"Semenjak kehadiran nya, semua jadi berubah. adik iparku dia menaruh hati pada suami ku, semenjak iparku datang ke kehidupan rumah tangga ku, semuanya kini berubah. dari bunga yang mekar kini menjadi bunga layu yang berjatuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni Ashara Silalahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15. Ribut.
Ketiga pria tampan yang sedang berbincang-bincang hangat, datanglah seorang wanita parubaya yang sedang membawa beberapa teh hangat di atas nampan. Walaupun di usianya yang tidak terbilang muda lagi, wajah cantik Naura William membuat siapa saja tidak yakin jika wanita cantik itu berusia kepala 6. Apalagi kulit putih mulu, tidak ada kerutan di wajah nya. Karena nyonya Naura William sangat menjaga kulit, penampilan, rambut, dan tubuhnya agar tidak terlihat tua.
"Silahkan di minum nak!" sela Naura. yang meletakkan teh hangat di atas meja, sembari menyuruh kedua pemuda itu untuk menikmatinya.
"Terima kasih tante!"
"Sama-sama!" Naura yang menatap kagum ke arah pemuda tampan yang ada di hadapan nya saat ini, jadi semakin merindukan putra satu-satunya itu. Apa lagi semenjak Leon memutuskan kuliah di luar Negri, dirinya tidak pernah bertemu sang putra. Meski kediaman mereka cukup dekat, karena kesibukan yang mereka miliki membuat waktu mereka tidak ada untuk mengunjungi putranya itu.
"Tante, kenapa?" tanya Glen. Yang melihat raut wajah sedih di wajah wanita parubaya itu.
Narendra yang mendengar penuturan dari Glen pun langsung menatap ke arah sang istri, di mana sang istri sudah menitihkan air matanya.
"Mah, papah tau mama kangen sama Leon kan! sebentar lagi Leon akan wisuda, jadi mamah tidak perlu khawatir lagi. Dia akan kembali lagi bersama kita, hanya tinggal satu minggu lagi dia akan kita bawa ke negara kita." jelas tuan Narendra. Agar sang istri dapat bertahan sebentar lagi, untuk menunggu sang putra tercinta.
Hiks,,,, hiks,,, "Mama kangen banget sama Leon pah, apa lagi kita satu negara tapi tidak bisa bertemu karena sibuk mengurusi pekerjaan kita." ucapnya di sela tangisan nya.
"Leon putra tante dan om?" tanya Glen heran. Yang dirinya tidak pernah bertemu dengan putra tunggal William, keluarga yang terpandang di negara nya. Bisnis tuan William bercabang di mana-mana, dan ada juga di luar negri.
"Iya, 'Glen! Om belum pernah memperkenalkan Leon dengan kamu ya? Tanya Narendra. Yang mengingat Leon yang sangat jarang ingin ikut acara pertemuan dengan keluarga Alexsander ataupun rekan kerja orang tuanya. Karena itulah banyak orang yang tidak mengenal putra dan sekaligus pewaris tunggal William itu. Yang mereka tahu hanya tuan William memiliki satu putra tunggal, dan wajah nya saja tidak pernah di publik.
"Oya om!" jawab Glen.
"Glen, apa kamu sudah memiliki kekasih, 'Nak?" tanya Naura. Setelah berhenti menangisi putra tercinta nya itu.
"Saya sudah menikah tan, om!" jelasnya. Dan memperlihatkan jari manis nya, di mana ada sebuah cincin yang tersemat di jari manis pria muda nan tampan itu.
"Oya, sudah berapa lama nak?" tanya Naura lagi. Yang mengingat kalau Glen masih berstatus single saat memegang perusahaan mereka.
"Sudah lima tahun tan!" jawab jujur Glen.
"Apa, beberarti saat tante, om dan Leon memutuskan tinggal di sini dong!" Naura yang mengingat jika mereka telah tinggal di luar negri selama 5 tahun ini. Makannya, satu minggu lagi Leon akan melangsungkan acara wisudanya yang mengambil gelar Dr ( Doktor In Managemen ) di Institut University xxx London.
"Iya tante!" jelas Glen lagi.
"Wah, berarti kamu sudah punya bodyguard dong!" celetuk Naura. Yang pasti hubungan Glen dan sang istri sudah memiliki keturunan.
"Tidak tante!" sela cepat Glen. Yang mengetahui apa dari maksud perkataan wanita parubaya yang ada di hadapan nya saat ini."
"Loh, kenapa tidak ada?" tanya heran Naura.
"Kami sudah berusaha tan, tapi Tuhan belum memberinya!" jelasnya lagi.
"Kamu yang sabar ya nak, tante yakin suatu saat nanti Tuhan pasti akan kasih kamu keturunan!" Naura pun memberi semangat pada pria muda yang sudah menyandang sebagai suami orang itu. Agar Glen tidak mudah putus asa, dalam kondisi atau situasi apa pun itu.
"Terima kasih tan!"
☆☆☆☆☆
Sementara di negara sebelah.
Seorang wanita muda yang memiliki status sebagai istri dari pria tampan yang bernama Ronal Alexsander. Sedang memaki-maki para pelayan yang ada di kediaman suaminya itu.
"Apa kalian tidak bisa bekerja!" teriak Alexsa dengan nada suara meninggi. Karena dirinya belum juga mendapatkan sebuah sarapan pagi.
"Kalian di sini itu di bayar, bukan untuk bersenang-senang!" kesal nya lagi. Saat melihat pelayan nya itu hanya menunduk takut.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seorang pria. Yang baru saja menuruni anak tangga menuju lantai bawah, dengan perlengkapan kantornya.
"Tu--- belum juga bibi Surti menjawab pertanyaan tuan mudanya itu, lagi dan lagi Alexsa yang berstatus sebagai nona muda di kediaman itu mencelah perkataan nya.
"Apa begini tugas pembantu di sini?" tanya sinis Alexsa. Pada pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
Ronal yang mengerti maksud dan tujuan istrinya itu hanya menyunggingkan sebuah senyuman kecil, dan tidak terlihat oleh Alexsa.
"Maksudmu?" Ronal pun berpura-pura bertanaya balik, apa maksud dari perkataan sang istri.
"Mereka tidak memasak kan aku makanan sedikitpun itu, apa mereka ingin di pecat!" kesal nya. Dan menatap tajam ke arah pelayan itu.
"Aku yang menyuruh mereka untuk tidak memasak, karena aku akan sarapan di kantor ku!" jelasnya. Dan melangkah pergi meninggalkan sang istri yang sedang menatap nya tajam.
"Kurang ajar. Awas kalian ya, aku akan membalas kalian semua!" Alexsa yang sudah emosi pun langsung meninggalkan ke dua pelayan itu.
"Dasar nenek lampir!" Umpat Ningsi. Pelayan muda yang bekerja di kediaman Ronal.
Ningsi adalah ponakan bibi Surti, karena Ningsi baru menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas pun lagsung mencari pekerjaan, dan meminta bibi Surti untuk memasukkan dirinya bekerja di kediaman tuan muda Ronal.
"Hus, sudah. Nanti kalau dia dengar bisa habis kita!" sela bibi Surti.
Hah,,,, "Aku merindukan mu ka, 'Glen!" dengan menatap sebuah foto yang ada di layar ponselnya, Alexsa menciumi layar ponsel miliknya di mana ada sebuah foto pemuda tampan yang berstatus sebagai kaka iparnya itu.
"Sebaiknya, aku menyusul nya saja ke London!" Alexsa yang sudah tidak bisa menahan rasa rindunya pada pria itu, memutuskan untuk menyusul nya ke luar negri. Agar mereka bisa bertemu, dan dirinya tidak lagi merasa jauh dengan pria yang di cintainya saat ini.
Dengan bersiap-siap wanita itu menyusun beberapa pakaian nya ke dalam koper yang berukuran besar, apa lagi saat dirinya mengingat jelas kalau kaka iparnya Glen akan menjalani bisnis selama satu bulan di luar negri.
Dengan senyuman lebarnya, Alexsa sangat bersemangat untuk menyusul kaka iparnya yang sudah berstatus sebagai suami orang itu.