NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:285.6k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15 ~ Soto susu

Dina turun dari taksi online tepat setelah malam menjelang, disaat orang-orang berada di dalam rumahnya.

Dina mendengus sebal, kondisi mess Pras masih sama seperti saat terakhir ia datang kesini, tak ada apapun, kondisi tak bisa lebih baik lagi ketika Pras membuka pintu dan memperlihatkan isinya.

"Mau masuk apa mau bikin tenda di luar?" tanya nya sukses membuat cebikan sebal dari mulut Dina, "tenda di luar atau di dalem sama aja. Jangan bilang kasurnya cuma satu ya, om. Karena aku bukan manusia mulia yang mau berbagi sama sesama..." ucapnya masih di gawang pintu lalu menerobos masuk menyenggol si empunya yang masih terkekeh-kekeh.

Bahkan ekspektasi Dina mengangkasa dan say good bye pada si pemikirnya ketika ia menjumpai jika di ruang tengah Pras hanya ada karpet selembar, kipas angin dan televisi layar datar berukuran 24 inch saja.

"OMG....." serunya terkejut begitu masuk.

"Kenapa? Terlalu mewah, to?" tanya Pras mencibir dan Dina mendelik.

"Welcome di home sweet home kita, sayangggggg!" ia merentangkan kedua tangannya dan menutup pintu.

"Coba...coba, firasat gue mengatakan kalo mess om tuh ngga lebih baik dari kandang si Caca, an jinggg gue aja ada spanya di dalemnya!" ia langsung menyerbu kamar dan beberapa ruang lain.

Kamvreett nih bocil! Mess saya dibandingin sama kandang asuuu.

Dina cemberut, Dina melipat kedua tangannya di dada sambil bersila di karpet plastik dan matanya menatap tajam mengikuti pergerakan Pras yang baru selesai mandi lalu duduk di dekatnya. Setelah celana training kesatuan dan kaos biru begitu segar untuknya.

"Saya sudah nyalakan air, mau mandi?" tawarnya.

"Jangan nanya." tukasnya ngambek.

Pras tertawa kecil, "apa yang kamu harapkan dari seorang letnan satu kesatuan? Jumlahnya itu sampai ribuan di ibu pertiwi, kalo semua dana diberikan untuk fasilitas mewah seorang lettu, maka uang negara tidak akan cukup sampai kapan pun. Apa artinya low profile, apa artinya sumpah kami yang sudah diucapkan?"

"Harusnya kamu bersyukur, masih bisa berteduh di kala hujan dan panas dengan kondisi lebih layak daripada bos kamu sendiri, rakyat...."

Dina masih diam disana, sepertinya ceramah 7 jilid Pras tak masuk ke dalam otaknya, "kenapa om ngga bilang, kalo gitu kan kita bisa tinggal di apartemen Dina..." ketusnya menggerutu.

Pras kembali menghela nafasnya, akan seperti ini akhir yang sudah ia duga, kehidupan Dina akan terjun bebas saat bersamanya, namun Dina harus bisa terima itu, dan ia yang membimbing si princess satu itu.

"Kalo gitu, kamu adalah manusia yang tidak tau berterima kasih. Udah dikasih fasilitas bukannya disyukuri, dinikmati malah dihina-hina..." Pras beranjak dan memgambil jaketnya, "saya mau beli makan, andi mau sate, nasi goreng atau----"

"Dina mau soto." Requestnya, akhirnya mau juga. Pras mengangguk, "oke. Selama saya beli makan, andi mandi terus siapin piring dan gelas, semua ada di dapur." tunjuknya ke arah belakang, sontak Dina menoleh ke arah belakangnya dan terjengkat, "Dina sendirian?!! Yang bener aja, kalo ada setan gimana?!!" matanya bahkan membeliak ikut beranjak mendekati Pras takut.

Pras tertawa kecil, "tinggal andi marahin aja, setannya pasti empet liat wajah cemberut andi, dia juga pasti risih denger omelan andi..."

Plak!

Dina mendaratkan pukulannya di bahu Pras.

"Jangan lama!" bentak Dina diangguki Pras.

Dina masuk kembali ke dalam rumah menuju kamar, dihampirinya koper untuk mengambil bathrobe dan peralatan mandi.

Tak ada ranjang yang membingkai matras berukuran single, sejenak ia menelan salivanya sulit mengingat ukuran kasur kecil yang hanya menampung satu jiwa saja.

Om Pras di karpet, yeah!

Dina membuka pakaiannya satu persatu di kamar untuk kemudian ia memakai bathrobe miliknya.

"Ck. Kenapa bisa sampai tertinggal!" Pras kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci motornya, "pasti di meja kamar."

Namun langkahnya terhenti di dekat gawang kamar yang tak tertutup dan menyaksikan pemandangan *mahabenar* di depannya.

Benar-benar bikin jantungnya copot dan dirinya bertekuk lutut saat kulit putih Dina melambai-lambai memintanya membelai manja, ia....polos!

Belaian bathrobe itu halus dengan gerakan lambat menutup badan toples Dina.

Matanya sungguh tak bisa berkedip lagi, surai indah yang terburai ia bawa menjadi satu menampilkan tengkuk seputih susu dan memutar serta menjepit itu. Bathrobe si alan itu, ayolahhh! Jangan menutupi barang mahal...

Dina berbalik dan seketika membeliak, "aaaaa!!!"

Pras tersentak dan seketika ikut menjerit, "aa!"

Namun ia tersadar lebih dulu dan refleks menghampiri Dina untuk membekap mulut gadis itu.

"Ngga usah teriak-teriak. Saya cuma mau ngambil kunci motor..." alis Dina sudah menukik hendak meledakan semua umpatannya namun Pras masih membekapnya dan justru mendorongnya hingga mentok menyentuh tembok, menghimpitnya diantara hawa panas yang telah mendera tubuh atletis itu.

"Lain kali kalo mau ganti baju atau pas saya tidak ada. Kunci pintunya...jangan dibiarkan terbuka...bahaya."

Kedua pasang mata itu saling menatap cukup lama demi menyelami pikiran masing-masing, tentunya Pras tau jika Dina masih menyimpan kemarahannya, dari alis yang masih menukik itu.

Cup!

Kecupan singkat namun hangat di keningnya itu menyentak kesadaran Dina, bohong jika ia tidak merasakan sengatan listrik yang membuat hatinya mengalami glenyer aneh.

Pras melepaskan bekapannya setelah berhasil meraih kunci di meja samping mereka dan pergi lagi.

Dina yang baru tersadar kembali lantas hampir lupa jika ia hendak marah, akhirnya gadis itu melampiaskan amarahnya pada benda yang ada di sekitarnya.

"Lelaki breng sekkkk!"

"Mesummmm!"

"Kesempatan banget!!!"

Ia melempar botol hand body ke arah lantai.

"Iiiiii maluuuuu!" lantas Dina menutup wajahnya sambil menghentak-hentak kaki untung lantai mess mereka tak langsung bikin hole in the world.

Teriakan Dina cukup tersamar oleh suara starteran motor, namun Pras masih dapat mendengar itu dan ia tertawa-tawa di atas motornya. Sepertinya malam ini ia akan mimpi indah sekalipun tidur di lantai. Hanya saja kejadian barusan sudah pasti meninggalkan bekas nyut-nyutan pada sangkurnya.

"Sabar tole....kita cari cara untuk masuk kandang..." gumamnya sembari melajukan motor menuju luar kesatuan demi mencari soto keinginan si bocil milk bun-nya.

Ia membelokan motor melewati ruas jalanan ibukota, ke tempat pecel lele--soto langganannya dan Tama jika di waktu gajihan dan malas makan di kantin.

Hanya pedagang pinggiran trotoar yang membuka dagangannya di kala senja, arahan tukang parkir liar mengarahkannya untuk menghentikan motor diantara deretan motor pembeli lain.

Sebenarnya ia bisa saja menertibkan para tukang parkir liar yang terkadang meresahkan dengan mematok harga, namun Prasasti mengerti di bumi pertiwi ini mereka sama-sama cari makan meski dengan cara masing-masing, dan ia tak cukup usil dengan mengusik kehidupan pekerjaan rakyat kecil.

Kondisi tenda itu cukup ramai sehingga membuat Pras harus mengantre untuk memesan. Semoga si bocil ngga marah jika ia sedikit lama.

"Pak, sotonya satu...."

"Wey mas Pras!"

Pras mencari kursi plastik kosong untuk duduk. Namun ketika pelanggan setelahnya memesan dan mencari kursi kosong nyatanya ia tak menemukan, mau tak mau membuatnya harus berdiri.

Pras beranjak dan menggusur kursinya disaat semua pengunjung muda mendadak buta.

"Bu, maaf...silahkan duduk disini saja..." ujarnya membiarkan perempuan yang sudah sepuh itu untuk duduk.

"Oh, nanti mas-nya malah jadi berdiri?"

Pras mengulas senyumnya, "ngga apa-apa bu, saya masih muda. Berdiri untuk waktu beberapa belas menit saja tidak akan membuat lutut saya langsung asam urat."

"Terimakasih mas."

Mas Bongko mengulas senyum lebarnya melihat adegan itu, "tenang saja bu. Mas Pras ini tentara...mau berdiri setengah hari saja lututnya sekuat baja!" ucapnya seraya melayani pesanan pembeli.

"Oh, iya? Waduh makasih pak tentara..."

"Sama-sama."

Sedikit agak lama menunggu membuat Pras melamunkan kejadian tadi saat di rumah, jujurly...pemandangan indah itu terus saja terbayang-bayang melambai, kulit mulus dan leku kan gitar spanyol si bocil milk bun seolah melambai minta dielus dan dikecup, astaghfirullahhhh!

"Mas Pras, soto ayam kaya biasa kan?" tanya mas Bongko. Namun Pras masih berada dalam angan-angannya.

"Mas," colek pria separuh baya itu, "sampean malah ngelamun!"

"Astaghfirullah, soto susu mas..." ucap Pras membuat kernyitan di dahi mas Bongko dan si ibu tadi, "lah dalah? Memangnya ada varian soto susu disini mas?" tanya si ibu.

.

.

.

.

.

1
Yulida Nurhainy
blm up y
Queen Mother
Bocil itu udah bisa bikin bocil Oom 🤣🤣 jangan hilang bocil” wae
saiLor_moon
asem si zea 🤣🤣 klo lg kmpul gini jd keinget mreka ber3 wktu dihutan 🤭🤭
Queen Mother
Gigit gigit… coba aja Pras klo bisaa 🤣🤣
Queen Mother
Waaahh ini kisah Dina tooh 🤭
Merli Merliyanti
aduh sayang milk Bun ku Jan ke gitu tar karma loh Bru tau rasa heheh🤭🤭
Merli Merliyanti
ya Allah bahasa apa lagi itu pake acara kelolosan segala,gak sekalian gelonggongan gitu Mak🤣🤣🤣
Merli Merliyanti
Mak bisa GK ganti jangan si tole..?? karena si tole tuh tukang cilok Mak di aku,jadi kalo aku beli cilok si tole aku langsung liat ke bawah Mak otorrrrrr,,jadi nya aku salfokkkk🤭🤭🤣🤣🤣
'Nchie
kamu akan baik2 saja din ..banyak yg sayang kamu .. temen 2 yg slalu ada untukmu
Yuni widiyarti
perkumpulan istri prajurit absurt dimulai jeng jeng jeng...ngakak lah
IbuNaGara
ohhh bestiiii🥰😍😘🤗🤗🤗
MunaRizka
😂😂😂😂😂😂
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣
Mulianti Mulianti
kepompong ya kalian bertiga
꧁༺Clemira_Ayumna༻꧂
lagiiiiii
Swe ⸙ᵍᵏDisun Kwe
satagaaaaaaa
suami sibuk menghabiskan sisa2 shampo hingga tetes terakhir, eh istri malah sibuk membersihkan semua sisa2 yg dikumpulkan paksuami
hahaaaa definisi bertolak belakang ya begini ini
ada2 ajaaaaa pasutri baru mletek ini🙈😜
Lisa Icha
😂😂😂😂 Ada Ada aja si Cle kalau ngomong
Lisa Icha
Dina mengingatkan Aku kisah Eyi dan bang Rayyan waktu lagi muda.
🍌 ᷢ ͩᗩGEᑎᑕY🍀🍭ͪ ͩ😜👙ᗩᶦꑄⓨᗩᕼ
wah seru donk drakoran ☺️.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!