"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali merencanakan
Setelah beberapa hari tidak keluar rumah, Laura yang saat itu kehabisan bahan masakan pun memilih untuk pergi berbelanja. Hanya sendiri karena Amalia sedang ada kepentingan dan tidak mungkin juga gadis itu terus menemaninya mengingat ia punya keluarga.
Menuju supermarket Laura naik taksi, ia memesan taksi online untuk mengantarnya. Selian lebih cepat juga lebih aman dari pada naik ojek atupun kendaraan umum lainya.
Sedangkan tanpa Laura sadari kemanapun ia pergi ada pengawal yang mengikutinya.
Sampainya di supermarket seperti wanita pada umumnya saat berbelanja. Laura memilih bahan yang terbaik. Selain sehat ia juga membeli bahan yang baik untuk kehamilannya.
Saat keranjangnya sudah penuh dan berdiri didepan kasir, tiba-tiba Laura berbalik. Laura berhenti dan berdiri di depan frizer eskrim. Wanita hamil itu hanya berdiri sambil menatap tumpukan rapi didalam frizer eskrim itu.
Keadaan Laura yang hamil dan seperti menginginkan eskrim. Mungkin jika orang yang melihat Laura menginginkan eskrim tapi tak mampu beli.
Hingga seorang pria yang sedang melintas sontak melirik Laura yang hanya diam tanpa melakukan apapun.
"Nona? Nona menginginkan es krim?" tangan si pria yang melihat perut Laura buncit.
Konon ibu hamil suka melakukan hal aneh di luar nalar jika sedang ngidam.
"Em, saya-" Laura menatap pria itu sekilas lalu kembali menatap tumpukan eskrim beraneka macam dan rasanya itu.
"Ambil saja, mana yang nona inginkan." Kata si pria sambil membuka tutup frizer.
Senyum Laura langsung mengembang, binar matanya terlihat senang sampai membuat pria itu ikut tersenyum.
"Saya mau ini saja." Katanya sambil menunjukan es krim yang dia ambil.
"Hanya satu? Tidak kurang?"
Laura menggeleng, "Ini cukup, terima kasih, mungkin saya sedang ngidam ingin dibelikan orang." Katanya dengan sedikit malu.
Padahal dirinya bisa membelinya, tapi entah kenapa ia ingin dibelikan orang lain.
"Oh benarkah. Ada-ada saja." Kata si pria sambil terkekeh.
Tidak jauh dari keduanya dalam jarak aman, seseorang sudah megambil vidio dan mengirimkan pada atasanya.
Hingga membuat seseorang yang melihat video itupun sampai mengeraskan rahangnya.
"Berani sekali pria itu memberikan eskrim." Gumamnya dengan perasaan cemburu.
"Emir, kirimkan satu kotak eskrim lengkap kerumah Laura jangan lupa kirim yang mahal-mahal!"
Hah!
Hanya karena eskrim Laura tampak bahagia, dan karena eskrim Jimmy terbakar api cemburu.
*
*
Celine baru saja keluar dari kamar mandi saat ponselnya berdering, wanita itu tersenyum senang saat tahu siapa yang menelponnya.
"Honey.." Sapanya dengan suara manja.
Celine tersenyum cerah, ia begitu bahagia saat bicara dengan suaminya.
"Aku rindu honey," Katanya sambil menatap langit yang cerah.
Celine berdiri di balkon kamar hotelnya, yang menghadirkan pemandangan indah dengan view lautan biru.
Diseberang sana Jimmy hanya bicara, matanya fokus pada vidio yang dikirim anak buahnya. Ia hanya menjalankan triknya seperti biasanya menelpon dan memberikan sedikit kata-kata manis karena Celine begitu senang jika dia puji.
"Kapan pulang, kamu terlalu lama pergi." Ucap Jimmy sambil mendelikkan matanya melihat vidio Laura yang sedang bicara dengan satpam supermarket karena sudah membantunya membawakan barang belanja. Laura pun terseyum manis membuat Jimmy semakin kesal.
"Emm aku masih ada beberapa pekerjaan, apa kamu begitu rindu honey?" Tanya Celine dengan suara yang merdu namun sekarang terdengar menjijikan ditelinga Jimmy.
"Rindu, tapi kamu tahu sendiri jika aku tidak bisa dekat-dekat mu karena jika itu terjadi aku akan mual dan muntah." Jawab Jimmy dengan suara lesu.
Terakhir Celine pergi karena Jimmy belum baik-baik saja, dan itu sangat tepat dijadikan alasan untuk Celine.
Celine cemberut, ini semua karena Laura yang sedang hamil, dan dokter yang memeriksa Jimmy tidak salah.
"Em.. maaf honey aku tidak bisa membantumu. Aku takut kamu semakin tersiksa jadi aku memilih untuk menghindar." alasan yang tepat.
"Its Oke. aku tidak apa-apa."
Celine pun tersenyum meskipun Jimmy tak melihatnya.
Dan keduanya hanya mengobrol sebentar, karena Jimmy memutuskan sambungan lebih dulu.
"Jadi dia tidak curiga?" Andrew memeluk pinggang Celine dari belakang.
Celine tersenyum dan menggeleng, "Itu lebih baik, agar aku segera menyelesaikan apa yang harus aku lakukan." Gumam Celine dengan sorot mata penuh amarah.
Rencananya gagal, dan kali ini ia tidak boleh gagal. Laura mungkin bisa hamil tapi ia juga bisa membuat wanita itu kehilangan bayinya ataupun dua-duanya.
"I support you baby." Ucap Andrew sambil mengigit telinga Celine membuat wanita itu meringis manja.