NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:154.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 33

Fang Yin berdiri saat melihat suaminya berjalan memasuki aula utama kediaman bagian barat.

"Suamiku!" seru Fang Yin.

Bai Hui Fen menunduk lalu duduk di samping istrinya.

"Di mana tabib Lin yang terkenal itu?" tanya tuan Bai.

"Sebentar lagi mereka tiba," jawab Fang Yin lembut.

Fang Yin kembali duduk dan menata alat makan suaminya.

"Ayah!" seru Mei Yin saat memasuki aula kediaman bagian barat.

Hu Fen tersenyum, "Putriku, duduklah di samping ayah!" seru tuan Bai.

Mei Yin mengangguk lalu menuruti perintah ayahnya.

"Apa kau senang?" tanya tuan Bai.

"Tentu saja. Ayah adalah ayah yang terbaik. Terima kasih ayah," jawab Mei Yin manja.

"Bagus kalau kau senang. Kediaman ini tidak ada artinya bagiku. Jadi, lain kali kau tidak usah repot-repot mencari ku ke istana untuk meminta izin menggunakan kediaman bagian barat. Gunakan saja sesuka hatimu," ucap tuan Bai.

"Suamiku, kau jangan memanjakannya. Lihat dia! Semakin kau manja tingkahnya seperti anak kecil saja. Mei Yin akan segera menikah. Tidak baik dia bertingkah seperti itu," ujar Fang Yin.

Saat keluarga kecil yang harmonis itu sedang melempar sanjungan, rombongan Yu Jie baru saja berjalan menuju aula utama. Baru seperempat perjalanan, Yu Jie sudah mendengar kehangatan yang mantan ayahnya berikan untuk istri dan putri tercintanya.

Terkadang memiliki kelebihan ini membuat Yu Jie kesal. Harus mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar saat ini membuat darahnya sedikit mendidih. Bukan karena iri melainkan benci.

Ternyata benar, sebelum berhadapan dengan musuh kita bisa berdiri tegap, tapi saat berhadapan dengan musuh, jangankan mengangkat senjata, berdiri saja tidak mampu.

Mengingat hal itu, Yu Jie kembali menguatkan dirinya sendiri. Siapa mereka? Mereka bukan siapa-siapa bagi Yu Jie. Empat orang yang saat ini berjalan beriringan dengannya adalah orang yang sangat berharga bagi Yu Jie setelah mendiang ibunya.

"Adik ada apa?" tanya Fang Li yang menangkap ekspresi kecewa adik ketiganya.

Yu Jie tersenyum tipis, "Tidak ada apa-apa, kak. Aku hanya mendengar tikus-tikus sedang bergosip."

Fang Li ingin bertanya lagi, tapi perasaannya mengatakan bahwa adik ketiganya itu pasti mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan hatinya. Fang Li ingin sekali segera tiba di aula agar dapat melihat siapa saja tikus-tikus yang dimaksud Yu Jie.

Beberapa saat kemudian, rombongan Yu Jie tiba di aula. Mereka disambut beberapa pelayan dan langsung mempersilahkan mereka untuk duduk bersama tuan dan nyonya Bai.

"Tabib Lin," sapa Mei Yin dengan senyum simpul.

Fang Hua melihat bagaimana putri dadakan itu memainkan perannya dengan baik.

"Ayah, ini adalah tabib Lin yang aku ceritakan pada ayah," ucap Mei Yin.

"Tabib Lin, ini ayahku. Ayahku adalah salah satu pejabat tinggi di istana," jelas Mei Yin bangga sambil merangkul lengan ayahnya.

Yu Jie tersenyum lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Selamat malam nyonya Bai," ucap Lin Lian dari balik punggung seorang gadis di wajahnya ada bekas luka.

Bau Hui Fen sedikit terkejut melihat wajah Lin Lian. Wajah wanita itu terlihat tua karena banyak keriput, tapi Hui Fen sangat mengenal wajah itu.

"Suamiku, ini adalah nyonya Lin. Ibu dari tabib Lin," Fang Yin memperkenalkan Lin Lian pada suaminya.

Lin Lian tersenyum, "Selamat malam tuan Bai."

Tidak ada tanggapan dari Bai Hui Fen. Pria paruh baya itu masih menatap lekat wanita tua itu.

"Nyonya Lin duduklah disampingku!" ajak Fang Yin sambil menunjuk kursi di sebelahnya.

"Terima kasih nyonya Bai," ucap Lin Lian sambil melangkah menuju kursi yang ditunjuk oleh Fang Yin.

"Tabib Lin dan nona-nona silahkan duduk!" seru Fang Yin pada keempat putri Lin Lian.

Yu Jie beserta ketiga saudarinya duduk di tempat mereka masing-masing. Yu Jie memilih kursi yang berhadapan langsung dengan tuan Bai.

Melihat ayahnya yang masih terdiam dan menatap nyonya Lin, Mei Yin berinisiatif untuk berbicara.

"Ayah, aku akan memperkenalkan ayah pada tabib Lin," ucap Mei Yin.

"Oh, baiklah!" seru tuan Bai yang tersadar dari lamunannya.

"Di sebelah nyonya Lin adalah putri pertamanya, Lin Fang Li ..."

"Oh, jadi keempat nona ini adalah putrinya nyonya Lin!" seru tuan Bai memotong penjelasan Mei Yin.

Nada bicaranya menyiratkan antara percaya dan tidak percaya. Wanita yang dia kenal dulu tidak pernah menikah, tapi wanita yang mirip dengan wanita itu malah memiliki empat orang putri.

"Benar ayah," jawab Mei Yin.

"Ah, ayah! Biarkan aku selesai memperkenalkan mereka lebih dulu," rengek Mei Yin manja.

Gayanya membaur Fang Ling yang terkenal manja di antara tiga saudarinya itu merasa mual melihatnya. Tuan Bai tersenyum lalu mencubit pelan wajah putri semata wayangnya.

"Maaf atas tingkah putriku, nyonya Lin," ucap Fang Yin.

"Tidak apa-apa. Putri anda belum seberapa manja," balas Lin Lian tanpa memikirkan perasaan Fang Yin.

Melihat raut tidak suka dari wajah Fang Yin membuat Lin Lian ingin menambah bumbu.

"Putri ketiga ku paling manja di antara putriku yang lain," ucap Lin Lian.

"Bukankah biasanya anak tunggal atau anak bungsu yang sangat manja!" seru Fang Yin bingung.

"Yu Jie memang terkenal sebagai seorang ahli pengobatan, tapi dibalik itu semua, dia tetap seorang putri yang manja. Meski tidak terlihat di depan mata, tapi begitulah adanya. Tidak jarang terkadang telingaku sering berdenging mendengar mereka bertengkar karena hal kecil atau menangis karena dikerjai oleh adik atau kakak-kakaknya," jelas Lin Lian santai.

"Bukan berarti yang lain tidak manja. Mereka memiliki gaya yang berbeda saat ingin bermanja denganku. Misalnya si bungsu, dia selalu minta dibela jika ketiga kakaknya mulai menyudutkannya. Sebagai orang tua tunggal terkadang aku kesulitan menghadapi sikap manja keempat putriku, tapi aku sangat menikmatinya. Anugerah apa lagi yang bisa dewa berikan padaku selain keempat putriku. Bukan begitu tuan Bai?" tanya Lin Lian.

"Nyonya Lin benar. Anak adalah sumber utama kebahagiaan. Apapun yang mereka minta, kita sebagai orang tua selalu berusaha mewujudkannya," balas tuan Bai.

"Kakak!" panggil Fang Ling dengan nada berbisik.

Fang Hua menyampingkan tubuhnya perlahan agar mendekati adik bungsunya.

"Ada apa? Kau mau buang air kecil?" tanya Fang Hua berbisik.

"Asih! Bukan itu kak," kesal Fang Ling.

"Terus apa?" tanya Fang Hua yang mulai kesal.

"Sejak kapan ibu pandai bicara?" tanya Fang Ling.

Sontak saja Fang Hua langsung mendaratkan cubitan kecil di paha kiri adiknya. Meski tertutup oleh pakaiannya tetap saja cubitan kakak keduanya terasa.

"Aduh! Kenapa aku dicubit?" tanya Fang Ling tidak terima.

"Pertanyaanmu tidak penting. Jangan ganggu aku! Aku tidak ingin terlewat saat ibu membalas mereka," ucap Fang Hua.

Fang Ling memajukan bibir bawahnya tanda mengolok kakak keduanya.

"Mau aku tambah?" tanya Fang Hua tanpa berbalik.

Fang Ling langsung mengunci mulutnya.

Lin Lian tersenyum tipis lalu melanjutkan kalimat yang sejak tadi ingin dia ucapkan, "Benar sekali tuan Bai. Aku selalu berusaha mencukupi segala kebutuhan keempat putriku. Apapun akan aku lakukan demi merek," ucap Lin Lian sambil menatap sayang kepada keempat putrinya bergantian.

"Namun sayang, tidak semua orang tua menyayangi anaknya," ucap Lin Lian dengan nada sedih.

"Ah, nyonya Lin itu mungkin!" seru Fang Yin.

"Benar kata istriku. Tidak mungkin ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya sendiri," timpal tuan Bai.

"Benarkah?" tanya Lin Lian.

Kedua suami istri itu saling tatap tak mengerti dengan arah pertanyaan nyonya Lin.

"Tapi aku pernah mendengar sebuah kabar yang mengatakan ada seorang putri yang dibuang oleh ayahnya sendiri," ucap Lin Lian santai.

Wajah tuan Bai memerah, Fang Yin tersedak oleh cairan bening di dalam mulutnya sendiri, dan Mei Yin salah tingkah.

"Nyonya Bai anda kenapa? Apa aku salah bicara?" tanya Lin Lian santai.

1
Sianny Lin
Luar biasa
Lismawati
siapakah kedua org itu, apakah yu jie akan mengingatnya ,lanjuuuuut thor semakin penasaran , coba thor tambah satu bab lagi ,beramal di bln Ramadan menyenangkan pembaca
Maizuki Bintang
lanjut thor
Aisyah Suyuti
menarik
diara
ditunggu up nya
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Lismawati
makasih thor upnya ,lanjuuuut 💪💪💪
Maizuki Bintang
lagi thor
Murni Dewita
double up thor
Nay
👍👍👍
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Lismawati
makasih upnya thor ,ceritanya semakin seru , semangaaat berkarya 👍💪💪💪💪💪❤️
lisna
lnjut took,mkin seru ceritanya/Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Rose/
kaylla salsabella
gak keburu Jiang he
Osie
udah terlambat kaleeee..ji heng ji heng
Hikam Sairi
mampir
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Dede Mila
mampir
Lina Octavianti
Luar biasa
kaylla salsabella
pasti obat cinta yang di beri fang Li
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!