Kagum, SHILLGE

Masih ada pesan masuk lagi namun Shilla malas untuk membalas ia memilih untuk tidur agar besok bisa ke Butik pagi. Hal yang memenangkan adalah tidur itu menurutnya. Tak butuh waktu lama ia sudah terlelap terjun ke alam mimpi yang mungkin lebih indah dari dunia yang seakan ingin membuat hatinya kacau.  

Dingin nya malam tak ia rasa karena senantiasa terpejam hingga adzan Subuh berkumandang ia terbangun untuk mengerjakan kewajiban nya. Seusai itu ia berdoa dan bersujud lagi hingga tanpa sadar ia tertidur diatas sajadah. 

Tok… tok… tok… 

“Shilla bangun Nduk udah jam 7 , Nduk kamu gak sakit kan?”Ujar Utary dibalik pintu kamar Shilla. Setelah lama menunggu jawaban namun tak ada yang menjawab ia putuskan untuk membuka pintu yang ternyata tak dikunci. 

Ia mengeleng pelan melihat Shilla yang tertidur diatas sajadah, membangunkan perlahan lalu ia membuka mata dan langsung melihat senyuman manis Ibu nya. Shilla terbangun dan menuju kamar mandi sedang kan Utary kembali ke dapur untuk menyiapkan bekal makan siang untuk Shilla. 

Tak lama ia menyusul turun ke bawah dengan menenteng tas serta sepatunya meletakan didepan rumah lalu kembali menuju dapur. Terlihat sudah ada Ayah Juan yang duduk dan tersenyum menyambut ke datangan nya. 

“Loh mata kamu kenapa sembab gitu, lagi ada masalah kah? Coba sini cerita sama Ayah”.

“ Enggak ada kok Yah cuma___”Tiba-tiba terdengar bel rumah berbunyi. Shilla beranjak ke depan untuk melihat siapa yang datang ternyata Faren yang datang dengan senyuman  manis nya menyapa Shilla seperti biasanya. 

Shilla ingin bersikap dingin namun ia ingat jika dirinya ingin menelusuri sejauh mana perbuatan Faren. Kedatangan nya pagi ini hanya untuk mengambil baju pesanannya kemarin yang memang dengan sengaja Shilla bawa pulang. Ia serahkan tote bag isi baju tanpa menawari nya untuk mampir terlebih dulu. 

Setelah selesai Shilla langsung masuk ek dalam meninggalkan Faren yang sedang bersiap menaiki motor nya. Nafsu makan Shilla mendadak hilang karena melihat Faren namun perutnya perlu diisi jika tidak akan sakit nanti nya. 

“Siapa Nduk, kok mukanya jadi asem begitu?” Tanya Juan kala anaknya sudah kembali duduk disamping kiri. 

“Enggak Yah cuma lagi gak mood dikit soalnya terlalu lapar ini”.

“Heleh kamu mah ada-ada aja, cacing-cacing kamu disuruh sabar sebentar lah. Ini makan ini dulu biar good mood lagi” Titah Utary sambil mengulurkan kwetiau serta jus buah jeruk. 

“Wihh makasih Ibu ku yang paling cantik ini selalu paham dengan apa yang membuat aku senang hehe” Dengan  lahap ia makan dan minum dengan cepat karena ia sudah ditunggu claen.

Sampai Shilla berlari ke depan setelah mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Melakukan motor dengan kecepatan cepat namun terhalang oleh kemacetan dilampu merah. Sesekali ia menyalip kendaraan sampai ia tiba di paling depan dan tak sengaja ia menoleh ke arah kanan. 

Seseorang yang sedang berboncengan sembari mengobrol dan tertawa riang walaupun berjarak karena ada beberapa motor lagi untuk sampai ke orang tersebut. Shilla dapat melihat nya dengan jelas. Ia tersenyum tipis dibalik helm yang ia kenakan. 

“Aku memang salah karena telah mengenal mu, tapi aku tepati janji ku untuk selalu ada dikala kamu pulang namun kamu telah membuat kata-kata itu seakan bagai kan tombak yang terus menerus menyakiti ku saat aku tau jika aku adalah sebuah pelampiasan”.

Menarik nafas lalu membuang perlahan ia melajukan motor nya kala lampu hijau telah menyala. Ia coba membuang perasaan sakit itu walaupun sepanjang perjalanan pikiranya tidak tenang. 

Ia tiba dibutik dan langsung melayani clayen yang ingin memesan gaun pernikahan untuk minggu depan  ia sangat eksaited melayani dengan ramah serta memeberikan beberapa contoh gaun yang sudah jadi serta beberapa disain baju yang baru ia gambar. 

Dan ternyata klayen suka dengan baju yang sudah jadi dan tinggal untuk membuat baju bridesmaid, kedua orang tua serta grosman. 

“Terima kasih karena telah mempercayai kan gaun pernikahan ke pada butik kami, kami akan mempersiapkan semuanya dengan baik semoga kalian puas dengan hasilnya”Ujar Shilla yang beberapa kalian membuat modif gaun tersebut sembari ukur badan pengantin. 

“Ini aku suka gaun ini membuat aku tidak terlalu kurus dan tidak terlalu besar, saya suka ini pas juga dengan warna favorit sya ya itu warna pich”Ujar mempelai Wanita. 

Setelah beberapa perundingan semua disain deal untuk dibuat dan akan dikirim minggu depan, seperti biasa Shilla akan perlemburkan karyawan nya. Karena sering sekali ia dapat job dadakan kalau tak diterima  sayang dan belum tentu butik lain mau menerima pesanan se mendadak itu. 

Setelah mengantarkan klayen ke depan tiba-tiba ada yang memanggil namanya , suara itu tidak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan Ning Zahra dan Gus Adam, ia sedikit terkejut karena tak ada obrolan atau janji temu mereka sudah datang ke butik. 

Sembari melepas rindu Ning Zahra berniat memesan baju pengantin untuk tahun depan dengan bahan yang cukup jarang diapaki serta motif yang unik. Shilla beberapa kali menawarkan disain namun Ning Zahara belum suka juga sampai gambar terakhir itu adalah gaun impian Shilla dan rencananya ia ingin membuat hanya 1 dan gak ada duplikat nya. 

Ning Zahra masih menambah kan beberapa ide model bajunya agar terlihat syar'i dan elegan. 

“Tapi pembuatan gaun ini dapat memakan waktu lebih dari setengah tahun Ning apa tidak apa-apa?”.

“ Ohh tidak masalah Shill aku mau pakai baju ini buat aniversary aku sama suami tahun depan jadi kerjakan santai saja kita gak buku-buku kok”.

“Iya Shill semua yang buru-buru itu tidak baik makanya kita pesan jauh-jauh hari”Timpal Gus Adam. 

“ Iya benar juga ya Gus dan Ning, nanti aku usahakan selesai cepat tapi dengan disain memuaskan”.

“Aku percaya kamu pasti bisa dan gaun kamu itu bagus-bagus, angin serta syar'i cocok banget pokonya buat dipakai. Oh ya kamu juga bikin ya satu set pasangan jas sama gaun ukuran kami karena mau 2 acara yang satunya gak usah terlalu mewah”.

“Siapp Ning semua akan aku bereskan, udah lama juga aku gak ke Wonosobo ada kangen sama paka kyai dan bu nyai serta temen aku lainnya”.

“Kamu antar gaun itu ke Wonosobo sekalian jalan-jalan , nanti gini aja setelah semua pesanan jadi insya Allah saya akan ambil kesini jadi sebelum saya ambil jangan diantar dulu ya Shill. Soalnya orang tua kami tidak ada yang tau soalnya ini mau suprise buat mereka juga karena kan selama ini kami tidak mau menyelenggarakan acara aniversary”Jelas Gus Adam. Shilla mengangguk paham.