Ibu Untuk Ciara

Tok Tok Tok

" Mama .... " panggil Ciara.

Ciara mengetuk-ngetuk pintu kamar Papa nya.

" Mas.. itu Cia " Dhena bergegas membuka pintu kamarnya.

Klek

Ciara dengan rambut yang sedikit acak-acakan, berdiri di balik pintu.

" Sayang..belum tidur ? " tanya Dhena.

" Ma.. boleh gak Cia tidur disini " ucap Ciara sambil membawa boneka teddy bear nya.

" Boleh dong sayang.. Ayo sini " Dhena menggendong Ciara lalu mengajak nya ke atas kasur.

Bisma yang baru masuk, lalu menutup dan mengunci pintu balkon kamar, melihat Ciara sudah berada di atas kasur lalu menghampiri nya.

" Mau tidur sama Papa ? " tanya Bisma

" Cia boleh tidur disini kan Pa ? " tanya Cia balik.

" Boleh dong sayang, sini deket Papa " Bisma lalu naik ke atas kasur ia tidur setengah duduk menyamping ke arah putrinya.

" Gak mau, Cia mau nya sama Mama " ucap Cia manja.

Dhena hanya tersenyum, ia pun lalu duduk dipinggiran kasur.

" Cia gak sayang ya sama Papa ? " tanya Bisma.

" Sayang kok, Cia sayang Papa Cia juga sayang Mama " jawab Cia.

" Hmm.. Senangnya disayang Cia " Dhena memeluk Cia.

" Mama.. Seneng ya disayang sama Cia, memangnya Papa gak sayang sama Mama ? " cicit Cia polos.

Dhena terhenyak begitupun Bisma.

" Siapa bilang ? " Bisma merasa tidak terima.

" Papa sayang kok sama Mama " ucap Bisma.

Blas..

Lagi, lagi dan lagi.. Dhena dibuat meremang.. Ia kembali menyembunyikan wajahnya dibalik badan Cia, ia pura-pura merapikan rambut putri kecilnya.

Bisma yakin pasti wajah Dhena akan berubah seperti tomat yang sudah masak.

Ia menjadi senang mengerjai istrinya, walaupun sebenarnya apa yang dikatakan Bisma memang benar adanya, ia berusaha selalu terang-terangan kepada Dhena, namun Dhena yang sepertinya masih malu-malu untuk mengungkapkan kepada Bisma.

" Mama.. Mama kok diem aja sih ? katanya Papa juga sayang Mama " ucap Cia menggeser badan nya sehingga wajah Dhena terlihat oleh suaminya.

" Hmm.. I..iya sayang " Dhena tersenyum salah tingkah.

" Mama sayang juga kan sama Papa ? " pertanyaan Cia yang membuat Dhena semakin salah tingkah.

Duhh Cia.. Pertanyaan kamu itu loh Nak...

Tinggal bilang, kamu juga sayang sama Papa nya Cia apa susahnya sih Dhen... Gengsi banget jadi orang ...

Batin Dhena bergumam sendiri.

" Mama kamu itu gengsi Cia, buat bilang kalau Mama juga sayang sama Papa " susul Bisma dengan santai.

" Gengsi itu apa sih Pa ? " tanya Cia.

" Gengsi itu .. .. "

" Mama juga sayang Papa kok " Dhena memotong ucapan suaminya.

" Yee.... " Cia bersorak ia lalu merangkul kedua orangtuanya.

" Kata Miss di sekolah, kita itu harus saling menyayangi agar kita mendapatkan kasih sayang juga dari Allah.. Kita akan bahagia dan nanti akan dimasukkan kedalam surga " ucap Ciara.

" Aamiin.... " balas Bisma dan Dhena berbarengan.

" Oya berarti Papi dan Mami saling menyayangi ya Pa ? " tanya Cia si gadis kecil yang polos namun cerdas.

" Oh iya dong pastinya, memang nya kenapa ? "

" Kan Papa bilang Mami dan Papi ada di surga, jadi orang yang saling sayang akan masuk surga, gitu kan Pa ? "

" Iya sayang.. "

" Jadi nanti kita juga masuk surga, kan kita saling sayang " ucap Cia lagi.

" Iya sayang.. " ucap Bisma dan Dhena berbarengan.

" Sayang, bobo ya sekarang udah malam, Cia besok harus sekolah lagi kan ? " ucap Dhena.

Dhena mengajak Cia untuk segera tidur karena jika Cia tidak segera diajak tidur pasti akan ada pertanyaan-pertanyaan lain diluar prediksi Bisma dan Dhena yang terkadang membuat mereka bingung untuk menjawab.

" Aku mau di peluk Mama " ucap Cia.

" Papa di peluk siapa dong " gumam Bisma namun dapat di dengar oleh Dhena dan Cia.

"Papa di peluk guling aja " ucap Cia memposisikan tubuhnya menghadap Dhena, ia langsung memeluk tubuh Mama nya, Dhena mengusap-usap punggung Cia, agar Cia bisa segera tidur, tidak lama Cia pun memejamkan matanya.

...----------------...

Dhena dan Cia sudah bercanda di alam mimpi sedangkan Bisma ia masih terjaga, sesekali ia memandangi wajah Ciara, keponakan yang wajah nya cukup mirip dengan dirinya, sehingga orang lain pun akan mempercayai jika Ciara adalah anak Bisma.

Lalu ia pun bergantian memandangi Dhena istrinya yang sudah ia nikahi 5 bulan ini, selama 5 bulan ini juga Bisma cukup sabar menunggu, Bisma belum menyentuh istrinya.

Ya...

Cukup sabar bukan ? Untuk setingkat pria dewasa, yang masih normal, mereka tidur bersama namun sama sekali belum melakukan kewajiban sebagai sepasang suami istri.

Mungkin jika kembali ke masa-masa awal pernikahan mereka, jika Bisma mengajaknya tinggal tidak satu rumah dengan orangtua Bisma, kemungkinan besar mereka akan memilih tidur terpisah, tapi karena mereka tinggal satu rumah dengan orangtua Bisma, tidak ada pilihan lain mereka harus tidur dan melakukan aktifitas lainnya di kamar yang sama.

" Aku tidak akan memaksa, aku ingin semua dilakukan dengan ikhlas tanpa paksaan dan berlandaskan cinta " ucap Bisma.

" Beri aku waktu Mas.. "

Bisma tetap bersabar, walaupun pada awalnya ia sama belum memiliki perasaan apapun kepada Dhena, hanya karena ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, siapapun wanita yang menyayangi dan mencintai Ciara dengan tulus, ia pun akan menyayangi dan mencintai wanita itu.

Mereka berdua sama-sama berjuang menumbuhkan perasaan masing-masing, sepertinya perjuangan mereka tidak akan sia-sia, benar kata pepatah witing tresno jalaran soko kulino, cinta akan datang karena terbiasa, terbiasa karena selalu bersama.

🌷🌷🌷

Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya.. Hatur Nuhun... ❤️