My Wife My Enemy

Setelah mendengarkan sedikit sambutan dari wakil rektor, Bintang pun menghidupkan kembali toa yang sedang dia pegang dan berseru lantang. Bintang selaku ketua BEM sekaligus ketua panitia kemah ini pun memimpin doa bersama.

"Untuk memulai perjalanan pagi ini kita mulai dengan membaca doa bersama. Semoga dilancarkan dan diberi keselamatan sampai kita kembali ke rumah lagi. Baca doa dimulai." ucap Bintang memimpin doa kepada seluruh maba dan anggota BEM yang terlibat dalam kemah maba tahun ini.

Tidak sedikit para cewek yang dibuat meleleh dengan ke gentle an Bintang memimpin doa.

"Duh imam able banget sih." begitulah salah satu komentar dari para maba baru yang terpesona dengan ketampanan Bintang.

Semua orang pun nampak menunduk berdoa dengan khidmad.

"Doa selesai." semua pun mendongak kembali.

"Oke semua maba naik ke bus sesuai nomor yang udah ditentuin ya. Terus untuk bebrapa panitia dan seksi kesehatan ikut naik ke bus maba aja, buat memantau kalau ada yang pusing dan sebagainya. Dan untuk seksi lainnya, bebas mau ikut bus atau naik kendaraan pribadi."

sambung Bintang dan semua pun nampak bubar dan mulai satu-persatu memasuki bus masing-masing.

"Wih Bintang makin keliatan berwibawa aja pake setelan kayak gitu." seru Dara mengomentari penampilan Bintang yang mengenakan kaos polos warna putih yang dipadu padankan dengan kemeja kotak kotak warna maron, serta celana slimfit nya yang membuat terkesan cowok cool. Dan tidak lupa topi warna mocca yang bertengger indah di kepalanya.

"Halah Eko juga tiap hari pake kaos sama kemeja kayak gitu gak pernah tuh lo muji dia." sahut Kinan membuat Dara dan Nala terkekeh.

Eko adalah teman satu fakultas mereka yang badannya agak tambun dan berkulit eksotis alias hitam. Hampir setiap hari outfit eko pasti kaos putih yang di padukan dengan kemeja kotak-kotak.

"Ya beda lah Kin, masa lo samain Eko sama Bintang." sambung dara membuat Kinan mendengus malas.

"Udah ra ... Liat tuh mukanya Kinan langsung bete kalo bahas Bintang." ucap Nala membuat Dara terkekeh lagi.

"Yaudah yuk ah naik sekarang." ajak Kinan kepada Dara dan Nala.

Bintang memasuki bis nomor satu dan dua untuk mengecek keadaan di dalamnya. Kemudian lanjut memasuki bus nomor tiga.

"Gimana sat, udah komplit nih pasukan lo?" tanya Bintang.

"Lengkap. Lo naik bus ini aja sekalian." jawab Satya.

"Gue sih rencana pake motor aja. Ntar bubaran mau mampir ke rumah emak dulu."

"Eh, iya ya, lo kan rumahnya Jogja." ucap Satya sambil nyengir.

"Ya udah hati-hati. Di pimpin doa lagi pasukan lo habis ini."

"Siap ndan !" ucap Satya memberi hormat membuat Bintang pun terkekeh dan berlalu keluar dari bus tiga.

Selama perjalanan berlangsung baik bus satu, dua, maupun tiga diisi oleh hiburan dari para anggota BEM.

Ada yang bercerita hal random, sampai ada juga yang bernyanyi walaupun suaranya sangat-sangat fals. Dan itu sukses membuat para maba terhibur akan hal itu. Mereka jadi tidak merasa bosan saat perjalanan.

Sementara itu Bintang yang mengendarai motor bersama beberapa anggota BEM lainnya Saat baru setengah perjalanan pun menghentikan motornya disebuah minimarket kecil.

"Duluan aja, gue mau sarapan bentar tadi belum sempet." ucap Bintang kepada Ardian dan kawan-kawannya.

"Kita tungguin aja deh." ucap Ardian yang diangguki yang lain.

"Duluan aja. Gue tahu kalik tempatnya. Ga mungkin nyasar orang gue aja aslinya Jogja."

"Beneran nih? " tanya Dito memastikan dan Bintang pun mengangguk yakin.

Ardian, Dito, Very, dan beberapa orang lainnya pun melajukan motor dan mobil mereka meninggalkan Bintang seorang.

Bintang memasuki minimarket itu dan mengambil sebuah botol air mineral, lalu membawanya ke kasir.

Sebenarnya dia tadi sudah sarapan, tapi karena dia ingin mengabari Eva, alhasil Bintang pun beralasan kepada teman-temannya tadi.

Bintang menekan video call ke nomor Eva. Setelah beberapa detik berlalu pun muncul wajah Eva di ponsel Bintang.

Bintang pun tersenyum manis sembari meneguk perlahan air mineralnya. Eva balas tersenyum menatap kekasihnya itu.

"Sampai mana?" tanya Eva.

"Ini baru sampai Pemalang. Masih jauh." jawab Bintang.

"Lho kamu sendirian itu?" tanya Eva lagi.

"Iya. Beberapa ikut bus maba dan beberapa naik motor sendiri-sendiri. Tapi aku suruh pada duluan karena aku mau telfon kamu." ucap Bintang membuat Eva tersipu.

"Yang...." panggil Bintang.

"Apa?" jawab Eva sambil tersenyum.

"Temenin." pinta Bintang manja.

"Gak bisa lah sayang. Aku lagi banyak tugas." jawab Eva dengan lembut.

"Habis aku camp, kita jalan bareng ya. Buat mengobati rasa kangen aku ke kamu."

Eva pun mengangguk malu-malu.

"Apa yang engga buat kamu." ucap Eva membuat Bintang melebarkan senyumannya.

"Ya udah aku lanjut dulu ya."

"Iya sayang. Hati-hati kalau udah sampek kabarin aku. " jawab Eva.

Setelah perjalanan mereka yang meletihkan, akhirnya ketiga bus serta beberapa anggota Bem yang naik motor pun sampai di Jogjakarta, tempat mereka camp.

Panitia pun membagian nasi kotak yang sudah disiapkan untuk maba makan siang. Setelah mereka istirahat masing-masing dan menunaikan solat, sekitar siang menjelang sore pun mereka mendirikan tenda masing-masing.

Hingga malam hari pun tiba. Bintang dan panitia lainnya mengkoordinir untuk para maba berkumpul melingkari api unggun besar yang tadi sudah dibuat.

Acara dimulai dengan beberapa kuis seru, dengan pemenang akan mendapatkan hadiah dan yang kalah akan mendapatkan hukuman.

Beberapa maba pun ada yang mendapatkan hadiah dan ada juga yang mendapat hukuman.

Suasana pun riuh ramai saat ini.

"Oke. Kali ini gue yang kasih pertanyaan kalau yang gak bisa jawab maju kedepan ya." seru Bintang.

"Oke mas Bintang mau kasih pertanyaan apa nih?" tanya Very selaku pembawa acara.

Bintang mengitari pandangannya kepada para maba.

"Kamu, kucing, kucing apa yang jadul?" tanya Bintang menunjuk salah seorang maba yang berkulit hitam dipojok kanan sambil mengulum senyum.

Semua pun riuh sambil menatap maba itu.

"Ayo apa! " tanya Very menggebu membuat si maba yang bernama Rendi ini semakin gugup.

"Kucing jalanan kak." lirih Rendy.

"Salah." ucap Bintang. "Jawabannya kucinggalan zaman." sambungnya sambil membentuk tanda peace.

Sontak semua pun terkekeh karena itu.

"Dih apaan sih, lawakan kuno." gumam Kinan pelan.

Kemudian Very mengisyaratkan agar Rendy mendekat dan dengan malas Rendy pun maju ke tengah lapangan.

Bintang pun merangkul bahu Rendy membuat Rendy pun terkekeh juga.

"Oke mas Bintang mau kasih hukuman apa nih buat Rendy." tanya Very.

"Hmm, apa ya yang cocok buat kamu?" ucap Bintang sambil menerka-menerka.

Mata Bintang menangkap sosok Kinan yang sedang memandangnya dengan tatapan sinis.

Bintang melambaikan tangan ke Kinan. Semua mata pun sontak tertuju padanya.

"Kenapa tuh Kin... Iseng banget si Bintang sama lo." ucap Nala sambil terkekeh.

"Rese banget kan ! " gerutu Kinan.

"Kak Kinan bisa minta tolong maju kedepan ya?" ucap Bintang sembari memberikan senyum termanisnya.

Kinan melotot ke arah Bintang. Dia meletakkan tangan kanannya untuk menutupi setengah wajahnya malu.

"Udah maju aja Kin, Bintang pasti gak akan lanjutin kalo keinginan nya belum terpenuhi." saran Dara membuat Nala terkekeh sedangkan Kinan mendengus sebal.

Dengan sangat terpaksa Kinan pun melangkah ke arah depan, membuat Bintang pun tersenyum lebar. Suara tepuk tangan pun menyambut Kinan saat ini.

"Ngapain sih !" seru Kinan tak suka.

"Santai. Kita cuma mau main game kan !" seru Bintang dengan senyum jail nya.

"Oke, Rendi. Sekarang hukuman buat kamu simpel banget kamu pasti bisa. Cuma gombal in dia." Bintang menunjuk ke arah Kinan.

"Wiihh...!!" seru Very dan para penonton.

"Gak bisa lha aku kak !" ucap Rendi malu.

"Bisa lah. Nih aku contoh in." ucap Bintang kemudian menatap Kinan dengan senyum manis nya yang justru membuat Kinan semakin jengah.

"Kinan cantik, tau gak bedanya kamu sama monyet?"

Mendengar ucapan Bintang sontak semua orang tertawa mendengar itu. Bisa-bisa nya diantara banyak perumpamaan, Bintang lebih memilih monyet untuk cewek secantik Kinan.

Very memberikan mic kepada Kinan.

"Ga mau ih !"

"Pegang dulu bentaran." paksa Very. Kinan pun terpaksa menerima mic itu.

"Tau gak?" seru Bintang sembari mengulum senyum.

"Ya tau lah . Kalo gue cantik, kalo monyet kan jelek. Tau gak kayak siapa?" ucap Kinan sambil membalikkan kata-kata Bintang.

Kinan mendekat kearah Bintang, kemudian menempelkan jari telunjuknya di lengan Bintang

"Kayak lo !"

membuat Bintang melongo kan bibirnya tak suka.

"Ck, Dasar cewek aneh. Awas lo ya !"

Kinan pun memberikan mic nya lagi ke Very dengan sedikit kasar.

"Nihh...!"

Very menerima mic itu dengan mendengus juga.

"Lah ngapa jadi gak romantis gini sih !" gerutu Very pelan.

.

.

.