Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 15
Queen tergugup, berdoa dalam hati apa yang diperbincangkan tidak sampai ke telinga laki-laki yang kini tengah mengamati.
"Maaf Tuan, kami hanya sedang diskusi, iya kan El?"
"I iya Tuan, benar, hehe" sahut Elsa segera membenarkan apa yang diucapkan oleh Queen.
"Hem, ini hampir malam, pulanglah dan istirahat"
Pintu tertutup, dan kedua wanita yang dari tadi menahan diri dengan jantung yang jedag jeduh segera bernafas lega.
"Fuh, untung sepertinya Tuan Arron tak mendengar teriakan mu!" Ucap Queen dengan wajah juteknya.
"Sorry, aku kan hanya bertanya saja"
"Ck, lain kali hati-hati, jangan ngomong sembarangan, dasar!"
Elsa tersenyum kecut, lega sekaligus merasa bersalah membuat suasana sebentar tadi tidak nyaman, lalu keduanya keluar bersama menuju ke persinggahan masing-masing.
*
*
Tepatnya di jam setengah sembilan pagi, Queen kini sudah satu ruangan dengan kepala Auditor yang sudah menyerahkan segala laporannya, tepatnya di ruangan khusus yang hari itu memang disediakan.
"Jadi Tuan Marcel sudah tau?"
"Sudah Nona Queen, Tuan Marcel tidak bisa berkelit lagi, semua bukti telah di berikan, tak berani menyangkal sama sekali"
"Hem, sebaiknya kita tunggu Tuan Arron untuk menjelaskan semuanya" ucap Queen yang kemudian diam dan hanya berfokus pada berkas laporan yang ada diatas meja.
Tak lama muncul juga seseorang yang di tunggu, siapa lagi kalau bukan Arron, sang Bos dengan wajah tampan berbalut dinginnya es yang membeku di kutub Utara.
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Arron setelah duduk dengan nyaman di kursi yang di sediakan disana.
"Semua Nota fiktif yang pernah di buat sudah saya kumpulkan Tuan, dan tidak ada lagi pembelaan apapun, tapi Tuan Marcel mengatakan jika semua asetnya tidak akan cukup untuk mengganti rugi" ucap kepala Auditor.
Nampak Arron terdiam, memikirkan sesuatu yang dirasakan masih janggal, lalu menoleh ke Queen untuk meminta sesuatu.
"Bagaimana Aset yang berhasil kamu hitung Queen?"
"Oh iya, dari semua aset resmi ataupun atas nama seseorang, saya pastikan nilainya masih cukup untuk mengganti semua kerugian Tuan Arron"
"Hem, bagus, apa semua informasi mu bisa di percaya?"
"Tentu Tuan, apa anda masih meragukanya?" Tanya Queen.
Arron tak langsung menjawab, menatap kepala Auditor dan memberikan kode untuk meninggalkan ruangannya, setelah itu Arron berpindah tempat duduk lebih dekat dengan Queen.
"Aku rasa kamu perlu menyelidik hal ini, sebuah perusahaan yang baru berdiri, letaknya di pinggiran kota, aku curiga itu adalah milik Marcel dari penggelapan uang di perusahaan, kalau kau bisa mengambilnya, itu bonus untukmu"
"Apa?, Bonus?"
"Hem" Arron mengangguk.
Bagaimana dengan Queen?, tentu langsung tersenyum dan matanya bersinar seterang matahari saat terbit.
"Apa saya bisa langsung eksekusi jika semua bukti telah saya temukan Tuan?"
"Tentu saja, ku serahkan sepenuhnya padamu"
"Siap!" Ucapnya dengan tersenyum lebar dan menampilkan seretan giginya yang berjajar apik.
Arron tersenyum, tanpa disadari memandang dengan rasa suka dan tak ingin menyudahinya, beruntung Queen menyadarinya, hingga kemudian sedikit bergeser mundur dan menutup kembali mulutnya.
"Maaf tuan Arron, anda baik-baik saja?" Tanya Queen yang masih melihat Arron tak memutuskan pandangan.
"Em, sorry, aku baik-baik saja, lalu bagaimana?" Nampak Arron sedikit gugup dan melanjutkan dengan pertanyaan.
"Kita tunggu Tuan Marcel" jawab Queen.
Ada suara panggilan dari ponsel, Arron segera beranjak saat mengangkat ponselnya, lalu berjalan cepat meninggalkan ruangan dimana Queen kini nampak sendiri, beruntung tak lama kemudian kepala Auditor datang dan menemani.
Kurang lebih lima belas menitan, terdengar suara langkah seseorang, berharap yang datang adalah sosok laki-laki yang lama sudah ditunggu.
Namun tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara seorang perempuan, familiar bagi Queen, sepertinya beberapa kali pernah mendengar suaranya.
"Oh jadi kamu juga disini?"
"Nona Monica?" Queen terkejut.
"Iya, aku kesini, dan ingin memberitahu jika kakakku repot, banyak pekerjaan penting dan tidak bisa hadir atas undangan kalian!" Ucapnya dengan ketus.
"Maaf Nona, ini masalah serius, soal penggelapan dana yang nilainya sangat banyak, tidak bisa di wakilkan dan harus Tuan Marcel sendiri yang datang" sahut kepala Auditor.
"Tidak perlu!, dan kau!, jangan berlagak disini, hanya pegawai perusahaan saja sok!" Teriaknya.
"Nona Monica, saya peringatkan, ada peraturan yang terkait hukum legal dalam kasus kakak anda, oh iya, benar Tuan Marcel Kakak kandung anda?"
"Ck, kau lagi, iya!, memangnya kenapa?" Jawab Monica dengan ketus.
"Oh, jadi begitu, pantas"
"Apa maksud mu, jangan kurang ajar ya, keluarga kami mempunyai jasa besar di perusahaan ini, dan kami juga punya saham disana, jadi kamu yang hanya wanita bayaran saja tidak usah macam-macam!"
Wanita bayaran?, my God, tentu kata itu membuat darah Queen langsung mendidih, perlu di kasih pelajaran.
Tanpa basa basi lagi, Queen mengangkat ponselnya, menghubungi pihak kepolisian dan memberikan kabar bahwa sudah bisa dilakukan penangkapan.
"Atas nama Tuan Marcel" ucapnya cukup jelas dan masuk kesemua telinga yang ada disana.
"Apa?!, Breng-sek kau!" Jerit Monica tak terima dan langsung histeris ingin menyerang Queen.
Kepala Auditor menghadang, Monica tak melanjutkan aksinya, sebenarnya Queen menunggu serangan awal dulu dari Monica, lalu dia akan membalasnya, setidaknya dari cctv akan kelihatan jika Monica lah yang membuat masalah, jadi seandainya ada drama tuntut menuntut, jelas Queen lah yang akan jadi pemenangnya.
"Cabut semua perintah mu, kak Marcel tidak bersalah, kamu tidak punya bukti apapun, dan jangan macam-macam dengan keluargaku!" Bentak Monica.
"Aturan sudah sangat jelas, surat pemberitahuan di layangkan tentunya kami punya bukti yang mendukung, saat ini apa yang anda lakukan bisa saya jadikan temuan kalau anda juga ikut terlibat dalam penggelapan dana ini, apa itu yang anda inginkan nona Monica?"
"Kau_!!" Teriak Monica geram, namun tak berani melanjutkan, mulutnya kini bungkam karena semua penjelasan hukum yang membuat posisinya kini malah terancam.
"Ingat nona Queen, kau hanya karyawan di perusahaan ini" ucap Monica.
"Tentu saja, saya adalah karyawan dengan menjunjung profesionalitas tinggi, melakukan semua sesuai prosedur yang di beri, dan salah satu tugasku adalah menjerat hukum semua orang yang dengan sengaja mengakibatkan kerugian di perusahaan" jawab Queen dengan tenang, ketakutan?, tentu tidak ada dalam kamus Queensa.
"Aku akan telpon Arron sekarang juga!" Ancam Monica dengan sisa kesombongannya.
"Silahkan saja, kita lihat hasilnya" jawab Queen dengan senyuman sinis nya.
Duduk dengan santai, Queen hanya sesekali mengamati apa yang dilakukan Monica, rupanya panggilannya tak membuahkan hasil, nampak sekali raut wajah cemasnya.
"Bagaimana?" Tanya Queen menertawai.
Dan sebelum Monica menjawab, kepala Auditor membisikkan sesuatu, mengabarkan bahwa Marcel telah hadir disana, tepatnya berada di ruangan direktur tertinggi langsung, pantas Arron tak menjawab panggilan di ponselnya, mungkin sekarang sedang berbicara serius dengan Marcel di ruangannya.
"Aku akan pergi, tapi urusan ini belum selesai!" Monica terlihat galau dan langsung meninggalkan ruangan.
"Anda di panggil Tuan Arron sekarang juga" ucap kepala Auditor, setelah kepergian Monica dari sana.
"Hem" Queen mengangguk dan segera keluar dari pintu menuju ke ruangan Arron.
Seperti yang di bilang sebelumnya, Queen sudah ditunggu kedatangannya, nampak sekali wajah pucat dari sosok laki-laki yang kini sudah menjadi tersangka.
"Lakukan tugasmu" kata perintah dari sang Boss yang duduk di tempatnya.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
udah tamat aja ceritanya masih candu sih ama semua cerita2 athor pingin ny gk habis2 klw bsa klw boleh lanjut terus 🥰🥰🥰
saudara yg lain ka....
seru...
buat cerita baru thor...
request Thor buat cerita keluarga ailina dong ..