Tidak terbayang sedikit pun dalam benak Btari, ia akan menikah dengan cara paksa seperti ini. Menikah dengan Dr. Fauzan Maulana dengan cara yang memalukan .. digrebek oleh petugas patroli di sebuah kamar hotel sedang berduaan. Meski keduanya menikah secara negara dan agama, Btari diperlakukan seperti makhluk tak kasat mata oleh Dr Fauzan. Tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri. Nasib Btari makin terpuruk saat mengetahui Dr Fauzan menduakan Btari dengan menikahi kekasihnya.
Mampu kah Btari bertahan? meski statusnya istri pertama, tapi dalam kenyataannya sang suami tidak pernah menganggapnya ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fia Mulyanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Umi Khadijah bertemu Btari
Jam tiga kurang setelah mengerjakan sholat Ashar, Btari sudah melaju menuju klinik kecantikan yang sudah menghubunginya. Lokasi klinik kecantikan tidak seberapa jauh dari tempat tinggalnya, hanya sepuluh menit perjalanan. Jam tiga tepat, Btari sudah sampai di lokasi. Customer belum datang.
Sambil menunggu kedatangan customer, Btari menyiapkan semua peralatan terapis. Ranjang tempat pasien berbaring juga sudah ia bersihkan dan dipersiapkan. Karena sudah terbiasa, hanya dalam waktu sepuluh menit Btari sudah selesai mempersiapkan alat tempurnya. Kini ia bisa bersantai duduk di sofa ruang tunggu menunggu kedatangan customer.
Customer yang ditunggu Btari datang. Seorang wanita tua. Tapi wajahnya terlihat masih kencang, segar dan terawat. Orang kaya memang beda .. Meski tua tetap terawat, ada uang untuk biaya perawatan tubuh dan kesehatan. Sementara orang miskin cepat terlihat tua, selain karena tekanan hidup, faktor ekonomi juga tidak ada biaya untuk perawatan badan. Jangankan untuk perawatan badan, untuk makan sehari hari saja musti lintang pukang bekerja keras.
"Assalamualaikum." Wanita itu menyapa.
"Waalaikumsalam." Btari menjawab sambil berdiri menyambut kedatangan customer.
"Selamat sore .. saya Khadijah yang sudah reservasi untuk jam tiga .. Mohon maaf saya datang agak terlambat, jalanan macet." customer bernama Khadijah menjelaskan dengan ramah.
"Selamat sore juga nyonya Khadijah .. Perkenalkan saya Btari yang akan menjadi terapis anda sesuai permintaan yang meminta saya untuk menjadi terapis." Btari menjawab sambil tersenyum manis.
"Mari silahkan duduk nyonya Khadijah!" Btari mempersilahkan.
Nyonya Khadijah berjalan mendekati sofa. Lalu dengan hati hati khas gaya orang tua yang selalu melakukan sesuatu dengan hati hati, ia mendudukkan diri di atas sofa yang empuk. Lalu bersandar dengan gaya elegan. Btari menyusul duduk di sofa berhadapan dengan nyonya Khadijah.
"jadi anda yang bernama Btari? Btari Saraswati?" Nyonya Khadijah bertanya.
"Benar nyonya." Btari tersenyum manis.
"Nama anda secantik orangnya." puji Nyonya Khadijah.
"Terima kasih." Btari tersipu malu.
"Kembali kasih." nyonya Khadijah terkekeh.
"Mari nyonya Khadijah kita ke kamar." Btari mempersilahkan.
Keduanya bangkit dari sofa. Berjalan menuju kamar. Nyonya Khadijah meletakkan tas miliknya di rak di samping ranjang. Btari menyerahkan kain panjang untuk pengganti pakaian.
"Nyonya butuh bantuan untuk melepas pakaian?" Btari bertanya.
"Tidak perlu Nak, ibu bisa sendiri." jawab Nyonya Khadijah.
"Baiklah saya keluar kamar dulu, kalau perlu bantuan silahkan memanggil, saya ada di depan pintu." ucap Btari.
Btari keluar kamar untuk memberikan kesempatan Nyonya Khadijah melepas pakaian dan menggantinya dengan kain panjang bertali yang diberikannya.
Di dalam kamar, sambil melepas pakaian, nyonya Khadijah tersenyum senang. Akhirnya kesampaian ia bisa berjumpa dengan istri cucunya. Ya hari ini yang menjadi customer Btari adalah umi Khadijah, neneknya Fauzan. Secara pribadi, Umi Khadijah ingin mengenal lebih dekat dengan cucu menantunya. Karena itu Umi Khadijah meminta anak buahnya mencari tahu tentàng segala sesuatu yang berhubungan dengan Btari. Ia harus tahu banyak tentang cucu menantunya ini. Tidak perlu menunggu lama, umi Khadijah sudah mengantongi data data dan cerita hidup Btari. Karena itu ia membuat reservasi di klinik kecantikan dimana Btari bekerja secara freelance. Klinik kecantikan dimana Btari bekerja adalah klinik rumahan, bukan klinik besar yang punya banyak terapis, ada dokter khususnya, ada alat alat mutakhir untuk membantu terapis. Tidak klinik kecantikan tempat Btari bekerja adalah klinik yang cenderung menggunakan ramuan herbal untuk customernya. Pemiliknya seorang dokter kecantikan.
"Hmmm seperti dugaanku, Btari adalah wanita yang baik ... Sopan dan ramah. Aku heran dengan Fauzan, punya istri yang cantik dan pintar ditelantarkan, malah milih kekasihnya yang tak jelas itu. Si Fara yang pintarnya cuma berkoar koar di handphone promosi barang, semua orang juga bisa kalau hanya promosi barang! urusan cantik, sudah jelas lebih cantik Btari kemana mana .. Cantiknya alami bukan hasil suntikan pemutih dan obat obat kimia, Fauzan benar benar buta, dia belum tahu wajah asli si Fara mungkin, cantiknya Si Fara itu kan karena dempulan make up, coba kalau polos, fiuh mengerikan .. wajahnya memerah seperti kulit babi." umi Khadijah lekas mengucap isqtifar karena telah menghina orang. Umi Khadijah segera memakai kain panjang untuk menutup tubuhnya yang hanya mengenakan underwear. Setelah merasa siap melakukan perawatan, Umi Khadijah memanggil Btari masuk.
Btari masuk sambil membawa alat aroma terapi. dipasangnya alat aroma terapi ini di bawah ranjang. Tak lama seluruh kamar dipenuhi harum yang merilekskan pikiran dan tubuh. Umi Khadijah sudah berbaring tengkurap siap untuk massage.
"suhu AC nya sudah cukup kah nyonya? perlu dikurangi atau ditambahi?" Btari bertanya dengan sopan.
"Sudah cukup ... jangan memanggilku nyonya, panggil umi saja Nak Btari." pinta umi Khadijah.
"Siap nyo .. Eh umi." jawab Btari.
"segini tekanan massagenya umi .. Apakah perlu dikurangi atau ditambah tekanannya?" Btari memulai memijat.
"cukup segini saja Nak Btari." umi Khadijah menjawab, ia mulai menikmati pijatan Btari.
Pijatan Btari sangat enak. Ternyata penilaian orang orang di sosial media tidak sekedar omong kosong. Cara memijat Btari benar benar enak dan membuat tubuhnya nyaman. Selama sesi massage, Umi Khadijah banyak mengajukan pertanyaan pada Btari, mulai dari hal hal umum sampai hal pribadi. Jawaban Btari sesuai dengan info yang diberikan informannya.
"Anak yang malang, dari kecil sudah ditelantarkan kedua orangtuanya, sekarang menikah pun ditelantarkan oleh suaminya, dan suaminya itu adalah cucuku." hati Umi Khadijah terasa teriris.
"kamu sudah menikah nak Tari?" umi Khadijah bertanya, ia ingin tahu apa jawaban Btari.
Btari tidak segera menjawab. Sejak menikah paksa dan dadakan dengan Fauzan, Btari selalu kesulitan menjawab jika ditanya status, sebisa mungkin ia akan menghindari pertanyaan seperti itu. Btari yang tidak biasa berbohong benar benar bingung harus menjawab pertanyaan itu dengan jawaban apa. Kalau menjawab belum, padahal ia sudah menikah. Kalau dijawab menikah, ia dan Fauzan sudah sepakat pernikahan ini tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Dan hari ini, Umi Khadijah bertanya tentang statusnya. Lagi lagi Btari bingung harus menjawab apa. Masa ia harus membohongi orang yang sudah tua? Beruntung diantara kebingungan Btari harus menjawab jujur atau bohong, terdengar dering panggilan handphone berbunyi. Umi Khadijah meraih handphone di atas meja yang terletak di sebelah ranjang.
"Selamat .. Selamat .. Aku tidak harus berbohong, semoga umi Khadijah tidak bertanya lagi tentang statusku." Btari berdoa di dalam hati, ia kembali meneruskan pijatannya.
Usai massage selama satu jam, Btari meneruskan dengan spa tubuh, mulai dari body scrub sampai luluran. sepanjang waktu itu, Umi Khadijah mengajaknya mengobrol. Btari sampai merasa kalau Umi Khadijah ingin akrab dan dekat dengannya. Usai spa badan dilanjutkan dengan totok wajah dan facial. Waktu totok wajah, umi Khadijah sampai tertidur. Sesi totok wajah memang terasa nyaman membuat orang yang sedang ditotok wajahnya sampai tertidur.
"Lain kali saya ke sini lagi ya Nak Tari dan Nak Tari yang harus jadi terapisnya, pijatan nak Tari enak." ujar Umi Khadijah, sesi perawatan sudah selesai, mereka kembali duduk di ruang tunggu.
"Siap umi, asal jamnya jangan pagi sampai siang, itu waktu saya untuk.bekerja di tempat lain." Btari senang, customernya merasa puas dengan layanannya.
"Bekerja di mana Nak Tari?" Umi Khadijah pura pura tidak tahu.
"pagi sampai siang saya memijat di pijat sangkal putung Pucang Anom Umi." jawab Btari.
"itu kan pijat sangkal putung untuk orang orang yang mengalami patah tulang bukan?" umi Khadijah bertanya lagi.
"Benar umi." jawab Btari.
"Luar biasa, semuda ini bisa menguasai ilmu pijat yang langka." umi Khadijah memuji dengan tulus.
"Terima kasih." Btari tersipu.
"Bisa minta nomor handphonenya nak Btari, kalau nanti ada perlu, umi bisa menghubungimu tanpa harus lewat klinik ini." pinta Umi Khadijah.
"Bisa umi .. Tapi tolong kalau urusan perawatan kecantikan, saya minta tetap menghubungi kontak pemilik klinik ini ya umi? Saya tidak mau menyalahi kode etik kerja, bagaimanapun saya ini pekerja freelance di sini." pinta Btari.
"Tentu nak, jangan khawatir!" umi Khadijah makin salut melihat sikap Btari yang jujur dan bijaksana. Tidak mau mengambil keuntungan membabi buta. Bisa saja dia merebut customer yang jadi langganannya. Tapi Btari orang yang tidak suka melanggar kode etika pekerjaan. Orang baik dan jujur seperti Btari kok disia siakan, Fauzan benar benar bodoh.
pergi aja Bu msh muda kerja jualan kek
miris banget hamil besar di tinggal kabur suami dengan PELAKOR nikah lagi dengan suami Fir'aun
semoga Bu Endang bisa bahagia dengan Btari 🤲