Takdir sungguh begitu menyesakkan bagi diriku . Takdir membuat hidup ku berubah total . Kamu datang membawa kebahagiaan atau luka aku pun tidak tau itu . Tapi saat kehadiran mu , semua nya berubah . Bahagia, hanya di awal nya saja , hingga luka itu datang seiring berjalan nya dengan waktu . . Tapi ini semua bukan salah mu, tapi ini semua salah ku , yang terlalu terburu-buru menilai sesuatu . Bahkan aku tidak pernah peduli dengan nasihat orang . Waktu itu aku terbuai dengan cinta manis mu . . Ini Kisah ku, kisah Khairunnisa yang mengalami kepahitan setelah aku menikah . . Note : cinta itu tidak selama nya indah , jika kamu mencintai seseorang bukan karena Allah , melainkan karena nafsu dunia mu, tapi cinta itu akan berkali-kali indah , jika kamu mencintai seseorang karena Allah . Karya asli ... No plagiat . . Di larang keras meniru . .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Benar saja , sekitar jam lima sore mereka sudah tiba di desa milik ibu dan bapak Nisa . Desa yang sangat sejuk, banyak sekali pemandangan sawah yang membentang di sepanjang perjalanan . Sungguh sangat memanjakan mata .
Tadi mereka sempat berhenti sebentar ke klinik dan memeriksa kan kandungan Nisa . Dan ibu bidan berulangkali menyarankan Nisa agar membawa wanita hamil itu segera ke kota , karena kandungan Nisa sangat bermasalah .
Beruntung tadi hanya Nisa saja yang di beritahu oleh ibu bidan , karena yang lain menunggu nya di luar, dan Nisa melarang bidan itu untuk mengatakan pada yang lainnya . Beruntung ibu bidan mau menuruti permintaan Nisa .
Desa yang sudah beberapa bulan tidak Nisa kunjungi, membuat hati Nisa mendadak sedih .
Jahat sekali dirinya tidak pernah menengok keadaan bapak dan ibu nya . Padahal mereka lah orang yang sangat mengerti dirinya . Sungguh rasa bersalah itu muncul .
"Nis , bude terakhir kalinya datang kemari waktu nikahan kamu sama Doni . Itu udah lama banget , setelah nya bude enggak pernah kemari lagi . " Ucap bude Sira yang duduk tepat di samping Nisa ,
"Iya bude , Nisa juga udah lama banget enggak ke sini " ucap Nisa .
Bude Sira menghela nafas nya kasar , dirinya sangat tau , bagaimana mungkin wanita itu datang ke rumah orang tua nya , suami nya saja tidak pernah mau mengajak Nisa ke sana .
Kalau Nisa pergi sendiri, bagaimana mungkin, karena wanita itu tidak memiliki uang sama sekali .
Nisa duduk di apit oleh Desi yang duduk di sebelah kanan nya , dan bude Sira yang duduk di sebelah kiri nya, sedangkan Tiar duduk di belakang bapak tukang becak .
Tapi mata pemuda tampan itu sesekali terus melirik ke arah Nisa . Entahlah rasa ingin memiliki wanita itu terus saja berkelebat di dalam dirinya . Diri nya sungguh ingin memiliki Nisa , wanita yang masih saja terus ada di dalam hati nya itu .
Tapi entah bagaimana Nisa, wanita itu entah mau atau tidak . Tiar tidak tau . .
Andai Nisa mau, dirinya tidak keberatan mengurus anak wanita itu dengan Doni . Dirinya tidak akan keberatan menerima anak itu .
Melewati beberapa rumah sederhana yang ada di desa milik ibu dan bapak nya Nisa , satu rumah lagi mereka akan tiba di rumah bapak Nisa .
Tiar lah yang mengarahkan bapak becak itu,
"Pak , itu rumah nya ." Tunjuk Tiar pada rumah sederhana.
Sang bapak becak pun mengangguk kan kepala nya ,lalu membelokkan becak sepeda motor nya itu pada rumah sederhana .
Tiba di rumah ibu dan bapak Nisa , mereka semua turun dari becak itu.
Rumah tampak sepi , karena Nisa bisa menebak jika ibu nya sedang ada di kebun belakang, kalau bapak nya pasti pergi ke tempat pangkas nya .
"Nis ibuk , sama bapak kamu mana ?" Tanya bude Sira saat melihat rumah milik kedua orang tua Nisa sangat sepi .
"Ibuk mungkin di belakang ada di kebun belakang bude . Sebentar, Nisa ke belakang dulu . Bude , Desi dan mas Tiar silahkan duduk dulu " ucap Nisa kepada mereka semua nya . Sedangkan bapak becak tadi sudah melipir ke warung kopi yang tidak jauh dari rumah Nisa .
Bapak becak itu juga sudah di sewa oleh Tiar dan akan membawa mereka pulang kembali .
Bude Sira menganggukkan kepalanya , Nisa berlalu melangkah kan kaki nya ke belakang rumah kedua orang tua nya itu.
Bude Sira dan anak-anak nya duduk di depan teras rumah itu . Rumah itu sederhana, namun kesan nyaman melekat di rumah itu .
Sungguh diri nya saja sangat betah berlama-lama di sana . .
"Pemandangan nya cantik banget ya buk, Desi jadi betah deh tinggal di sini. " Ucap Desi .
Bude Sira mengangguk kan kepala nya , "iya ibuk juga nak . Enak banget . Dingin , sejuk , apa lagi banyak banget tanaman di samping rumah . Beda banget ya sama di tempat kita . " Cetus bude Sira membandingkannya dengan desa yang di tempati oleh nya .
Desi terkikik mendengar nya . "Padahal sama-sama desa ya kan buk . Kalau tinggal di kota apa lagi. "
"Iya ya kan Des . Kita juga tinggal di desa , tapi beda banget sama di sini ."
Tiar yang mendengar obrolan kedua nya hanya menggeleng-gelengkan kepala nya .
Sementara Nisa , wanita hamil itu berjalan menuju ke belakang rumah , tepat nya pada kebun yang masih tampak bagus , masih sama seperti terakhir kali nya dirinya lihat .
Nisa menghapus bulir bening yang menetes membasahi pipi nya , sungguh dirinya sangat merindukan tempat ini . Tempat dimana dirinya di besarkan . Selalu mendapatkan kasih sayang kedua orang tua nya itu .
"Ibuk !!" Seru Nisa saat melihat seorang wanita paruh baya yang sedang sibuk memetik sayuran kangkung .
Ibu nya Nisa langsung mendongak, dan mata nya seketika terbelalak saat menyadari sosok putri nya yang berjalan mendekat ke arah nya .
"Ni---Nisa ..."
Air mata nya langsung meluruh , kangkung yang ada di dalam genggaman nya pun jatuh . Dirinya langsung berlari menghampiri putri satu-satunya itu.
Tanpa kata , ibu nya Nisa langsung memeluk tubuh anak nya yang tampak berbeda dari satu tahun yang lalu . Tubuh nya tampak kurus , perut nya saja yang buncit, dan wajah nya kecoklatan ada bekas beberapa jerawat di pipi nya . Sungguh keadaan yang sangat berbeda saat terakhir kalinya sang anak pergi ikut suami nya .
"Masya Allah nak . Ibuk rindu sekali dengan kamu . Bagaimana kabar kamu nak " ucap ibu nya sambil memeluk tubuh anak nya itu dengan sayang .
Nisa masih saja tergugu di dalam pelukan ibu nya itu. Rasanya rindu sekali kepada ibu nya , semenjak menikah , baru kali ini dirinya pulang dan baru kali ini dirinya bertemu dengan ibu nya .
"Nisa baik buk . Ibuk bagaimana ? " Tanya Nisa , yang pasti nya dirinya tidak mau jika ibu nya mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya .
Ibu nya Nisa menguraikan pelukan nya , menatap putri semata wayangnya itu . Dirinya tau anak nya berbohong, mana mungkin keadaan nya baik-baik saja , saat dirinya melihat dengan jelas jika bentuk Nisa seperti ini .
"Nis , jujur sama ibuk , jangan berbohong ." Ucap ibu nya .
Nisa menggigit bibir nya kuat-kuat , tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada ibu nya .
Lalu mata ibu nya menoleh ke sana dan kemari . "Mana Doni ? Mana suami kamu ? Ibu ingin bertanya pada nya . Ada sesuatu yang ingin ibu tanyakan ." Ucap ibu nya .
"Buk, ayo ikut Nisa , di depan ada bude Sira . Ibu ingat kan ? Dia bude nya bang Doni ." Ucap Nisa mengalihkan pembicaraan .
Ibunya tersenyum, dirinya ingat betul wanita paruh baya yang sangat ramah itu, berbeda sekali dengan Mirna , ibu nya Doni .
"Ayo, ibu akan menjamu kalian ."
jual diri kamu 🤭
setelah 🤰 ditelantarkan Joko gemblung
nyohok Lo
keluarga toxic keluarga semleng 🤦
ayo kakak" yg baik 👍 dipencet