Ben Jamin Fredo (28), pewaris perusahaan wine Fredo bermain panas dengan pesaingnya Zoela Caprio (27) pewaris kedua perusahaan wine Caprio. Merasa bertukar peluh di ranjang sambil meneriaki nama masing masing dan menjadikan gerak tubuh mereka sebagai candu satu sama lain. Tapi selain di ranjang, mereka adalah musuh bebuyutan sejak orang tua mereka bersaing menjadi perusahaan wine terbaik di Italia. Permainan kotor bisnis diantara pedagang wine membuat keluarga Fredo dan Caprio bermusuhan. Namun bagaimana jika orang tua mereka tau bahwa Ben dan Zoe menjalin hubungan menikah diam diam hingga bisa menghasilkan cucu untuk mereka? Apa karena ada cucu mereka berbaikan atau semakin bermusuhan? Bacaaaaaa novel ini sampai tuntas ya! Semoga suka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak sengaja bertemu
Beberapa hari kemudian, setelah misi penghancuran kelompok hitam selesai, Ben dan Nior dipersilahkan berlibur dari dunia mafia alias cuti tanpa batas waktu. Marco juga sepertinya sedang menikmati masa damai dari bisnis gelapnya itu.
Dan hari ini Nior dan Ben bakal kembali ke Tuscany untuk menemui para istri mereka yang tersembunyi.
Mereka berdua sudah di bandara. Tapi saat akan masuk gate, Nior melihat wanita yang familiar dengan ingatannya. Lalu pria itu menyengol Ben untuk melihat wanita yang dimaksud.
"He Ben, coba lihat! Aku seperti melihat Zoe disana!" ucap Nior panik dan membuat Ben langsung fokus kearah yg di maksud.
"Astaga! Iya beneran dia! Ngapain kesini!" sahut Ben ikut terkejut.
"Mungkin si Lio tuh yg nyuruh dia nyusul aku" tebak Nior.
"Huuuh, dasar pria pemarah dan egois! Bisa bisanya nyuruh putrinya nyusul suami palsu padahal 2 minggu lagi urusan tender di Roma" ucap Ben.
"Oh ya, Caprio Wine menang tender acara pesta wine di Roma itu ya. Sayang sekali, Ben Jamin Fredo kalah perang" ejek Nior.
"Ngalah buat istri sendiri, gak masalah!" sahut Ben santai.
"Gimana nih? Kamu mau nemuin dia disini melepas rindu?" tanya Nior.
"Hmm, kayaknya iya deh, aku kasih kejutan aja dia disini" jawab Ben.
"Oke, aku tetep balik ke Tuscany buat nemuin istriku! Pake jetmu ya, sayang udah dipanasin" ujar Nior dan membuat Ben menghela nafas panjang karena yang dikatakan adik iparnya itu bener. Sayang jetnya udah di panasin dan di plot terbang.
"Hmm, yaudah. Pulang lah! Victoria pasti merindukanmu" ucap Ben mengalah.
"Ya pasti dong!" sahut Nior bangga.
"Yaudah, kakak ipar. Sukses bareng Zoe di Perancis! Aku pergi dulu, bye bye!" pamit Nior lalu berlari masuk gate.
"Dasar adik ipak gak ada ahklak!" gerutu Ben tapi kemudian dia fokus melihat wanita yang sangat ia rindukan itu dan tersenyum lebar.
"Akhirnya aku menemui kamu, sayang" lirihnya sebelum berjalan dibelakang Zoe, mengikuti wanita itu.
Sampai di luar bandara, sepertinya Zoe sedang menunggu jemputan tapi ekspresinya terlihat kesal.
Yap, dia kesal karena telepon Nior gak diangkat angkat. Dia mau naik taksi tapi ini adalah pertama kalinya dia datang ke Perancis menuju rumah mertuanya, jadi takut nyasar.
"Dasar, Nior sialan! Bisa bisanya gak angkat 10 teleponku dan bales 15 pesanku! Dasar pria tak berguna!" kesalnya.
Namun tiba - tiba ada yang berbisik di telinga Zoe.
"Aku merindukanmu"
deg!
Zoe langsung mengenali suara itu dan berbalik.
"Ben!" seru wanita itu kaget.
"Hai, sayang!" sapa Ben sambil tersenyum lebar tanpa merasa bersalah udah ninggalin Zoe sebulan lebih.
Bukannya memeluk pria yang ia rindukan, tapi malah ia pukuli dada bidang Ben.
Bugh! Bugh!
"Kamu jahaaat, Ben!!! Kamu ninggalin aku sebulan lebih tanpa kabar! Aku benci kamuu!!!" seru Zoe sampai beberapa orang yang lewat menatapnya.
"Maafin aku, Zoe. Aku tidak ingin membuatmu menungguku karena terlalu sibuk sampai aku simpan ponsel pribadi agar tidak menggunakannya saat fokus mengerjakan sesuatu" sahut Ben.
Bugh!! Bugh!!
Zoe tidak berhenti memukul dada bidang Ben, sampai wanita itu puas lalu tiba tiba memeluk prianya.
"Aku sangat sangat merindukanmu, Ben!" lirihnya dengan mata berkaca kaca.
"Aku juga! Bayangin aja aku menahan diri satu bulan lebih untuk tidak mengabarimu, tidak bercanda denganmu, tidak berdiskusi denganmu, tidak menyapa kamu, tidak menciummu, banyak hal yang aku rindukan saat mode silent treatment in work" sahut Ben.
Zoe tak membalas perkataan Ben dan dia menikmati aroma tubuh sang kekasih yang sangat membuat nyaman. Hingga beberapa menit berpelukan dan menjadi tontonan lalu lalang orang, pelukan rindu itu terlepas.
Ben menundukkan wajahnya untuk berbisik.
"Kamu gak lagi datang bulan kan?" tanya Ben dengan senyuman smirk.
Zoe pun membalas senyuman smirk pria dihadapannya ini dengan senyuman yang sama.
"Lihat aja sendiri!" tantang Zoe.
"Oh mulai berani yaaa? Ayook!! Aku akan ajak kamu ke tempatku disini!" ajak Ben lalu membantu membawa ransel Zoe di punggungnya lalu menggandeng tangan wanita itu.
"Kita mau kemana?" tanya Zoe yang bingung mau dibawa kemana.
"Ada deh" jawab Nior.
Saat sampai di parkiran mobil, ternyata mobil sport yang selalu dibawa ke luar negeri sudah siap dipakai oleh majikannya di manapun berada, kali ini di perancis.
"Wow, Ben. Mobilmu ini selalu ikut kamu keluar negeri ya" heran Zoe.
"Iyaa. Aku susah cocok sama mobil, enak bawa mobil sendiri aja" ujar Ben.
"Pantesan, dibawa aja mobil yang ini" ucap Zoe.
"Ayo masuk! Aku udah gak sabar cek apakah kamu datang bulan atau nggak!" sahut Ben lalu masuk ke kursi pengemudi dan tas ransel Zoe ia letakkan di kursi belakang.
Zoe pun ikut masuk ke mobil dan duduk manis.