apaan? Di kota si Dadang cuma jadi tukang soto mie, tapi lagaknya selangit!"

Daris tersenyum getir. Mandor saja merendahkan tukang soto mie. Bagaimana seorang CEO?

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!