NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24. BERTEMU LAGI

Damar yang fokus dengan dengan pikirannya sendiri, tidak menyadari beberapa tumpukan box yang disusun bertingkat. Box-box itu berisi barang-barang yang diberikan kepada pelanggan mereka secara cuma-cuma.

Sepertinya ada beberapa dari tumpukan box itu yang tidak di susun dengan rapi sehingga oleng. Dan kebetulan di bawahnya ada Thasya yang sedang mecari kemeja yang sesuai ukuran untuk Alex. Box-box itu jatuh kebawah dan isinya berserakan ke mana-mana.

Untungnya ada seorang laki-laki yang pada saat itu juga ingin masuk ke store tersebut langusng menarik Tasya. Dan akhirnya wanita itu terhidar dari box-box yang akan menimpanya. Saat itu satu orang rekan kerja.Thasya sedang mengurus stok barang mereka di gudang.

“Thasya, awas…!”

“Kamu tidak apa-apa?” laki-laki itu terlihat khawatir dan dia memastikan jika Thasya baik-baik saja.

Damar yang kalah cepat dengan laki-laki itu hanya bisa melihat keduanya dengan diam. Tapi sambil dia memperhatikan laki-laki yang menolong istrinya itu sepertinya adalah orang yang dia lihat terakhir kali saat dia di lampu merah.

“Lama tidak bertemu, Thasya”

“Ka Nathan…?” panggil Thasya saat melihat siapa yang sudah menolongnya. Dia tidak percaya jika pria yang ada di hadapannya itu sekarang adalah teman masa kecilnya dulu. Tepatnya teman saudara laki-laki tiri Thasya yang sering main ke rumah mereka dulu. Dan karena mereka sering bermain bersama, membuat keduanya menjadi dekat.

Pertemuan singkat itu membuat mereka kembali menjalin komunikasi yang telah putus cukup lama. Semenjak Thasya menikah dan Nathan juga bekerja sebagai dokter membuat keduanya fokus dengan kehidupan mereka masing-masing.

Dan setelah pertemuan singkat tadi juga.membuat Thasya tahu jika Nathan sudah tidak menjadi dokter. Itu diperjelas lagi ketika Nathan memberikan sebuah kartu nama kepada Thasya. Di sana tertulis jika Nathan sudah menjabat sebagai direktur di salah satu perusahaan bernama Star Corp.

“Kak Nathan sudah berhenti jadi dokter ya” gumam Thasya sambil melihat kartu nama di tangannya..Mereka tadi tidak sempat ngobrol.panjang karena Damar langsung meminta.Nathan ke kantornya.

Akhirnya Thasya.berinisiatif menyapa Nathan.lewat chatnya. Sambil juga dia merapikan dan memasukkan kembali barang-barang yang berserakan tadi dari boxnya. Dia sengaja saat akan mau pulang membereskannya. Karena tadi Thasya harus melayani para pembeli dulu.

“Hai kak Nathan, ini aku Thasya. Tadi kita tidak sempat mengobrol berhubungan aku juga lagi sibuk di store tadi. Kakak juga langsung pergi dengan Damar. Apa kakak baik-baik saja?”

Tidak lama kemudian Thasya langsung mendapatkan chat balasan. “Aku baik-baik saja. Kakak tadi tidak menyangka jika kita akan bertemu di sana tadi.”

“Sama, aku juga kak. Ada urusan apa kakak tadi datang ke sini?”

“Tidak ada urusan apa-apa. Aku hanya ingin membelikan kado untuk seseorang dan tidak aku sangka kita bertemu di sana. Kapan kamu datang? Sudah berapa lama kamu di.Indonesia?”

“Hampir dua mingguan, kak. Aku di sini untuk mengurus store. Perusahaan tempat aku kerja di Amerika bekerjasama dengan.perusahaan Dawson Company.”

“Oh begitu, ya. Kebetulan sekali, soalnya CEO.di sana aneh, aku jadi mau memintamu untuk berhenti bekerja di sana.”

“Aneh…?”

Saat membaca chat terakhir dari Nathan itu, Thasya jadi ingat pertemuan mereka tadi.

“Kalian berdua tidak apa-apa?” tanya Damar.yang langsung menghampir setelah kejadian box berjatuhan itu.

“Saya tidak apa-apa. Tidak ada yang terluka karena tadi cukup cepat menghindar” ujar.Nathan.

“Oh, syukurlah kalau begitu. Tapi pihak kamu juga harus bertanggungjawab dan hanya ingin menyelesaikan sampai tuntas jika ada masalah. Tolong ikut saya ke ruangan saya.”

Mengingat perkataan Damar tadi, Thasya jadi.merasa cemas apa yang terjadi di sana. Apa yang sebenarnya mereka berdua bahas.

“Tapi, aku harus balas apa?” batin Thasya.sedikit bingung menanggapi chat terakhir dari Nathan tadi.

Saking fokusnya dia dengan ponselnya, Thasya tidak sadar jika Damar mendatanginya lagi sehabis pulang jam kantor.

“Kamu masih ngapain di sana bukannya pulang?” ujar Damar berjalan mendekat ke arah Thasya yang lahi duduk ditemani box-box di sekelilingnya.

“Ah, Pak Damar” gumam Thasya begitu dia melihat Damar semakin mendekat ke arahnya.

Ketika Damar mendengar Thasya memanggilnya masih dengan embel-embel ‘pak’ tatapannya semakin tajam membuat Thasya panik sendiri ditatap begitu.

“Saat hanya kita berdua saja, bisakah tidak memanggilku dengan ‘pak’ lagi?

“Ada perlu apa kamu datang kesi?” Thasya langsung bertanya untuk menghilangkan rasa paniknya.

“Apa aku harus punya alasan khusus untuk mendatangi departemen store ku sendiri? Lagi pula aku penasaran kamu masih mengerjakan apa jam segini. Soalnya rata-rata orang yang bekerja di gedung ini sudah pulang.”

“Ah, aku mau merapikan box-box yang berjatuhan tadi. Beberapa isinya jadi berantakan dan harus disortir ulang kembali.”

“Kenapa kamu harus capek-capek melakukan itu? Itu barang kan nggak kalian jual?”

Thasya sadar jika laki-laki yang dihadapannya itu seumur-umur tidak pernah membeli barang ada gratisannya. Wajar dia tidak tahu dan berkata seperti itu.

“Ini tidak ada hubungannya dengan uang. Pihak kami memberikan ini sebagai bingkisan atau gratis supaya orang yang membeli produk kami merasa senang. Walaupun gratis,.tidak ada orang yang mau menerima barang yang sudah rusak. Makanya aku mau.mensortir ulang.”

Thasya jadinya mengabaikan chatingan nya dengan Nathan tadi, dia merapikan box-box tadi dan mengisinya dengan barang-barang yang sebelumnya sudah disusun rapi. Seperti ada syal, bantal leher, kaus kaki, pouch, topi.

Damar langsung membuka jasnya dan mengikuti Thasya yang duduk lesehan.

“Kamu mau apa?” tanya Thasya yang melihat.mantan suaminya itu ikutan duduk.

“Kamu mau mengerjakan ini semuanya.sendirian? Lagian stafmu yang lain di mana? Bisa-bisa kamu bergadan kalau cuma sendiri.doang mengejakannya.”

“Dia sudah aku suruh pulang duluan. Hari ini orang yang belanja cukup banyak, sepertinya dia kecapean. Kamu mau membantuku?”

“Kenapa? Kamu tidak suka aku bantu?” tanya Damar sambil menatap lekat mantan istrinya itu.

Thasya juga membalas tatapan Damar sambil bekata dalam hati, “Aku sih mau bilang tidak perlu dan silahkan pergi saja.”

Dan akhirnya Thasya memberitahukan apa saja yang mau Damar kerjakan.

“Syal dan dan kaus kaki dimasukkan ke box.warna orange, pouch dan topi di masukkan ke box warna biru dan bantal lehernya di masukkan ke box warna abu-abu.”

Saat Damar sedang memegang bantal leher, Thasya teringat jika Damar sering keluar negeri mengurus bisnisnya yang lain. Terbersit di dalam pikirannya untuk memberikan satu buat mantan suaminya itu.

“Haruskah aku memberinya satu, bantal leher itu?” batin Thasya.

“Apa kamu mau itu? Atau syal juga boleh” tanya Thasya sambil menunjuk bantal leher yang sedang mau Damar masukkan ke dalam box.

“Apa…?”

“Tidak perlu. Apa aku terlihat seperti orang yang membantu karena mau meminta barang gratisan?”

“Ah, kalau tidak mau ya nggak apa-apa.”

“Percuma saja aku.menawarkannya” kesal Thasya salam hati.

“Ngomong-omong, apa hubunganmu dengan laki-laki yang tadi siang?”

“Maksudmu kak Nathan?” ujar Thasya memastikan siapa orang yang dimaksud.

“Iya, orang yang bernama Nathan itu? memangnya siapa lagi pria yang kulihat bersamamu saat tadi aku datang ke sini?”

“Aku juga penasaran kenapa kamu memanggilnya kakak? Bukankah saudaramu hanya Ryan saja?”

“Dia anak Pak Sony yang sejak dulu sudah membantu keluargaku” Thasya memberitahu.

“Kenapa kamu bisa sedekat itu dengan anak sekretaris ayahmu?” Damar semakin penasaran.

“Karena waktu kecil dulu dia sering datang bermain dengan kak Ryan ke rumah. Dan karena sering bertemu kami jadi dekat.”

“Mmm, jadi dia awalnya teman dekat kakakmu?”

“Aiiish, semua saja tanya” batin Thasya sambil menatap kesal Damar dan tidak memperhatikan tangannya yang sedang memagang cutter untuk memotong tali pita buat mengikat box-box itu.

“Aaakh…!”

1
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!