NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika
Popularitas:136.3k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

S 5

Tak hanya mengalah dan memendam perasaan, dia juga rela bertanggung jawab atas kesalahan fatal yang dilakukan adiknya hanya demi menjaga perasaan wanita yang dia cintai dalam diam.

(Mohon baca setiap kali update! Jangan menumpuk bab, jangan lompat baca apalagi boom like. Retensi bergantung dari konsisten pembaca.🙏🙏🙏)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. HAMPIR KEBABLASAN

Sepanjang perjalanan setelah meninggalkan rumah sakit, Kinan tak hentinya menatap print out hasil USG. Raut wajahnya nampak sedikit mendung. Tadi ia baik-baik saja, tapi setelah terpikirkan sesuatu tentang anaknya ia menjadi resah.

"Gak sabar ya, nunggu dia lahir?" Tanya Azka. Dia menoleh sekilas sambil tersenyum menatap istrinya.

"Bang, bagaimana kalau nanti wajahnya mirip Raka?" Lirih Kinan tanpa mengalihkan pandangannya. Itu yang sejak tadi dia pikirkan. Pastinya akan menimbulkan banyak pertanyaan jika anaknya lebih mirip Raka ketimbang Azka yang diketahui adalah ayah dari anaknya.

Azka membuang nafas berat. Yah, kenapa dia tidak terpikirkan tentang hal tersebut. Walaupun semua orang tahu ia adalah ayah dari anak itu, tapi ia tidak bisa menutupi fakta bahwa anak itu adalah darah daging Raka. Benar kata Kinan, bagaimana nanti kalau wajahnya lebih mirip Raka.

"Dia pasti mirip kamu," Azka mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Kinan. Meski ia juga terpikirkan, namun ia tetap berusaha menenangkan hati istrinya.

'Semoga saja.' Kinan berucap dalam hati. Semoga saja anaknya nanti lebih mirip dengannya. Selain tak menimbulkan banyak pertanyaan yang akan sulit ia jawab, juga agar tak terus mengingatnya tentang kejadian itu.

Begitu sampai di toko perlengkapan bayi, Azka dan Kinan langsung membeli semua keperluan untuk bayinya. Azka yang paling antusias bahkan ia memilih warna sesuai dengan warna favoritnya, biru.

Melihat antusiasnya Azka dalam membeli perlengkapan bayi, mengalihkan pikiran Kinan dari kecemasannya. Wanita itu hanya fokus memperhatikan suaminya yang sibuk memilih-milih. Sesekali senyum-senyum sendiri memperhatikan suaminya yang begitu serius menilai kecocokan perlengkapan untuk bayinya.

"Coba deh kamu lihat-lihat, apa masih ada yang belum kebeli?" Tanya Azka sembari menunjukkan semua barang yang telah terkumpul di kasir.

Kinan memperhatikan banyaknya barang belanjaan itu, dia tersenyum kagum. Belum memiliki pengalaman menjadi ayah tapi perlengkapan bayi yang dibeli Azka semuanya sudah lengkap.

"Udah, Bang. Udah semua." Kata Kinan.

"Yakin?"

"Iya Bang, ini udah semua kok."

Azka pun meminta kasir untuk menghitung semua total belanjanya. Setelah itu meminta satpam membantunya membawa semua barang belanjaannya ke mobil.

"Terima kasih, Pak." Kata Azka sembari menyodorkan dua lembar uang ratusan pada pria yang bertugas menjaga keamanan di toko itu.

Satpam tersebut menolak karena ia memang ikhlas membantu. Tapi Azka terus memaksa yang akhirnya ia menerima juga.

"Terima kasih banyak, Pak. Bapak baik sekali, semoga persalinan istri bapak nanti lancar. Bayi dan ibunya juga sehat," doanya sembari melipat uang yang ada di tangannya.

"Aamiin." Azka tersenyum, ia lalu pamit pergi.

"Yakin, semuanya sudah kebeli? Coba diingat-ingat lagi, siapa tahu masih ada yang belum." Kata Azka setelah beberapa saat mobilnya melaju.

Kinan terkekeh pelan, "Sudah Bang, semuanya sudah kebeli." Ujarnya.

"Tapi kayaknya masih ada yang kurang deh," Azka nampak berpikir. "Oh iya, popok. Kita belum beli itu,"

"Ya ampun, Bang. Aku lahirannya masih 2 bulan lagi. Nanti aja beli popoknya, yang ada keburu expired." Kinan tertawa pelan.

Azka mengulum senyum, dia hanya ingin semua kebutuhan calon anaknya terpenuhi.

"Oh iya, kamu gak mau beli baju gitu? Aku lihat baju kamu udah banyak yang gak muat." Selesai masalah perlengkapan bayi, gantian tentang keperluan Kinan.

"Biar nanti aku pesan online aja, Bang." Kata Kinan. Sudah cukup tadi merepotkan Azka dalam membeli perlengkapan bayi, tidak mau menambah kerepotan suaminya dengan ikutan sibuk memilih baju untuknya.

"Kalau gak pas gimana coba? Kalau beli langsung kan bisa dites pakai," Azka masih bernegosiasi.

"Kan ada pilihan ukurannya, Bang. Lagian kalau gak pas bisa di retur kok." Ujar Kinan.

Azka pun terdiam. Tapi jangan sangka diamnya itu karena semuanya sudah selesai. Dia lagi-lagi memikirkan hal lainnya.

"Kalau gitu kita beli camilan aja untuk kamu, beberapa malam ini kan kamu suka lapar kalau malam. Sekalian nyetok susu, coba deh ganti varian rasa lainnya. Emang kamu gak bosan minum yang rasa coklat melulu?" Ujar Azka setelah beberapa saat terdiam.

Kali ini Kinan tak dapat menahan tawa. Dia pikir semuanya sudah oke, ternyata masih ada yang lainnya.

"Lama-lama Abang kayak Mama Flora deh, cerewet."

"Itu bukan cerewet namanya, tapi peduli, perhatian. Emangnya kamu mau punya suami yang cuek, suami yang gak peduli dan gak perhatian sama kamu?"

Kinan langsung menggeleng cepat, "Ya gak mau lah. Gak enak dicuekin,"

"Makanya, nurut kalau dikasih tau." Azka mengacak gemas rambut istrinya.

"Iya deh iya. Sekarang ayo kita beli cemilan yang banyak buat temen begadang."

"Siap Bu Bos." Azka menambah sedikit kecepatan mobilnya menuju sebuah minimarket tempat dia biasa membeli susu ibu hamil untuk Kinan.

.

.

.

Malam pukul sembilan, Azka masih terjaga. Dia sudah mengantuk sebenarnya tapi karena ada pekerjaan yang belum selesai, ia harus menahan kantuk untuk menyelesaikannya.

Kinan yang berbaring di tempat tidur, bangun kembali menghampiri suaminya yang duduk di sofa. Dia juga belum bisa tidur, padahal sudah menghabiskan dua bungkus snack dan segelas susu.

"Bang, aku bantuin ya?" Kinan menawarkan diri. Dia duduk di samping suaminya. Pernah menjadi sekretaris, tentu tak sulit baginya membantu mengerjakan pekerjaan Azka.

"Gak usah, kamu tidur aja, ini sudah hampir larut loh. Lagian, kamu gak akan bisa mengerjakan ini," kata Azka.

Kinan cemberut, Azka terlalu meremehkannya. Tidak ingatkah suaminya itu bahwa ia adalah sektretaris andalan Raka.

Tanpa persetujuan, dia langsung mengambil alih laptop suaminya, seringai tipis tercetak di bibirnya melihat apa yang sejak tadi dikerjakan suaminya.

Azka mencoba mengambil kembali laptopnya, namun Kinan langsung menepis tangannya.

Kinan mulai memainkan jari jemarinya dengan gesit di atas keyboard, seiring gerakan gerakan matanya yang tak berkedip memperhatikan layar laptop.

Azka yang mulanya cemas Kinan akan malah menambah pekerjaannya, dibuat tercengang dengan hasil pekerjaan istrinya. Dia yang sejak tadi mendapatkan sedikit kesulitan, tapi Kinan dengan mudah mengerjakannya.

"Sepertinya aku harus protes pada Raka, dia sudah salah hanya menempatkan kamu sebagai sekretaris. Seharusnya kamu itu diangkat menjadi chief marketing officer, bahkan kamu lebih hebat dari dia yang CEO." Tatapan Azka terpaku pada layar laptopnya. Sekarang pekerjaannya telah selesai dan itu berkat Kinan.

Sementara Kinan hanya tersenyum tipis mendengar pujian suaminya, "Sudahlah Bang. Lagian aku sudah tidak bekerja dengannya lagi. Tidur yuk,"

Azka mengangguk namun tak segera beranjak dari tempat duduknya, ia justru terus menatap Kinan.

"Gitu banget ngeliatnya," Kinan mengalihkan pandangannya kearah lain, tersenyum malu-malu.

"Memangnya gak boleh ngeliatin istri sendiri? Azka menarik dagu istrinya. Tatapan mereka kembali bertemu.

Saling tatap dengan jarak yang sangat dekat, membuat jantung Kinan berdegup kencang. Ia seakan dapat mendengarkan irama jantungnya, yang ia rasakan ini sama persis ketika pertama kali jatuh cinta pada Raka. Apakah sekarang ia juga telah jatuh cinta pada Azka?

"Terima kasih ya sudah membantu pekerjaan aku," ucap Azka sambil tersenyum.

Kinan hanya mengangguk sebagai balasannya.

Cukup lama keduanya saling bertatapan, hingga entah mendapat dorongan dari mana, Azka memajukan wajahnya memangkas jarak. Kinan reflek memejamkan mata serta mengatupkan bibirnya dengan rapat.

Tersadar dengan apa yang dilakukannya, Azka buru-buru menarik diri menjauh dari Kinan sembari mengusap wajahnya. 'Astaga, hampir aja aku kebablasan. Tahan Azka, tinggal beberpa bulan lagi.' batinnya.

"Kamu tidur duluan, aku mau cuci muka dulu." Azka beranjak dari tempat duduknya, lalu melangkah cepat menuju kamar mandi. Cuma sekedar berciuman tak masalah sebenarnya, hanya saja ia takut tak bisa mengendalikan diri dan melakukan hubungan yang belum halal untuknya.

Kinan membuka matanya, ia langsung menghela nafas lega melihat Azka telah pergi.

1
Dwpu
baguss
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
ini kenapa pasangan tertukar kah....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hadir thor
kaylla salsabella
otw thor
Ayu galih wulandari
Kak mana kelanjutan dr season ke 2 blm.nongol ya...😊😊😊
karyamu yg baru sepertinya jg seruuu pas baca sinopsinya 😍😍😍
Nurlinda: setelah karya baru selesai ya kak baru lanjut rahasia hati 2
total 1 replies
♨️⨪ⷮ⨪ⷷ⨪ⷩCILOK🌸
kayanya seru ceritanya
Akhmad Soimun: oowh ternyata Muhalil SPT itu yha kak?? okehh Otw meluncurrr
Nurlinda: Monggo mampir kak, semoga suka 🙈
total 2 replies
Puji Ustariana
selamat hari raya idul adha author semoga selalu mendapatkan keberkahan Aamiin
Puji Ustariana
semoga semua bahagia, tp penasaran sm cwok yg bantu kak kia dan jg kenp eric menunda punya anak ya? tunggu season ke 2 nya ah semoga ttg kak kiara terima kasih
author maaf batu bisa baca lagi
Nurlinda: gak apa-apa kak, 🤗
total 1 replies
Puji Ustariana
keputusan yg baik, semoga dg berjalannya waktu alesha bisa menerima raka dan mencintainya seperti bang azka yg mencintai kinan
Puji Ustariana
alhamdulillah semoga cinta kalian langgeng
Puji Ustariana
duh jadi pengen payuk ya bang alhamdulillah...
Puji Ustariana
ya ampyuuun jd deg"an semoga aja kinan mendengarkan semuanya ya bang semangat....
Puji Ustariana
semoga aja alesha gak mengejar cintanya bang axka lagian ngapain di terima sih, semoga kinan gak salah paham
Puji Ustariana
duh gawat ini yg di takuti mana alesha denger lagi, apa alesha akan merebut bang azka ? kaya alesha makin kuat buat bercerai sm rakaa semoga kinan bisa melihat ketulusan cinta bang azka
Adelia Rahma
Aamiin
Muhammad Hasyir Kamil
Luar biasa
Nurlinda: terima kasih kk 🤗
total 1 replies
Puji Ustariana
iya kamu hrs sadar jgn egois seperti raka mgkn klo kamu cerai dg raka kamu berniat utk bersama vang azka? semoga bang azka tetep mencintai kinan dan semoga amnesia kinan cpt sembuh dan me mendengarkan penjelasan bang azka
Puji Ustariana
😭😭😭😭
Puji Ustariana
kasihan mama flora semoga mama kuat yaa
Puji Ustariana
ini akibat dr keegoisan kamu raka, sampai kapan alesha menerima kamu gak akan tau krn luka yg kamu toreh sangat sangat dlm bisa jd rmh tangga kamu pun hancur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!