NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 ~ Wajah Bapak

Dibandingkan masalah tugas kuliah yang sudah dikerjakan Dirga, Gita lebih antusias dengan nasihat dan ayat suci yang bisa dia baca saat ada gangguan. Berharap bisa melindungi dan menjaga saat malam dan ia bisa tidur dengan … tenang.

Sampai di kosan sudah sore, Ikbal mengabarkan tidak bisa mampir karena masih ada urusan. Gita pun menghubungi ibunya, meski belum bercerita kalau ia melihat sosok pocong baik di rumah atau pun di kosan.

“Ibu sudah transfer lagi untuk melunasi biaya kuliah kamu. Sekalian untuk biaya hidup di sana,” tutur Ibu.

Gita menghela nafasnya pelan, ia sudah menerima notifikasi uang masuk ke rekeningnya, jumlahnya cukup banyak kalau sekedar untuk biaya hidup sebulan dua bulan di kosan dan sisa biaya kuliah yang belum dibayar tidak seberapa.

Meski senang karena tidak memusingkan biaya kuliah dan uang makan selama jauh dari rumah, seperti yang sering dikeluhkan para mahasiswa lain, tapi agak ragu dari mana orang tuanya mendapatkan uang dengan mudah. Toko mereka hanya ada dua dan salah satunya tidak terlalu ramai pembeli.

“Iya bu.”

“Kalau ada apa-apa, jangan sungkan bilang ya. Minggu ini kamu pulang?”

“Hm, belum tau Bu. Lagi banyak tugas, bentar lagi ujian akhir semester.”

“Ya sudah, jaga kesehatan ya.”

Ternyata nasehat Dirga cukup bermanfaat. Malam ini Gita lewati dengan tenang tanpa gangguan, setelah maghrib ia lanjut mengaji sampai dengan isya. Ayat suci yang disampaikan juga sering ia baca. Sampai pagi tidak ada gangguan bahkan sampai berhari-hari berikutnya.

***

Semakin dekat ujian, tugas semakin banyak. Belum lagi fisik yang drop karena makan tidak teratur, bahkan ibadah pun hanya dilakukan yang wajib saja. Gita seperti berada dalam tekanan, apalagi semalam ia kembali diganggu. Bukan lagi ketukan di jendela, kali ini ketukan pintu. Beruntung sebelum dibuka, Gita membuka gorden jendela untuk memastikan siapa yang malam-malam mendatangi kamarnya. Ternyata sosok itu datang lagi.

Hari ini ia hanya ada satu kelas, setelah berakhir langsung mendatangi ruangan pengurus mapala untuk mencari Ikbal. Perasaannya tidak tenang, ia ingin pulang dan sampaikan pada Bapak dan Ibu kalau si pocong mulai mengusik dan mengganggu hidupnya.

Ternyata basecamp mapala ramai, entah ada acara apa. Gita melihat bukan hanya mahasiswa aktif saja yang ada di sana, ada juga beberapa orang alumni. Malu untuk masuk di tengah acara, ia mengirim pesan pada Ikbal agar menemuinya di luar.

Tidak lama Ikbal pun keluar.

“Tunggu dulu, acaranya belum beres.”

“Ikbal, aku mau pulang. Aku takut,” ujar Gita setengah merengek bahkan matanya berkaca-kaca dan air matanya sudah siap menetes.

“Takut apa?”

“Makhluk itu muncul lagi, semalam dia datang lagi. Aku mau pulang, kamu tetap di sini terserah, tapi aku titip tugas-tugas aku.”

Ikbal minta Gita duduk agar lebih tenang.

“Ngomong pelan-pelan, bukan kamu doang yang banyak tugas. Aku juga sama.”

“Tapi aku mau pulang dan aku nggak mau mengulang satu semester.”

Masih berusaha menenangkan Gita yang mulai terisak, sempat malu karena mereka menjadi perhatian mahasiswa yang lewat.

“Gita.”

Bukan hanya Gita yang menoleh, Ikbal pun sama.

“Mas Dirga, baru datang?" tanya Ikbal.

Dirga memang diundang di acara yang sedang berjalan, melihat Gita ada di sana apalagi sedang terisak membuatnya penasaran untuk mendekat.

“Nangis, lo apain?” tanya Dirga pada Ikbal, Gita gegas mengusap pipinya yang basah.

“Manja Mas, mau pulang dia. Nggak kuat kuliah sama tugas-tugasnya,” ejek Ikbal dan Gita langsung mendorong tubuhnya pelan. “Minta tolong sama Mas Dirga lagi aja,” ujar Ikbal lagi. “Aku lanjut ke dalam ya.”

Dirga menduduki tempat Ikbal, sempat membalas sapaan dari rekan Ikbal.

“Kayaknya bukan karena tugas doang, tapi masalah lain. Mau cerita?” Gita mengedikkan bahunya. “Eh, kosan kamu masih horor?”

Pertanyaan ini cukup mendapatkan perhatian, Gita lalu menoleh dan menatap Dirga. Agak ragu untuk menyampaikan, khawatir disebut pengecut.

“Dari wajah lo, kayaknya masih ya.”

“Baru semalam. Sebelumnya udah nggak ada.”

“Ini yang buat lo nangis?”

“IYa eh bukan.” Gita lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Agak sungkan berada di dekat Dirga, meski agak nyaman. Apalagi aroma parfum pria itu cukup menenangkan seperti aroma terapi.

“Gue masuk dulu, kalau butuh bantuan gue tunggu dulu di sini. Keberatan?” Gita menggelengkan kepalanya.

Kantin kampus, Gita, Ikbal dan Dirga berada. Selain makan siang, Gita akhirnya menyerahkan tugas yang menurutnya terlalu rumit dengan kondisi fisik dan pikirannya saat ini. Dirga membahas ketakutan Gita pada gangguan semalam datang.

“Makanya ngaji jangan tik-tokan mulu,” ucap Ikbal lalu terkekeh karena Gita tidak berhasil memukulnya. “Kalau bapakmu tahu kamu nggak sanggup mengerjakan tugas, sudah pasti dijemput dan dipaksa menikah dengan laki-laki pilihan mereka. Mau kamu?”

“Nggak mau,” sahut Gita. “Aku harus apa,agar si pocong tidak balik lagi?”

“Nggak ngerti juga, mereka berwujud pasti ada maksud. Bisa jadi ada pesan yang ingin disampaikan, hutang atau kesalahan yang pernah kita lakukan. Semakin lo takut, energi kamu bisa lemah dan mereka mudah untuk mengganggu apalagi merasuk.”

Gita hanya angguk-angguk mendengar nasihat Dirga.

***

“Jangan takut, aku nggak boleh takut.” Gita seakan mensugesti dirinya untuk bisa menghalau rasa takut.

Sudah hampir jam sepuluh malam, ia baru saja menutup laptop dan beranjak ke ranjang. Berbaring lalu membaca doa. Sudah mengantuk dan tidak sulit baginya untuk langsung terlelap. Entah sudah berapa lama ia terlelap, lalu terjaga. Lagi-lagi ada ketukan di pintu.

Perlahan turun dari ranjang, melangkah pelan menuju jendela. Memastikan dulu siapa yang datang. Tangannya gemetar saat terulur untuk menyibak gorden.

“Gita.”

Suara Yuda – bapaknya.

Gita gegas memutar kunci pintu, tanpa membuka lagi gorden untuk memastikan siapa yang datang. Bapaknya datang malam-malam pasti ada sesuatu yang penting.

“Pak ….”

Nyatanya tidak ada siapapun disana, saat pintu terbuka. Bahkan sampai ia melangkah keluar dan menatap sekeliling tidak ada suara langkah menjauh kalau memang ada orang iseng. Tiba-tiba kulitnya merinding hebat dan tercium bau busuk.

Gita pun gegas kembali ke dalam. Hendak menutup pintu terdengar suara dari toilet, ketukan pintu dari dalam. Dahinya mengernyit, siapa yang ada di dalam toiletnya. Meski dengan rasa takut dan masih merasakan merinding, ia beranikan diri mendorong pintu toilet.

Matanya terbelalak saat melihat sosok yang berdiri membelakanginya. Dengan kafan lusuh dan kotor serta ikatan yang sangat jelas. Pocong itu bergerak seperti berayun ke kiri dan kanan. Mulutnya ingin membaca ayat yang diberikan Dirga, tapi mendadak ia lupa bahkan mulutnya seakan kaku untuk digerakan.

Perlahan sosok itu berbalik. Tubuh Gita semakin sulit untuk digerakan dan mulutnya hanya mampu berucap tidak jelas saat ia menatap wajah sosok tersebut. Wajah yang begitu ia kenali, wajah Bapaknya.

 

 

 

1
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
Vita Liana
baru baca
Misna Class
lebih baik kalau ada yg ketok2 pintu di biarin aja.. lagian udah sering gitu ngapain juga masih di bukain pintu.. thor2 buat cerita kok aneh banget
Rina Indriani
lanjut kk ceritamu kereen
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny mantan spiderman ya keluar dr plafon..
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️: makany itu mgkn tuh pocong masih merasa doi spidey jdi dia lewat plafon.. 🤣🤣🤣
dtyas (ig : dtyas_dtyas): belum pernah ya, ada kisah nyata pocong jatuh dr plafon 😁😀
total 2 replies
Rina Indriani
wih... asih
Esih Esih
Luar biasa
Zuhril Witanto
aamiin
Aditya HP/bunda lia
wiiih ... tamat ditunggu yang baru
Heri Wibowo
ada cerita baru lagi Thor
ayularasati91
baru bisa baca setelah sibuk di dunia nyata, ternyata udah mau tamat aja 😭 lanjutt kak thor
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
the myth nya hobi turing ya kesana sini..
Kustri
mending tanah diwakafin di bangun masjid ato musholla, spy tdk wingit & pocong dkk takut, Git
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
pocongny di toilet mau p1p1s minta dibukain tuh ikatannya..
Zuhril Witanto
arka sekarang ada dimana ...kirain tinggal ma yura
Zuhril Witanto
kamu maunya kapan git
Zuhril Witanto
apa Gita bakalan terseret kasus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!