NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Portal dimensional membuka, menampakkan pemandangan yang membuat Riana, Reyhan, dan Kayla terpana. Dimensi Quantum terbentang di hadapan mereka - sebuah ruang tak terbatas di mana realitas berfluktuasi dan berganti setiap detik.

"Ini... menakjubkan," bisik Kayla, matanya melebar melihat gunung yang berubah menjadi lautan, lalu menjadi kota futuristik dalam hitungan detik.

"Jangan terlalu terpesona," Reyhan mengingatkan. "Ingat misi kita."

Riana mengangguk. "Benar. Kita harus menemukan sumber ketidakstabilan dan memperbaikinya."

Mereka melangkah maju, berusaha mempertahankan keseimbangan di tengah realitas yang terus berubah. Tanah di bawah kaki mereka berganti-ganti antara rumput, aspal, es, dan bahkan awan.

"Bagaimana kita bisa menemukan sesuatu di tempat seperti ini?" tanya Kayla frustrasi setelah beberapa saat berjalan tanpa arah yang jelas.

Tiba-tiba, Riana berhenti. "Tunggu. Aku merasakan sesuatu."

Dia menutup mata, berkonsentrasi pada insting Penjaga Realitasnya. "Ada... semacam pusaran energi. Tidak jauh dari sini."

Mereka mengikuti panduan Riana, menavigasi melalui lanskap yang terus berubah. Akhirnya, mereka tiba di sebuah area di mana perubahan realitas tampak lebih intens dan kacau.

Di tengah kekacauan itu, mereka melihat sosok yang familiar.

"Adrian?" Reyhan terkejut. "Bagaimana dia bisa ada di sini?"

Adrian berdiri di depan sebuah mesin aneh, tangannya sibuk memanipulasi berbagai kontrol. Dia menoleh saat mendengar suara mereka.

"Ah, para Penjaga Realitas," Adrian tersenyum. "Selalu tepat waktu."

"Bagaimana kau bisa keluar dari penjara?" tuntut Riana.

Adrian tertawa. "Kalian lupa? Di Dimensi Quantum, segala kemungkinan terjadi. Termasuk kemungkinan di mana aku tidak pernah tertangkap."

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kayla, matanya tertuju pada mesin di belakang Adrian.

"Memperbaiki multiverse," jawab Adrian dengan nada serius. "Kalian masih belum mengerti. Apa yang kulakukan adalah untuk kebaikan semua realitas."

Reyhan mengambil posisi siaga. "Dengan menciptakan kekacauan?"

"Terkadang kekacauan diperlukan untuk menciptakan ketertiban baru," balas Adrian. Dia menekan sebuah tombol di mesin, dan gelombang energi quantum meledak ke segala arah.

Riana, Reyhan, dan Kayla terhempas mundur. Ketika mereka bangkit, mereka terkejut mendapati diri mereka dikelilingi oleh versi-versi alternatif dari diri mereka sendiri.

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu Kayla alternatif.

"Adrian telah membuka portal antar-realitas," jawab Riana, mencoba memahami situasi. "Dia membawa versi kita dari berbagai kemungkinan realitas."

Adrian berdiri di tengah kekacauan dengan senyum puas. "Lihat? Inilah kekuatan sejati Dimensi Quantum. Kita bisa memilih realitas terbaik dan menjadikannya satu-satunya realitas yang ada."

"Tapi itu akan menghapus semua realitas lain!" protes Reyhan. "Miliaran kehidupan akan lenyap!"

"Pengorbanan yang diperlukan demi masa depan yang lebih baik," balas Adrian dingin.

Pertarungan pun tak terelakkan. Namun, kali ini bukan hanya melawan Adrian, tapi juga melawan versi-versi alternatif dari diri mereka sendiri yang mendukung rencana Adrian.

Kekacauan quantum mencapai puncaknya. Realitas berfluktuasi liar, menciptakan paradoks dan anomali di mana-mana. Di tengah pertarungan, Riana menyadari sesuatu.

"Teman-teman!" teriaknya. "Kita tidak bisa mengalahkan mereka dengan kekuatan. Kita harus menyatukan semua versi diri kita!"

Reyhan dan Kayla mengangguk paham. Mereka mulai berkomunikasi dengan versi-versi alternatif mereka, mencoba meyakinkan mereka tentang pentingnya keberagaman realitas.

Perlahan tapi pasti, semakin banyak versi alternatif yang berpihak pada mereka. Mereka membentuk lingkaran besar, mengelilingi Adrian dan mesinnya.

"Hentikan semua ini, Adrian," ujar Riana. "Lihat kenyataan di hadapanmu. Setiap realitas, setiap kemungkinan, memiliki nilai dan tujuannya sendiri."

Adrian menatap ke sekelilingnya, melihat puluhan versi Riana, Reyhan, dan Kayla yang bersatu. Untuk pertama kalinya, keraguan tampak di wajahnya.

"Tapi... masa depan yang kulihat..." dia bergumam.

"Masa depan selalu bisa diubah," Kayla meyakinkan. "Bukan dengan menghapus realitas, tapi dengan bekerja sama untuk menghadapi apapun yang akan terjadi."

Momen keheningan yang terasa seperti keabadian. Akhirnya, Adrian menunduk dan mematikan mesinnya.

Gelombang energi quantum mereda. Versi-versi alternatif perlahan menghilang, kembali ke realitas mereka masing-masing. Dimensi Quantum mulai stabil kembali.

Adrian jatuh berlutut. "Aku... aku hanya ingin menyelamatkan semuanya."

Riana berlutut di sampingnya. "Kami mengerti. Tapi cara yang kau pilih salah. Mari kita hadapi masa depan bersama, sebagai satu tim."

Saat mereka bersiap untuk kembali, Pengawas muncul melalui portal.

"Kerja bagus, Penjaga Realitas," pujinya. "Kalian telah menyelamatkan struktur multiverse."

Pengawas kemudian berpaling pada Adrian. "Dan kau, Adrian. Kau memiliki potensi besar. Alih-alih menjadi ancaman, mengapa tidak bergabung dengan kami untuk melindungi realitas?"

Adrian menatap Pengawas, lalu ke arah Riana, Reyhan, dan Kayla. Perlahan, dia mengangguk.

"Kurasa... itu ide yang baik," ujarnya pelan.

Mereka melangkah memasuki portal, kembali ke markas Penjaga Realitas. Namun, Riana tidak bisa mengenyahkan perasaan bahwa ini bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.

Di ruang briefing, Pengawas menampilkan peta multiverse. "Krisis quantum telah teratasi, tapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

"Ancaman apa yang Adrian lihat di masa depan?" tanya Reyhan penasaran.

Pengawas terdiam sejenak. "Ada... entitas yang lebih besar dari yang pernah kita hadapi. Sesuatu yang mengancam bukan hanya satu realitas, tapi seluruh struktur multiverse."

"Devorer of Realities," Adrian angkat bicara. "Makhluk yang hidup dengan memakan dimensi-dimensi utuh."

Riana, Reyhan, dan Kayla saling berpandangan. Mereka tahu tantangan terbesar mereka baru saja dimulai.

"Jadi, apa rencana kita?" tanya Kayla.

"Kita perlu mempersiapkan diri," jawab Pengawas. "Melatih kemampuan kalian, memperkuat pertahanan antar-dimensi, dan mencari sekutu di seluruh multiverse."

Adrian mengangguk setuju. "Aku akan membagikan semua yang kutahu tentang Devourer. Kita perlu strategi yang solid."

Riana menatap ke arah teman-temannya, lalu ke Adrian, dan akhirnya ke Pengawas. "Baiklah. Mari kita selamatkan multiverse."

Dengan tekad baru dan ancaman besar di depan mata, tim Penjaga Realitas yang kini bertambah kuat bersiap menghadapi tantangan terbesar mereka. Nasib seluruh eksistensi kini berada di tangan mereka.

Sementara itu, jauh di kedalaman Void antar dimensi, sesuatu yang sangat besar dan sangat lapar mulai bergerak, merasakan getaran realitas-realitas yang akan menjadi santapannya berikutnya.

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!