cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Ketika jam istirahat ada seorang karyawan dari perusahaan edric yang pergi keluar dari kantor untuk menghubungi seseorang
"halo nona ada berita untukmu tapi saya minta bayaran yang mahal karena ini berita yang sangat besar" ucap karyawan itu dengan lirih agar suaranya tidak di dengar oleh siapa pun
shela mendengus karena dia merasa di peras"cepat katakan"
"tadi pagi tuan edric dang dengan tiga anak kecil berumur sekitar 5 tahunan wajahnya sangat mirip dengan tuan bahkan semua karyawan di larang menyebarkan berita tentang ketiga anak itu di luar perusahaan" jelas karyawan itu
"baiklah aku akan mentransfer uangnya segera" sahut shela dan langsung mematikan telponnya
Shela mengepalkan tangannya ketika mendapat informasi dari orang bayarannya yang bekerja di perusahaan edric untuk memata matai siapa saja yang ada di sekeliling pengusaha sukses itu
"aku harus mendapatkan edric agar semua orang menghargai ku sekarang karirku sudah hancur hanya edric yang bisa menjamin kehidupanku" ucap shela penuh tekat
"aku akan menyingkirkan siapapun yang berani menghalangi keinginanku tidak peduli kalau itu anaknya edric bahkan keluarga besar sekalipun aku akan menghabisi mereka semua" ucap shela dalam hatinya
Sekarang dalam pikirannya sedang menyusun rencana untuk menghilangkan anak edric terlebih dahulu
"aku harus menyingkirkan anak anak itu tapi bagaimana caranya aku tidak tahu di mana mansion edric hanya ketika berada di perusahaan aku bisa menyingkirkan mereka" shela berjalan mondar mandir di kamarnya sambil memikirkan cara untuk menyingkirkan anak anak edric
Setelah beberapa saat berpikir shela mengambil hp nya untuk menghubungi seseorang untuk melancarkan aksinya
"bagaimana apa kamu terima tawaranku" kata shela setelah menjelaskan apa yang dia mau
"tentu saja nona tapi bayarannya tidak sedikit karena aku harus menyinggung anak dari orang berpengaruh di kota ini" sahut orang di seberang sana
"kamu tidak perlu khawatir masalah itu" ucap shela dengan meyakinkan
Orang yang berada di seberang telpon menyanggupi pekerjaan yang di berikan oleh shela walaupun dia tahu apa resikonya ketika dia berani mengusik kehidupan pribadi dari seorang edric
Sedangkan di perusahaan edric ketiga anaknya sedang bermain di ruang kerja edric dengan suara pelan agar tidak mengganggu pekerjaan daddy nya
"adrian coba kamu minta ijin pada daddy agar kita bisa jalan jalan di kantor ini sungguh aku sangat penasaran" devan berbisik di telinga adrian untuk menyampaikan keinginannya
"aku juga mau kamu kan anak pertama jadi kamu saja hang minta ijin" betrand pun tak mau kalah
Adrian mendengus"giliran hal seperti ini saja kalian menganggap aku sebagai anak pertama"
Devan hanya nyengir sedangkan betrand tersenyum kecil mendengar gerutuan adrian sedangkan edric melirik dengan ekor matanya ketika melihat ketiga anaknya sedang berbisik bisik
"apa yang di inginkan ketiga bocah itu" gumam edric dengan lirih
Adrian berdiri untuk menuju kursi kerja daddy nya untuk meminta ijin pergi keluar
"dad" ucap adrian
"kenapa hem apa ada yang kalian inginkan" tanya edric
"adik adik ingin jalan jalan di dalam perusahaan apakah boleh" tanya adrian
"tentu boy tapi kamu harus di temani oleh pengawal mengerti" titah edric tegas
"baik dad" ucap adrian sambil tersenyum tipis dsn langsung berlari menuju ke tempat kedua adiknya dan memberitahu jika daddy mengijinkan
tok.... Tok... Tok...
"masuk"
"tuan memanggil kami" ucap kepala anak buah yang mengawal edric kemanapun dia pergi
"kamu dan beberapa orangmu kawal putraku mereka ingin melihat lihat perusahaan ini pastikan jangan sampai terjadi apa pun pada mereka atau kalian yang tanggung akibatnya" perintah edric pada anak buahnya
"baik tuan" sahut mereka serempak dan keluar dari ruangan edric setelah tidak ada keperluan lagi
Adrian dan saudaranya berjalan dari lantai ke lantai sambil melihat lihat ruangan dan para pegawai daddy bekerja bahkan mereka tak segan segan bertanya pada pengawal yang mendampingi mereka saking ingin tahunya
Ketika mereka mendekati tangga darurat yang akan mereka lewati untuk menuju lantai bawah mata adrian melihat ada sekelebat bayangan orang karena memang adrian sengaja tidak mau menggunakan lift agar tidak mengganggu para pegawai yang menggunakan lift tersebut
"devan berhenti" teriak adrian ketika melihat adiknya sudah mendekati tangga darurat beruntung refleks devan bagus hingga dia tidak melanjutkan jalannya
"kenapa adrian kamu mengagetkanku" kesal devan karena dia begitu terkejut dengan teriakan adrian tadi
Adrian tidak menjawab kata kata devan justru dia berjalan mendekati tangga darurat itu dan memeriksanya
"paman lihat ada yang menumpahkan minyak ini sangat berbahaya jika ada yang melewati tangga ini orang itu bisa terluka karena terjatuh dari tangga" ucap adrian sambil menunjuk ke arah tangga yang kena tumpahan minyak
Jantung para pengawal berdetak kencang ketika mata mereka melihat sendiri tumpahan minyak bagaimana kalau tadi anak anak dari tuannya ini sampai lewat dan terjatuh
"paman kami hubungi daddy karena ini sangat membahayakan" ucap adrian pada kepala pengawal itu
"baik tuan muda" kepal pengawal itu mengangguk dan segera pergi ke ruangan edric untuk menyampaikan kejadian ini
Sedangkan devan mematung di tempatnya andai adrian tidak berteriak pasti dia sudah jatuh ke bawah sana dan terluka membayangkannya saja devan tidak sanggup bahkan sekarang dia sudah menangis
"sudah tidak apa apa lain kali jangan ceroboh dan lihat situasi sekitar hem" adrian mencoba menenangkan saudaranya itu agar tidak ketakutan lagi
kepala pengawal menemui edric di ruangannya ketika dia sedang berbicara dengan josh
"ada apa apa terjadi sesuatu" tanya edric to the point ketika melihat raut wajah khawatir dari kepala pengawalnya itu
Kepala pengawal memberitahu apa yang terjadi barusan tanpa ada yang di tutup tutupi
mendengar laporan dari pengawal itu jantung edric rasanya seperti mau copot kalau terjadi sesuatu dengan anaknya dia akan kena marah oleh emeli
"boy kalian tidak apa apa hem" tanya edric dengan raut wajah panik
Betrand dan adrian menggeleng tapi tidak dengan devan yang masih terisak dan kaki nya bergetar hebat
"tidak apa apa boy di sini ada daddy" edric segera menggendong devan karena dia melihat putranya yang shock
"ayo kita kembali ke ruangan daddy dan kalian bermain saja di sana" edric membawa ketiga anaknya kembali ke ruangan dan menidurkan devan di kamar pribadi yang ada di ruangannya
"kalian temani devan di sini atau kalian mau tidur juga tidak apa apa daddy akan mengurus masalah tadi jadi kalian jangan khawatir lagi" ucap edric dengan lembut sambil mencium kepala putranya satu persatu
"baik dad"
Edric keluar dari kamar tersebut menemui josh untuk membahas masalah tadi edric tidak habis pikir siapa yang berani berbuat hal seperti itu di perusahaannya apalagi anaknya yang di incar padahal baru hari ini dia membawa anak anak tapi sudah ada yang berani mengusik ketenangannya