Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Raka
"Saya hari ini mulai bekerja lagi"
Daffa meletakkan kembali sendok di atas piring dengan cukup keras sehingga terdengar bunyi decitan di antara keduanya. Zila tau Daffa tidak akan setuju dengan keputusan nya tapi zila tidak peduli dan akan tetap bekerja di kantor Raka.
"Ziil"
zila acuh dan tetap menunduk memakan sarapannya
"Zila, tatap saya kalo saya sedang ajak bicara"
"Kenapa" jawab zila
"Ga usah kerja , saya masih mampu buat nafkahi kamu " Daffa berusaha selembut mungkin , berharap zila bisa mengerti maksut baiknya
"maaf, tapi saya akan tetap bekerja, bukannya anda sendiri yang bilang saya bisa lakukan apapun asal tidak mengganggu kehidupan anda"
"Zil, saya kan sudah bilang kita mulai semuanya dari awal lagi, saya minta maaf atas semua perlakuan saya, saya mohon Berhenti membahas masa lalu"
Daffa berucap pelan, tapi ada penekanan di setiap ucapannya.
Daffa menyibak rambutnya, Nafsu makan nya hilang, berdebat tentang pekerjaan dengan zila tidak akan pernah ada habisnya, Di raihnya tas kerja, juga jas dokter miliknya, Dari pada emosi nya tersulut Daffa lebih memilih pergi
"Saya pergi dulu, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
..."maaf bukan maksut zila ingin menjadi istri durhaka dengan menenteng perintah mu mas, zila hanya takut, takut sikap mas yang berubah lembut Akhir akhir ini kembali berupah seperti dulu, zila tidak ingin terlalu larut dalam perasaan zila , zila takut mas, zila hanya berusaha memposisikan diri zila di hidup mas seperti apa seharusnya, zila hanya menyiapkan diri jika mas kembali acuh dengan zila"...
flashback on
Zila duduk di sofa ruang tamu, menunggu Daffa pulang bekerja, mereka hidup di satu atap tapi zila kesulitan hanya untuk sekedar bertegur sapa dengan Daffa, Apalagi harus duduk berdua di halaman rumah berbagai kisah tentang kesibukan masing-masing, sambil menikmati teh hijau dengan sepiring kue kering di atas meja.
Lama menunggu, akhirnya Daffa pulang, zila berniat menyalami tangan Daffa tapi di urungkan, tangan yang sudah terangkat zila Turunkan kembali.
"Mas, zila mau ngomong sebentar boleh"
Daffa acuh dan terus melangkah ke arah dapur, zila tau suaminya ingin minum, zila menuangkan air ke gelas dan ia berikan untuk Daffa , daffa menatap zila sesaat dan meneguk airnya.
setelah nya Daffa melanjutkan langkahnya ke lantai dua , tanpa memperdulikan zila di belakang.
"Mas, zila mau ngomong sebentar"
"Maas" zila memberanikan diri memegang lengan Daffa tapi di tepis kuat oleh Daffa, zila tersentak dengan perlakuan kasar Daffa
"Maaf mas, zila cuman mau"
Dwaar
bunyi pintu yang di banting kuat oleh Daffa,
Zila tersenyum getir
"mas, zila cuman Mau minta ijin kerja doang, Ya Allah mas , mas bilang zila boleh lakukan apapun yang zila mau, tapi zila takut Allah tidak meridhoi setiap langkah yang zila gunakan untuk bekerja, jika zila belum meminta ijin langsung sama mas"
Ada 15 menit zila menunggu Daffa keluar dari kamarnya tapi pria itu juga tidak menunjukkan batang hidungnya.
Zila akhirnya menyerah dan masuk ke dalam kamarnya
keesokan harinya zila sudah rapi dengan pakaian nya, hari ini hari pertama zila kembali bekerja setelah satu tahun berhenti.
Zila tidak sabar ingin memulai lagi kesibukan nya, selama di rumah, zila hanya di sibukkan dengan pekerjaan rumah , memasak yang tidak pernah di hargai Daffa, zila seperti hidup sendiri di apartemen Daffa ,
Jelas zila yang biasanya di sibukkan dengan pekerjaannya di kantor harus menghabiskan waktunya di rumah sendirian, zila punya Daffa yang berstatus suaminya, iya hanya status !! nyatanya Daffa tidak pernah peduli dengan zila , jadi zila ingin kembali dengan kesibukan nya agar pikiran nya tidak terus menerus memikirkan Daffa.
"Mas, sebentar zila mau ngomong"
kali ini Daffa menurut, kakinya terhenti di depan pintu, tubuhnya masih membelakangi zila
"Mas, zila ijin ya mulai hari ini zila masuk kerja lagi"
"Terserah kamu__ saya tidak peduli"
Zila tersenyum, sakit hati jelas!!, tapi zila sudah tau seperti apa reaksi Daffa , namun zila seorang istri , zila merasa memerlukan ijin Daffa sebelum mulai bekerja agar pekerjaan nya diridhoi.
"Makasih mas"
Daffa membuka pintu dan melenggang
begitu saja.
"setidaknya zila sudah ngasih tau mas"
flashback of.
zila turun ke parkiran bawah, mencari motor yang sudah 1 bulan ia tinggalkan, motor matic berwarna putih , hadiah dari Ali waktu zila masuk kuliah.
Dengan hati hati zila mengendarai motor kesayangan nya, hanya butuh waktu 10 menit dengan kecepatan medium , zila sudah sampai di depan kantor.
zila memarkir motornya dan melepas helm nya kemudian di letakkan di atas kaca spion.
Zila Merapi kan hijabnya yang sedikit berantakan gara gara helm.
banyak karyawan lain yang berlalu lalang saling menyapa satu sama lain, zila pun ta luput dari perhatian Apalagi ini hari pertama zila masuk kerja setelah satu bulan istirahat.
"Gw kira Lo udah ga kerja lagi Zil"
zila Hanya tersenyum menanggapi pertanyaan rekan kerjanya.
"zila"
zila dan beberapa karyawan menoleh ke arah belakang, ternyata itu Raka bos mereka, karyawan yang lain sudah pergi lebih dulu setelah menyapa Raka , karena zila di panggil , zila tetap berdiri di tempat menunggu Raka.
"Iya pak ada apa ya"
"Ga papa, kamu yakin mau kerja dalam kondisi hamil seperti ini"
"Iya pak , kalo saya ga yakin , saya ga akan ada di depan bapa sekarang"
"suami kamu gimana, apa dia mengijinkan"
zila mengangguk singkat, dan berjalan lebih dulu
"Kalo kamu mau , kamu bisa istirahat, setelah melahirkan kamu bisa kembali bekerja"
"saya sudah yakin, setelah usia kandungan saya 8 bulan, mungkin saya baru akan mengajukan cuti, ga papa kan pak"
"Kalo itu sudah keputusan kamu, berarti kamu Sudah punya rencana untuk kedepannya"
"Makasih pak"
Raka tersenyum, dan keduanya berjalan berdampingan dengan jarak lumayan jauh, zila tau batasan nya sebagai wanita, Apalagi dia sudah menikah, di tambah kabar burung mengenai Raka yang mungkin menyimpan rasa untuknya ,sudah tersebar ke seluruh penjuru kantor.
Zila hanya tidak ingin hubungan nya dengan Raka menjadi Canggung Karena gosip itu, sebisa mungkin zila menjaga sikap nya seolah tidak pernah mendengar kabar burung mengenai perasaan Raka untuk nya, dengan selalu menjaga batasan pastinya.
....
"Lo naik motor Zil"
"hemm" Jawab zila seadanya dan masih fokus ke layar komputer nya
"Kenapa ga minta antar Daffa aja sih"
"Ga bisa dia sibuk"
"Sibuk, sibuk, itu terus alasannya ,bahaya Zil naik motor lagi hamil"
Sebegitu kawatir nya Hana dengan keadaan zila, hana sangat menyayangi zila , mereka seumuran tapi Hana memperlakukan zila layaknya adik nya sendiri.
Hana juga satu satunya sahabat yang zila percayai dari dulu sampai sekarang.
"Ok, besok gw naik taksi aja deh"
"yaa, ga naik taksi juga, maksut gw Lo minta Daffa nganter Lo ke kantor"
" ga bisa han , laki gw sibuk"
"mulai besok gw bakalan jemput antar Lo deyh"
"Ga usah , Lu yang kerepotan nantinya"
"gw ga ngerasa di repotin ko"
"iya elu, gw nya yang ga enak"
"ya elah, Zil lu kaya orang baru kenal aja"
'ga usah ya, sahabat ku tersayang, entar gw minta Daffa nganter deh"
"awas lu ya , sampai besok datang ke kantor naik motor"
"iyaaaa"
Zila menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya, Hana menambah beban pikirannya, niat sahabatnya itu baik , tapi gimana , andai zila bisa menceritakan keadaan rumah tangganya mungkin mudah membuat Hana mengerti , tapi bagi zila menceritakan masalah rumah tangga nya adalah hal yang pantang untuk di lakukan.
Walaupun Daffa sudah mengatakan ingin merubah semuanya, memulai semuanya dari awal bersama nya tapi bagi zila itu hanyalah janji semu belaka Daffa tidak akan bisa memulai semuanya dari awal tanpa adanya cinta untuknya, bagi zila semuanya sia sia lebih Baik rumah tangga mereka berjalan seperti biasanya. layaknya kapal yang Mengambang tanpa tau kemana nahkoda nya akan membawa.
.........
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa