Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.27. Bertemu Gerald sang kakak
Anabelle sebenarnya tidak peduli, karena baginya, pada dasarnya manusia itu akan mati, tapi setelah merenungi dampak darahnya jika di transfusi kan ke orang lain, maka 50% kekuatan Anabelle bisa di serap oleh orang itu, dan bisa di bayangkan jika darahnya di ekstrak dan di berikan kepada ribuan orang .
Maka dapat di pastikan dunia ini akan kacau, walaupun orang yang menggunakan darahnya tidak akan abadi, tapi minimal orang tersebut mampu bertarung melebihi manusia biasa, dan tingkat kecerdasan mereka juga akan meningkat, itu artinya orang-orang tersebut mampu bertahan di segala Medan, dan mampu menguasai apapun dengan cepat.
Mengingat pesan Nenek Arimbi, membuat Anabelle lebih berhati-hati, dan berusaha menambah kekuatannya.
Kini Anabelle sudah berada di kediamannya dan sedang menikmati makan malamnya, bersama para pelayan di rumahnya.
Seminggu sudah berlalu, dia kembali ke sekolah Online untuk mengambil ijazah nya, setelah mendapatkan informasi dari pihak penyelenggara.
Dia begitu gembira, dia berpikir akan melanjutkan dimana, dia bingung hendak bertanya kepada siapa, hanya Tantri sahabatnya.
Karena bingung, akhirnya dia mengabaikan dulu soal kampus mana yang akan dia pilih.
Dengan mobilnya, dia berkendara tak tentu Tujuan, Tantri sibuk di rumah sakit, akhirnya dia menghubungi Mbok Ijah.
Mbok Ijah yang sedang duduk santai di kampung nya, menjawab panggilan Anabelle, dan akhirnya mereka ngerumpi.
Puas ngerumpi, Anabelle menghentikan mobilnya di sebuah rumah makan sederhana.
Saat dia memasuki rumah makan itu, dia melihat Gerald sedang berada disitu dengan masih berseragam Militer, dia duduk bersama 3 rekannya, yang berangkat sama dengan dia yaitu Letnan 2, Angkatan Darat.
Gerald melihat Anabelle, dengan tatapan sendu, Sebastian selalu mengatakan, jika suatu saat bertemu dengan Anabelle, sampaikan permohonan maaf dari nya, Gerald berpikir mumpung bertemu, lebih baik dia menyampaikan pesan ayahnya Sebastian.
"Maaf Anna, boleh kakak duduk disini, ucap Gerald dengan lembut.
"Duduklah, jawab Anabelle tanpa melihat ke arah Gerald.
"Kakak, hanya ingin menyampaikan pesan Ayah saja, saat ayah kita sudah sadar dan menyadari tindakannya di masa lalu, ayah beserta paman dan bibi, semuanya sudah sadar, mereka di pengaruhi oleh kakek, dengan ilmu Hitam, kakak dan Sarah juga sudah di kasih tahu Ayah, kau kami berdua bukan anak dari Bunda Alana.
Ibu kami sudah di bunuh oleh kakek, tapi kakak dan Sarah sudah tidak ingin berurusan dengan kakek, mereka juga sekarang hidup sendiri, Paman dan bibi tidak ada yang mau merawat nya, karena perbuatannya.
Kami tinggal di Desa, ibu tiri kami juga sudah lama bercerai dengan ayah, dia tidak tahan hidup susah dan akhirnya berselingkuh.
Ayah selalu bersedih saat mengingat kamu, tapi ayah juga bilang, kalau Anna juga tidak memaafkannya, tidak apa-apa, Anna juga tidak mengakuinya sebagai ayah juga tidak apa-apa.
Ayah pesan, jika kakak bertemu dengan mu, sampaikan maaf dari Ayah.
Kakak atas nama ayah, memohon agar Anna dapat memaafkannya, hanya itu yang ayah minta, ucap Gerald.
"Baiklah, nanti saya pikirkan, soal itu.
Kalau kak Gerald dan kak Sarah, saya sudah maafkan, makanya saya ijinkan kakak duduk disini dan mendengar cerita kakak.
Sampaikan salam ku untuk kak Sarah, katakan padanya, kalau Anna sudah memaafkannya, dan jadilah Guru yang baik, begitu juga kakak, jadilah tentara yang baik.
Anna sudah bertemu dengan kakak kandungku, nanti saat dia datang dari Australia, Anna akan menghubungi kakak dsn kak Sarah, biar kita bertemu.
Kak Gerald satu-satunya kakak laki-laki, jadi harus lebih kuat lagi, maafkan Anna juga kak, ucap Anabelle.
"Kakak yang salah, Anna tak perlu meminta maaf, bolehkah kakak memeluk mu, ucap Gerald.
Anabelle berdiri dan menebarkan kedua tangannya, menerima pelukan kakaknya.
Ada rasa bahagia di dalam hatinya, walau dia sempat kecewa dengan Gerald dan Sarah, tapi sejatinya kedua kakaknya itu, sama sekali tidak pernah berbuat kesalahan kepadanya.
"Hey bro, anak siapa yang kamu peluk itu, sapa ketiga temannya Gerald.
"Dia adik bungsuku, kami beda ibu saja, dan tinggal di tempat terpisah, jawab Gerald.
"Oh oke, kami pikir adikmu hanya Sarah, calon istri masa depanku, ucap Roy teman Gerald.
"Makanya cepat datang ucapkan perasaanmu, mumpung belum ada yang mendekati adikku, ucap Gerald.
"Hahahaha, maafkan saya Gerald, kami sudah resmi pacaran, seminggu lalu, makanya saya ingin ikut kamu saat kita libur",, ucap Roy teman Gerald.
"Baiklah, tolong jangan sakiti hati adikku, dan ink namanya Anabelle Rista, ucap Gerald.
"Hey Anna, kenalkan nama saya Roy Hendrawan, calon kakak iparmu.
"Hay juga kak Roy, senang bertemu dengan kakak", balas Anabelle.
"Ya sudah kak, Anna pulang dulu, takut ke sore an jalanan pasti macet", ucap Anabelle.
"Kamu naik apa kesini ? tanya Gerald sambil mengikuti Anabelle keluar dari Rumah makan itu.
"Aku bawa mobil sendiri, hanya keluyuran saja, tak taunya nyasar hingga ke sini, ucap Anabelle sambil menekan remote mobilnya.
Gerald terkejut melihat mobil Anabelle, Maserati Grancabrio seharga 4.5 milyar, Gerald belum tahu jika, Anabelle juga memiliki Ferarri La Ferarri dan Lamborghini Urus dan Aston Martin Vanquish
Lamborghini Urus, biasanya dia gunakan saat ke kampung Mbok Ijah.
Mobil-mobil itu semuanya pemberian Perusahaan, dia juga memiliki Mercedes Exelero, yang dikhususkan saat dia akan ke Perusahaan, walau hingga ini dia tidak pernah datang, saat rapat mereka lakukan di rumah Jordan Albert di kawasan Kemang Jakarta Selatan.
Di tengah perjalanan nya, dia melihat seorang anak kecil sedang duduk terdiam, anak berusia sekitar 9 tahun, kelihatan diam dan sedang kebingungan.
Anabelle menghampiri anak itu setelah memarkir Mobilnya.
"Halo dek, ngapain kamu disini, dan apa itu barang-barang kamu, tanya Anabelle.
"Ia kak, aku di usir dari rumahku oleh adik Ayahku, setelah ayahku meninggal 3 hari lalu, ucap anak Laki-laki itu.
"Dimana rumah kamu itu? tanya Anabelle
"Di Radio Dalam, perusahaan ayahku juga mereka ambil, padahal ayahku aku sesuai perjanjian akan di rawat oleh mereka, tapi ternyata tidak, jawab anak itu.
"Ya sudah, bagaimana kalau kamu ikut kakak saja dulu, nanti kakak bantu kamu mengambil rumah dan perusahaan kamu, bagaimana? ucap Anabelle.
"Terimakasih kak, jawab anak itu yang bernama, Marchelo Wardana.
Anabelle membawa Marchelo Wardana ke Rumahnya di Permata Hijau, dia meminta agar Marchelo Wardana, di pindahkan sekolahnya biar sama putranya Pak Slamet.
Anabelle sendiri setelah membuka tasnya Marchelo, dia menemukan beberapa dokumen Perusahaan dan Sertifikat 2 unit rumah, termasuk rumah yang sekarang di ambil oleh adik Ayahnya.
Perusahaan Marchelo ternyata termasuk besar, salah satu pemain Tambang batu bara terbesar di Indonesia, di perusahaan itu ada saham milik 35% Investment dan 15 % milik AR Investama, 10% milik publik, dan 40% milik Milik ayahnya Marchelo dan sudah di wariskan atas nama Marchelo Wardana.
lanjut......