NovelToon NovelToon
Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Sistem / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: JWin

Rhea adalah sahabat lamaku.

Seorang wanita muda yang cantik dan juga periang.


Dua tahun kami tidak pernah saling berkomunikasi dikarenakan kesibukan kami masing-masing.


Hingga hari itu dia meneleponku dan mengajakku bertemu.


Kukira pertemuan itu akan menjadi ajang reuni kami yang seru namun ternyata semua diluar perkiraanku.


Tujuan Rhea menemuiku adalah untuk membagikan kisahnya.

Kisah yang selama ini ia tutup dan pendam rapat-rapat.

Kisah yang sama sekali tidak aku duga yang dialami oleh sahabat dekatku sendiri.

Kisah yang membuat hidup Rhea berubah.


Bisakah aku membantu Rhea meluapkan segala keluh kesahnya?!

Atau justru aku ikut masuk dalam lingkaran kisah sahabatku sendiri?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JWin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan Seorang Teman

Suasana rumah mewah itu nampak seperti hari-hari biasanya, sunyi sepi bagaikan tidak berpenghuni. Diruang tamu, nampak nyonya Sulastri duduk mematung di sofa dan sesekali matanya melirik ke arah arloji yang ia kenakan. Secangkir kopi yang sudah bi Minah siapkan diatas meja ia biarkan begitu saja, dan terlihat isinya masih utuh pertanda kopi itu tak ia seruput sama sekali.

Tiba-tiba dari arah teras rumah terdengar suara berteriak dengan kencangnya, "Aku pulang......" ternyata suara itu adalah suara Vanya yang berteriak dari arah pintu rumah. Mendengar suara anak perempuannya tersebut nyonya Sulastri lekas beranjak dari sofa, ia berlari kecil menghampiri Vanya.

"Pulang pagi lagi kamu Van dari ma...." belum sempat nyonya Sulastri meneruskan kata-katanya, dirinya semakin dibuat kaget dengan kehadiran Rhea yang muncul dibelakang Vanya.

"Apa-apaan ini?? Darimana saja kalian?!" tanya nyonya Sulastri lantang.

Melihat nyonya Sulastri yang sedang marah dihadapannya, Rhea hanya tertunduk, rasa takut menghantui pikiran dan hati gadis tersebut. Sedangkan Vanya seperti biasa langsung terlihat hanya cuek dan berlalu menuju ke arah kamarnya seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa.

"Van ... Vanyaaa... Mama belum selesai bicara!!" teriak nyonya Sulastri kali ini dengan nada yang semakin meninggi.

"Sudahlah mah.. Vanya hanya jalan-jalan bareng Rhea aja tadi juga ada Mark, tapi sudah pulang!!" teriak Vanya sambil terus berjalan menyusuri anak tangga.

"Mark??" tanya nyonya Sulastri kaget.

"iya Mark!!" teriak Vanya.

Mendengar itu nyonya Sulastri tiba-tiba langsung terdiam. Mata wanita itu lalu segera memeriksa kearah halaman rumah, seperti sedang memastikan sesuatu.

Sedangkan Rhea tetap berdiri memaku dihadapan nyonya Sulastri dengan wajah pucat dan keringat yang mulai mengucur di keningnya.

"Ma.. Maafkan saya nyah... Saya keluar tidak ijin." ucap Rhea lirih dengan kepala yang masih tertunduk.

Alih-alih merasa akan dimarahi oleh nyonya Sulastri, tapi justru dibuat heran karena tiba-tiba wanita setengah baya itu malah langsung menyuruh Rhea untuk segera masuk ke kamarnya.

"Sudah tidak apa-apa, anggap saja kamu sedang menemani anak saya..." "sekarang kamu kembali ke kamarmu bersihkan tubuhmu dan segera istirahat, saya lihat sepertinya kamu kurang tidur." ucap nyonya Sulastri kali ini dengan nada pelan.

Mata Rhea lekas melirik kearah wanita tersebut yang mulai berjalan masuk meninggalkannya yang masih terpaku di depan pintu rumah.

"Sebenarnya orang-orang disini kenapa? Kenapa sikapnya begitu mudah berubah-ubah." tanya Rhea dalam hati sambil mengernyitkan dahinya, ia pun lantas berjalan pelan menuju kamarnya.

Kini Rhea sudah berada didalam kamarnya, direbahkan tubuhnya diatas kasur empuknya dan perlahan-lahan mata gadis itu terpejam karena rasa kantuk yang sudah tak tertahankan.

***

Vanya mengetuk pintu kamar Rhea dengan sekuat tenaga, "Rhe... Rhe... Sudah bangun belum?" teriak Vanya membangunkan Rhea dari luar pintu kamar.

Mendengar suara ketukan dari Vanya, Rhea segera beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan malas kearah pintu kamar.

"Iya masuk Van... Aku sudah bangun kok, aku kan mau bantu bi Minah di dapur." terang Rhea.

"Udah loe enggak usah ke dapur, tadi gue lihat sepertinya bi Minah sudah menyelesaikan semua pekerjaan dapur." terang Vanya sembari masuk kedalam kamar Rhea.

"oh iya nanti malam ikut gue lagi yuk!" ajak Vanya pada Rhea.

"Hmmmm... mau kemana lagi Van?" tanya Rhea ragu. "bisa-bisa nanti nyonya Sulastri marah kembali." ucap Rhea mencoba menolak ajakan Vanya.

"Yasudah kalau loe gak mau, berarti gue tinggal bilang ke Mark kalau loe gak bisa ikut." ucap Vanya sembari melirik kearah Rhea.

"Mark? Apa hubungannya dengan Mark Van?" tanya Rhea sedikit penasaran.

"Ya kan tadi dia nelpon gue." "dia bilang ke gue kalau dia mau loe ikut juga, sebenarnya gue juga tadinya enggan ngajak loe. Karena gue tahu pasti loe kapok jalan bareng gue lagi, Tapi Mark malah makin maksa gue buat ngajak loe." terang Vanya santai.

Mendengar Vanya menyebut nama Mark tentu saja hati Rhea menjadi tidak karuan. Hatinya berdebar kencang. Entah apa namanya, seperti ada getaran hebat di hatinya dan seketika raut muka Rhea berubah merah.

"Tapi bagaimana dengan nyonya Sulastri?" "sebaiknya kita ijin dulu ke beliau." ucap Rhea.

Vanya merebahkan tubuhnya diatas kasur Rhea,

"Udah loe gak usah memikirkan itu, tadi gue dah ijin nyokap gue, dia ngasih ijin kok." "sekarang tinggal loe nya mau apa kagak?" terang Vanya.

Sebenarnya masih ada rasa keraguan di hati Rhea, namun semua rasa ragu itu seakan-akan musnah dengan bayangan Mark yang merasuki hatinya. Seolah ada suatu benih-benih rasa yang entah apa namanya, yang mulai tumbuh di hati Rhea.

"Yasudah Van, kalau begitu aku ikut kamu jalan nanti malam." jawab Rhea sambil mengangguk.

"Nah gitu dong, itu baru namanya teman gue!" ucap Vanya bahagia, lalu dipeluknya Rhea dengan hangat, "makasih ya Rhe... Sudah mau jadi teman gue." lanjut Vanya lirih.

Rhea hanya bisa terdiam, ia merasakan ketulusan dari pelukan Vanya, sepertinya Vanya benar-benar kesepian, sepertinya ia memang membutuhkan sosok teman didalam hidupnya.

Dengan mata terpejam Rhea lantas membalas pelukan Vanya, dipeluknya gadis itu dengan penuh kelembutan.

Walaupun baru kenal, sangat terasa kedua gadis itu memang saling membutuhkan satu sama lain.

1
St
suka
St
ditunggu update nya lagi thor. penasaran.
Amelia Quil
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!