Perjalanan Hidup Venus Di Beberapa Demensi Kehidupan.
Takdir Seakan Mempermainkan Venus.
Akankah Venus Mendapat Akhir Bahagia ?
Balas Dendam, Persahabatan, Romansa, Balas Budi, Kebohongan, Drama Dan Teka-Teki.
Jangan Tertipu Awal Cerita, Ok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bening Hijau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LimaBelas
"Sial! Banget!," gumam Venus melihat hujan turun.
Hari ini, Venus tak pulang bersama Yoshi karena pemuda itu lagi tidak enak badan.
Venus memutuskan untuk kembali masuk ke lapangan basket.
Kok, bisa si Venus ada di lapangan basket.
Karena, si Venus iseng ajah datang ke sini soalnya gak ada teman untuk di ajaknya bercanda.
Venus lalu mengambil bola basket, seperti tadi dia mencoba untuk memantul-mantul kan nya. "Gagal lagi," gumam nya kecewa.
Baik di masa lalu atau masa sekarang, Venus gak jago kalau soal Basket.
Venus memutuskan duduk di lantai sambil melihat bola basket yang berserakan.
"Ku kira hantu tadi, yang ada di sini." Kevin menghampiri Venus yang duduk termenung.
Sebenarnya, Kevin sejak tadi memperhatikan Venus dari sudut lapangan secara sembunyi-sembunyi.
Niatnya adalah untuk membuat gadis itu jatuh hati pada nya, lalu membuatnya sakit hati.
Venus tak suka dengan kehadiran Kevin di sebelah nya, ia lalu beranjak dari duduk nya.
Venus mengumpulkan satu-persatu bola basket yang berserakan karena ulah nya tadi.
Kevin gak ada niatan sekali untuk membantu gadis tersebut.
Malah, pemuda itu sekali-kali tertawa melihat gadis tersebut kesusahan.
Akhirnya, selesai juga karena Venus sudah mengembalikan bola basket ke keranjang nya.
Venus keluar untuk melihat, apakah hujan sudah reda atau belum?
Masih saja hujan, padahal ini sudah pukul 6 sore.
"Ayo, pulang dengan ku." Kevin melepaskan jaket nya, merengkuh badan Venus.
Kedua nya berlari menerobos hujan hingga sampai ke mobil milik Kevin.
Venus masuk terlebih dahulu, baru di susul oleh Kevin.
Sebenarnya, Venus mau menolak ajakan dari Kevin tadi. Tapi, kan hari sudah gelap membuat dia takut kalau masih ada di sana.
"Kenapa kau bisa ada di sana, tadi?" Tanya Venus random.
Venus itu gak suka dengan keheningan, saat dia pulang bersama Yoshi.
Kedua nya, selalu bermain game, main tebak-tebakan atau membahas tentang kuliah mereka.
Kevin hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Venus, ia lebih memilh fokus menyetir.
Jalanan sekarang begitu licin, membuatnya harus-harus pelan berkendara.
Venus memutuskan untuk tidur daripada di acuhkan seperti ini.
"Venus, sudah sampai. Cepat segera turun dari mobil ku." Kevin mengusir gadis itu secara kasar, mengoyang-goyangkan tubuh nya yang sedang tertidur.
Venus tak merespon lagi, ia terhanyut dalam mimpi indah nya.
Kevin melepaskan sabun pengaman dari tubuh Venus, hendak membuat kepala gadis itu sedikit terbentur.
Venus lalu terbangun dari tidur nya, mengusap dahi nya yang terbentur. "Kau, jahat sekali kepada ku," ringis nya sedikit merasa sakit.
"Jangan mengucapkan kata itu kepada ku." Kevin memandang Venus dengan tatapan tajam.
Kevin mengingatkan Venus akan perbuatan nya tempo lalu.
Gara-gara, di banting Venus tempo lalu badan Kevin harus mengalami terapi pemulihan hinga sekarang.
"Maaf, tapi kau mendekati ku karena ingin membuat Sarah cemburu kepada mu." Venus memang mengaku salah, tapi dia tahu tujuan Kevin sebenarnya.
Walau di masa lalu, Kevin dan Venus tak berhubungan sama sekali.
Di masa sekarang, dari awal Venus sudah tahu tujuan Kevin di tambah cerita dari Revan tempo lalu.
Kevin menyandarkan tubuh nya di kursi pengemudi, rencana nya sudah ketahuan.
"Kalau kau mencintai Sarah, kau harus berani terang-terangan berjuang untuk mendapatkan hati nya. Bukan seperti ini, mau memanfaatkan ku."
Venus memberi nasehat Kevin seperti nasehat nya tempo lalu kepada Revan.
Seperti nya, Kevin harus mengurungkan niat nya tadi. "Lalu, aku harus bagaimana?", ia ingin meminta nasehat dari Venus.
Soal cinta, mana Venus tahu hal itu karena gadis itu dulu jatuh cinta sama Ryan, doang.
Dan, ternyata cinta nya di khianati selama 30 tahun.
"Aku tak tahu, tapi seandainya aku di posismu maka....."
Venus tak bisa melanjutkan perkataan nya, memilih untuk keluar dari mobil.
Alasan nya adalah Venus tak ingin terlibat lebih dalam dengan cinta segita antara ketiga orang tersebut.
.
.
.
.
.
Kevin sekarang berada di Apartement milik Bara, pemuda itu memutuskan menginap.
Kevin masih penasaran dengan kelanjutan perkataan Venus, tadi.
"Kau sedang memikirkan, apa?" Bara baru datang membawakan segelas teh untuk Kevin.
Kevin lalu meminum teh tersebut, untuk menghangatkan tubuh nya.
"Bara, jika kau ada di posisi ku. Kau akan berbuat seperti apa?"
Bara tahu maksud pertanyaan Kevin karena kedua nya sudah saling mengenal sejak SMP.
Bara mengetahui, jika Kevin begitu mencintai Sarah teman kecil nya. Tapi, di satu sisi teman masa kecil nya menyukai orang lain.
"Kalau, aku akan memperjuangkan Sarah," jawaban Bara sama dengan Venus.
Kevin tertawa kecil mendengar hal itu, lagi. Memilih, tidur berbaring di atas kursi.
"Oh, ya, boleh ku tanya soal tujuan mu mengatakan cinta kepada Venus?" Bara ingin menyakan hal ini, sejak tempo lalu.
Kevin lalu berkata jujur kepada Bara tentang rencana nya sebenarnya. Tapi, rencana itu tak akan di lanjutkan nya.
"Venus bukan gadis yang bisa ku jangkau." Kevin merasa tak pantas saja untuk mendekati Venus, sekarang.
Bicara berdua dengan Venus, tadi.
Kevin sadar bahwa Venus adalah gadis yang baik hati di balik sifat kasar nya.
Dan, perasaan Venus tak pantas untuk di permainkan oleh dirinya.
Drrttt...drttt...
Ponsel Kevin bergetar begitu hebat nya membuat pemuda itu bangun tidur nya.
"Kevin, pliss jemput aku sekarang."
"Ok," jawab Kevin singkat lalu menyudahi panggilan tersebut.
Kevin lalu berpamitan pergi dari Apartement Bara untuk menemui Sarah.
Sesampainya, di tempat Sarah tubuh Kevin lalu di peluk erat oleh gadis tersebut.
"Aku memutuskan untuk tak bertunangan dengan Revan," ucap Sarah sambil menatap bahagia wajah Kevin.
Kevin melepaskan Sarah dari pelukan nya.
"Alasan nya, apa?"
"Aku sadar kalau selama ini aku hanya mengagumi nya saja." Sarah lalu duduk di sebuah kursi.
Sarah menatap langit malam yang di penuhi bintang-bintang.
Jadi, tadi Keluarga Sarah dan Keluarga Revan mengadakan makan malam.
Dan, saat kedua belah pihak Keluarga membicarakan hubungan Sarah dan Revan.
Sarah dengan berani nya mengatakan kepada keluarga nya. Jika, dia tak mau bertunangan dengan Revan.
"Apa kau melakukan ini? Karena pertanyaan ku tempo lalu?"
Sarah mengiyakan pertanyaan Kevin tersebut, dia sadar akan perasaan nya selama ini.
"Aku menyukaimu tanpa ku sadari, ini mungkin karena sosok Revan. Sekarang, hubungan kita bisa lebih dari sahabat. Karena kau dan aku memiliki perasaan yang sama." Sarah ingin Kevin menjadikan nya pacar, sekarang.
Kevin sunguh-sunguh bimbang, dalam hati dia senang perasaan nya terbalas.
Tapi, di dalam otak nya ada orang lain yang sedang di pikirkan nya.
Sarah mendekat lagi ke arah Kevin, gadis itu sedikit berjinjit hendak mencium pemuda itu.
Kevin menghindar dari ciuman itu, "Ayo ku antar, pulang," pergi dari sana terlebih dahulu.
Sarah tentu saja kecewa akan sikap Kevin,tapi tak apa mungkin karena pemuda itu belum siap.
di review lma sama editor
za
semangat nulis nya kakak/Smile/