NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alberto

Setelah penanganan tepat dan cepat dari sang dokter dan para suster, fisik Vei pun perlahan membaik.

Beberapa jam setelah istirahat dan telah menghabiskan dua kantong infus. Akhirnya Vei dan sang bayi pun di perbolehkan untuk pulang.

Sepulang dari rumah sakit, Peter selalu menjaga dan merawat Vei dan sang bayi.

"Vei... gempa, Vei... bagaimana ini? " Panik Peter hampir ambruk.

"Tidak ada gempa, Peter! Kamu hanya pusing karena belum ada istirahat sampai hari ini. Istirahatlah! " Ucap Vei tulus. "Dan terimakasih. "

"Benarkah? Apa karena itu? " Tanya Peter ragu. Namun, ia juga menyadari bahwa ia memang tak ada istirahat karena khawatir penuh akan Vei. Pikirnya Vei akan pergi begitu saja.

***

"Peter, aku tak tahu harus memberi nama apa pada bayi ini. " Ucap Vei bingung.

"Hah? " heran Peter.

"Bagus! Sepertinya kamu juga ikut bingung! mari bingung bersama! " Vei tertawa. "Akh... ! "

Vei merasakan kram yang tiba-tiba di perutnya.

"Jangan tertawa dulu, Vei! " Peter mendekat ke arah Vei.

Membantu membenarkan bantal sandaran Vei agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah pula.

"Vei? " Panggil Peter.

"Uhm? " Gumam Vei menanggapi Peter.

"Sakit sekali jadi wanita, yah? Hamil selama sembilan bulan sepuluh hari, selama itu aku menyaksikanmu mual dan tak bisa menikmati makananmu dengan baik. Apa yang sudah di telan, malah muntah lagi. Aku masih ingat betapa emosinya kamu saat melihat makanan yang kamu inginkan malah terbuang! " Peter tersenyum dan terbayang lagi.

"Apa kamu sedang meledek ku, hum? "

"Bukan begitu, Vei! " Elak Peter terkekeh. "Vei, Apa sakit melahirkan? " Tanya Peter, meski ia tahu jawabannya, namun ia ingin mendengar jawaban dari bibir Vei.

"Di bilang sakit, Tentu saja sakit! Tapi saat melihat dan memeluk sang bayi, rasanya rasa sakit ku sembuh saat itu juga. Bagiku, pertaruhan ini sebanding dengan hadirnya dia di dunia ini! " Vei memandang bayi yang terlelap di sisinya.

"Seandainya aku juga bisa melahirkan! " Ucap Peter . "Pasti aku takkan mau kalah darimu, Vei! Seandainya bisa, sepertinya aku akan melahirkan sebelas anak! " Ucap Peter bangga.

"Sebelas? " Tanya Vei, "Anak? "

"Iyah! Sebelas anak! Lalu saat mereka besar nanti, aku akan menjadi pelatih mereka, akan ku bentuk mereka menjadi kesebelasan yang akan meraih piala Dunia!

" Baik! Baiklah! Jadi kamu mau melahirkan anak sebelas? Maksudmu kembar sebelas sekaligus-kah? Sedari awal angan-angan mu ini terlalu melebihi batas angan, Peter! Kamu terlalu ngadi-ngadi untuk mengada-ngada! "

"Kenapa tidak? berangan-angan itu gratis! Setahuku, ngak ada undang-undang yang yang menuliskan 'bahwa berangan-angan itu adalah tindakan kejahatan! '

"Baiklah! Terserah padamu, Peter! "

"Sudahlah! Ngomong-ngomong kamu belum dapat nama untuk bayi ini? "

Vei menggeleng. "Berapa kali USG, aku selalu bilang ke dokternya biar jangan ngasih tahu jenis kelaminnya. Asal aku tahu keadaannya baik-baik dan sehat di kandunganku saat itu, itu sudah lebih dari cukup menurutku. Aku ingin kelahiran bayi ini adalah kejutan, entah laki-laki atau perempuan, akan lebih 'WOW! ' saat sudah dilahirkan, bukan? " Wajah Vei berseri-seri menjelaskan.

"Tapi kamu jadi bingung sekarang untuk pemberian nama. Atau kamu tak pernah terlintas memikirkan nama bayi ini? "

Vei menggeleng dengan menunjukkan deretan gigi putihnya, "Aku tak pandai dalam membuat nama! Bisa kamu berikan nama padanya, Peter? "

"Sebentar biar ku pikirkan! " Peter tampak berfikir keras.

Mata menatap ke atas. Jari telunjuk dan ibu jari menempel di dagunya. Terus berpikir dan berpikir lebih keras lagi.

CTAKKK!

Peter menjentikkan jari.

"Aku tahu! Aku tahu nama yang pas untuk dia! " Ucap Peter bangga.

"Dilihat dari cara tidurnya, sepertinya dia besar nanti bakal suka tidur, deh! Jadi ku sarankan namanya adalah... " Peter menggantung ucapannya, membuat Vei menunggu. "ZORO! "

Vei sudah memandang datar Peter. "Aku sudah menduga ini, kamu memang...! " Vei menarik nafas, dan mengeluarkannya pelan.

Vei menahan emosi, "Jika aku sudah sehat betul, akan ku sate kau, Peter! " Ucap Vei yang sebenarnya ingin berteriak mengeluarkan emosinya. Tapi bayi di sisinya sedang terlelap dalam mimpi indah.

"Kog marah, Vei? Padahal itu nama yang bagus loh? " Peter mengangguk-angguk menyetujui ucapannya sendiri.

"Hanya karena dia sedang tidur... kamu malah menamai dia dengan nama orang yang suka tidur? Gila kamu, yeh? "

"Lah? Padahal itu nama keren! " Gumam Peter pelan. "Jadi, siapa? " Tanya Peter pada Vei. Namun, yang di tanya juga menggeleng saja.

" Bagaimana kalau ' Levi'? "

"Tidak cocok! " Jawab Vei.

"Kasih nama 'Upin' saja, bagaimana? "

"Peter! Kalau kembar dua, ngak papa kita kasih nama Upin dan Ipin sekalian! " Vei menahan emosi.

"Squidward? "

Vei menatap tajam Peter.

"Maaf, maaf! " Ucap Peter.

"Kalau 'Tyranno' saja bagaimana? "

"Oh... sekalian saja katakan Tyrannosaurus rex! " Vei menatap jenuh. "Kamu baik sekali menamai anakku nama dinosaurus P E T E R!

" Kamu salah paham, Vei! Itu nama,bersih muncul begitu saja dari otakku! Aku ngak niat seperti yang kamu pikirkan itu! Fitnah itu ngak baik lo, Vei! " Peter berusaha membela diri.

"Choppy? "

Vei menggeleng tidak setuju.

"Goldroger? "

Vei tampak berpikir. "Lumayan! " Vei hampir mengangguk, tapi melihat raut wajah Peter, Vei berubah pikiran.

"Alberto Peterson? "

Vei yang sedang minum air putih hampir tersedak mendengar ucapan Peter.

"Kamu memasukkan namamu? Alberto itu nama yang bagus, tapi digabungkan dengan namamu kurang cocok deh, Peter! " Vei terkekeh. " Kenapa bukan Peterpan, saja sekalian? "

"Jadi kamu setuju? " Tanya Peter berbinar. "Alberto? "

Vei mengangguk. " Tapi tidak dengan Peterson-nya yah! "

"Hu-um! " Peter senang, karena ia yang menamai anak ini.

***

Malam pun tiba.

Tidak di sangka mengurus bayi lahir akan repot seperti saat ini.

"Vei, istrahat saja dulu, biar aku yang menggendongnya, sini! " Pinta Peter lembut.

"Terimakasih, Peter! " Ucap Vei. "Tapi kamu menjaganya disini, yah? Aku khawatir kalau aku jauh dari dia! " Ucap Vei.

Peter menjawab setuju.

" Hai... Alberto... aku yang menjagamu saat ini yah? Kasihan mama kamu masih capek sepertinya! Kita biarkan mama kamu istirahat, yah? " Ucap Peter pelan pada sang bayi.

Peter mengambil tempat di sisi Vei, duduk di kasur yang sama.

Entah kenapa, Alberto kecil merengek dan menangis saat diantar ke tempat tidurnya saat malam. Padahal siang tadi tidak seperti itu.

Jadi Peter dan Vei kerja sama untuk berganti-ganti dalam menjaga sang bayi.

Peter merasakan aliran kebahagiaan saat ia menjaga Vei dan Alberto. "Apa begini rasanya memiliki sebuah keluarga? " Gumam Peter pelan.

"Perasaan baru jam sembilan begini, kenapa bisa se-ngantuk ini, yah? " Gumam Peter melihat jam tangannya. "Apa karena menjaga bayi, jadi begini? " Peter menggeleng kepala, mengusir rasa kantuknya.

"Aku ngak boleh ngantuk! Ngak! "

Peter mengambil minuman kopi kaleng dingin dari lemari pendingin, dan beberapa cemilan.

Menyalakan Televisi.

Dan menikmati semua itu, sambil terjaga menjaga Alberto, kecilnya.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!