Sakuel novel "Tabir Pernikahan."
Follow ig @tantye005
"Demi Allah aku bukan suamimu, kamu salah orang," ucap Ustad Azzam menundukkan kepalanya dan mundur beberapa langkah.
"Tapi aku yakin kamulah suamiku. Kamu menikahiku tiga hari yang lalu."
Kejadian tidak terduga terjadi pada ustad muda bernama Azzam. Pria itu tiba-tiba diklaim suami oleh perempuan yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Namanya Hayya, gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya setelah beberapa hari akibat kecelakaan. Gadis yang Azzam dan anak-anak temukan di pinggir sungai memakai gaun pengantin.
Lantas apa yang akan Azzam lakukan pada perempuan itu? Terlebih Hayya terus menganggap dirinya adalah suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 ~ Dia Istriku
"Dia istriku," jawab Azzam tanpa ada beban, berbeda dengan Hasan yang kembali menganga. Menatap bu Hayyah dan pak Azzam secara bergantian.
Sekarang ia mengerti kenapa Azzam begitu berani menyimpan foto Hayyah di ponselnya. Ternyata mereka telah halal.
"Bagaimana bisa?"
"Ceritanya sangat panjang," balas Azzam sambil menyerahkan dokumen yang telah dia tanda tangani. "Cari tahu saja apa penyebab Hayyah menghilang."
"Baik Pak." Meski belum selesai dengan kebingungannya, Hasan tetap harus pergi untuk mengurus kantor. Pria itu mendekati Hayyah yang tampak serius berbicara dengan Abizar.
"Abi, ayo kita pulang," ajak Hasan.
"Putramu sangat lucu dan mengemaskan, apa dia tidak boleh di sini saja untuk menemaniku?" tanya Hayyah, padahal gadis itu tak mengenal Hasan sama sekali.
"Tidak bisa Hayyah, Hasan harus pergi. Kasian Abizar jika tinggal di rumah sakit yang banyak virus."
"Benar juga." Hayyah dengan berat hati menyerahkan Abizar pada Hasan.
Usai kepergian dua lelaki berbeda generasi tersebut, Hayyah beralih pada suaminya yang duduk di sofa sambil memandangi sebuah buku dan tampak serius.
"Tadi siapa Mas?"
"Asisten aku di kantor, dia adalah wali Abizar di sekolah TK tempat kamu mengajar katanya."
"Jadi aku benar seorang guru? Kalau begitu ayo ke sana Mas, siapa tahu dari sana aku bisa tahu asal dan keluargaku." Hayyah tampak bersemangat.
"Tidak untuk sekarang Hayyah." Azzam mendekat. Tidak mungkin Azzam langsung membawa Hayyah pada keluarganya, terlebih kondisi kepala gadis itu masih belum normal.
Dari pembicaraannya dengan sang ayah pun, Azzam takut kalau pembengkakan di kepala akibat ulah seseorang. Bukan ingin berburuk sangka tapi semuanya bisa saja terjadi. Sampai di mana Azzam mengetahui alasan Hayyah menghilang, tak akan ia membiarkan Hayyah bertemu keluarganya. Terlebih kini gadis itu adalah tanggung jawabnya dunia akhirat.
"Kenapa tidak? Dengan bertemu orang di masa laluku, aku bisa terapi untuk mengingat semuanya."
"Setelah pembengkakan di kepalamu sembuh."
"Bagaimana jika tidak sembuh?"
"Akan sembuh meski tidak sepenuhnya. Percayalah pada ayah dan teman-temannya." Azzam mengusap kepala Hayyah untuk meyakinkan.
Dokter Harun mengatakan akan mengambil tindakan lebih jauh jika tingkat keparahan pembengkakan di kepala besar. Mungkin dengan melakukan operasi untuk mencegah semakin parah.
"Bagaimana kalau sekarang kita bermain puzzle, kata dokter ini bisa melatih daya ingat kita."
"Boleh."
Azzam segera mengambil puzzle yang di bawa oleh bundanya titipan sang ayah. Ini berguna mengisi waktu luang Hayyah selama di rumah sakit.
"Duduk di atas brankar Mas!"
"Hm."
Azzam pun baik ke atas brankar dan duduk sila. Mengeluarkan kepingan puzzle pada boks dan membantu Hayyah menyusunnya satu persatu. Toh Azzam juga tidak tahu gambar apa yang ada di dalam sana.
"Huruf A?" Hayyah meneliti potongan puzzle.
"Kamu tahu hurufnya?"
"Iya, setelah Mas mengenalkan semua huruf padaku, aku dapat mengingatnya sampai sekarang."
"Syukurlah."
"Posisinya di mana ya?"
"Cari yang berhubungan dengan potongan yang sudah jadi, jangan terlalu berpikir." Mengambil kepingan puzzle di tangan Hayyah secara lembut.
Azzam tak pernah menjalin hubungan dengan perempuan sebelumnya, tetapi ia tahu cara memperlakukan perempuan dengan baik lantaran memiliki dua bidadari di dalam rumahnya. Maka beruntunglah perempuan yang menjadi istri Azzam.
....
Harun, dokter saraf itu berjalan di koridor rumah sakit bersama dokter yang tidak kalah tampan. Keduanya sedang membahas kerusakan di kepala Hayyah yang cukup serius. Mereka tak pernah menemukan benturan separah itu akibat sebuah kecelakaan. Mungkin jika diciptakan secara sengaja itu bisa saja terjadi. Tetapi siapa yang tega melakukannya pada perempuan selembut Hayyah?
Pembicaraan dua dokter itu terus berlanjut hingga sampai pada kesepakatan untuk jalan keluar yang lebih baik.
"Terima kasih dokter Edgar, saya memberikan kepercayaan ini sepenuhnya kepada anda," ucap dokter Harun tersenyum lega kala mendengar solusi terbaik dari dokter Edgar. Dokter yang telah lama mengabdi di rumah sakit Edelweis.
"Sama-sama dokter Harun, kalau begitu saya undur diri lebih dulu."
Harun mengangguk dan segera menuju ruangan perawatan menantunya. Namun, langkahnya berhenti kala melihat pantulan kaca di belakang meja administrasi. Ia seolah mengenal postur tubuh gadis cantik yang berjalan terburu-buru menghampirinya.
"Ayah!"
"Sudah ku duga yang datang adalah putri ayah. Ayo Sayang." Harun merangkul putrinya menuju ruangan perawatan istri Azzam.
Kedatangan gadis bergamis dengan hijab sampai dada itu membuat atensi Hayyah yang sibuk pada kepingan puzzle teralihkan.
"Kak Azzam!"
"Aira?"
"Dia siapa Mas?"
"Aku lupa menceritakannya padamu. Aira adalah adikku satu-satunya."
"Oh adik yang diceritakan oleh bunda Haura." Hayyah tersenyum, segera mengulurkan tangannya. "Namaku Hayyah, aku istri mas Azzam."
"Aku Aira adiknya kak Azzam." Calon dokter itu tidak terlalu terkejut menemukan seorang perempuan di hidup kakaknya karena sang bunda telah menceritakan.
Bahkan karena mendengar kabar kakak iparnya yang masuk rumah sakit, ia menyempatkan pulang di tengah-tengah kesibukan.
"Kamu sangat cantik, pasti mas Azzam kewalahan menjagamu."
"Kak Hayyah bisa saja." Aira tersipu padahal sudah sering mendengar pujian tersebut dari orang-orang yang ia temui.
Jika Azzam mengambil duplikat ayahnya, maka Aira menggabungkan dua geng yang tercipta hampir sempurna dari orang tuanya.
"Bagaimana keadaan kak Hayyah sekarang?"
"Sangat baik, aku sudah sehat tapi tidak di perbolehkan pulang oleh mas Azzam."
"Kamu belum bisa pulang Nak, terlebih besok ada jadwal operasi untukmu."
"Op-operasi?"
kasian Azzam difitnah
padahal pengen baca kelanjutannya /Whimper/
mengenai pacarmu,sdh jelas orang seperti dia itu.kalau benar dia mencintaimu dg sebenar2nya tidak mungkin dia berniat mempermalukan dirimu,mengancammu.Tinggalkan laki2 seperti itu,bukannya membawa ke arah yg lebih baik malah menjerumuskanmu ke lembah dosa.