Wu Sheng anak dari juragan Wu seorang yang sangat kaya di desa Kapas Angin. Sebagai orang kaya sejak kecil dia hidup dengan penuh kecukupan, membuatnya menjadi pemalas.
Ayahnya memiliki beberapa pesan untuknya sebelum meninggal. Namun untuk beberapa alasan Wu Sheng tidak suka dengan ayahnya. Tapi setelah tau kalo ayahnya menyayanginya, dia merasa bersalah dan berniat melaksanakan wasiat ayahnya.
Di mulailah perjalanan Wu Sheng di jalan seni beladiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bagas pw GGWP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari sial.
"Bagus sekali." Kakak Hua tersenyum cerah. Kemudian dia meniup telinga Wu Sheng dengan nafasnya yang halus.
Wu Sheng menjadi lebih tegang. Dia benar-benar tidak mampu lagi menerima godaan ini lebih jauh.
Melihat reaksi lucu Wu Sheng, kakak Hua terkikik sambil menutupi mulutnya dengan tangan kecil. Kemudian dengan sengaja menekan puncak menggairahkan itu ke Wu Sheng. Lalu berbisik. "kamu sangat lucu, kakak Hua akan memberimu diskon malam ini."
Merasakan puncak yang lembut menekannya Wu Sheng benar-benar kehilangan kemampuan untuk berpikir. Dia bahkan tidak mampu memahami kata-kata saudari Hua. Namun saat pikirannya melayang kosong, sebuah suara keras terdengar.
Seorang lelaki tua terbang terpental beberapa meter. Tubuhnya menabrak lalu menghancurkan beberapa meja dan kursi. Orang tua ini dalam tampilan yang sangat menyedikan. Dia hanya mengenakan pakaian dalam, namun hal yang paling membuat Wu Sheng terkejut adalah dia mengenal orang ini.
Lelaki tua itu adalah kusir yang menemani perjalanan Wu Sheng saat itu. Dia memilki pengetahuan yang luas, Wu Sheng berhasil mendapatkan banyak jawaban dari lelaki ini.
Tapi saat ini kondisinya sangat menyedikan. Dia telanjang dan terjatuh tersungkur di tengah-tengah keramaian. Tubuhnya yang kurus memperlihatkan tulang-tulang tua yang menyedikan. Dua orang pria paru baya datang dengan wajah di penuhi kemarahan. Mereka menghampiri pria tua yang tidak berdaya itu.
Wu Sheng mengenal kedua orang itu, mereka adalah penjaga yang menghalangi Wu Sheng di pintu masuk. Pria paru baya yang pemarah langsung mencengkeram leher lelaki tua dan berkata. "Anda berani mengacau di sini saat anda tidak punya uang? Apa kamu tidak tau kalo tempat ini milik keluarga Ci?"
Orang-orang pada dasarnya sudah tau kalo tempat ini milik keluarga Ci. Jadi mereka tentunya tidak ingin mengacau di sini. Meskipun begitu, saat keluarga Ci di sebut oleh pria paru baya itu. Orang-orang merasa ada batu yang berat membebani jiwa mereka. Mereka merasa ketakutan, namun mereka akhirnya bernafas lega karena bukan mereka yang menjadi target kemarahan keluarga Ci.
Ekspresi lelaki tua itu ketakutan, saat dia memegangi tangan yang mencengkeramnya mencoba berjuang untuk bernafas. Kemudian dia menatap pria itu dengan tegas. "Saudaraku, saya mungkin tidak punya uang sekarang. Tapi anda harus yakin kalo aku pasti akan membayar."
"praak."
Sebuah tamparan langsung meluncur meluncur di wajah pria tua itu membuat bunyi yang sangat keras. Ahli beladiri pemarah itu melotot dan berkata dengan tidak senang. "Siapa yang membiarkanmu memanggilku saudara? Berhenti berkata omong kosong dan bayar hutang-hutang anda."
Orang-orang merasa mati rasa. Suara tamparan itu begitu keras.
Pria tua itu merasa tidak berdaya. Namun saat ini dia tiba-tiba melihat Wu Sheng yang berada di kejauhan. Wu Sheng juga melihat pria tua itu dan tatapan mereka bertemu.
Menatap ke arah Wu Sheng, pria tua itu tersenyum gembira seperti menemukan seorang penyelamat. "Ah, tuan muda. Apa itu benar-benar dirimu?"
Orang-orang juga berbalik untuk melihat siapa yang di maksud pria tua itu. Kakak Hua yang berada di sebelah Wu Sheng juga agak terkejut. Apa pria muda ini adalah tuan muda dari klan tertentu? Tapi penampilannya tidak mengatakan begitu! Orang-orang juga merasa ragu.
Apa seorang tuan muda berpenampilan seperti seorang udik?
Di tatap begitu banyak orang membuat kulit kepala Wu Sheng mati rasa. Dia merasa hal-hal buruk akan terjadi. Dia menggelengkan kepala dan berkata. "Aku tidak mengenalmu, mungkin kamu salah orang."
Wu Sheng yakin kalo orang tua ini ingin menyeretnya dalam masalah. Lagi pula siapa yang mau berurusan dengan keluarga Ci. Jika mereka menyinggung keluarga Ci di kota black star. Maka kemungkinan terburuk adalah mati, dan yang terbaik, paling dia akan di usir dari kota Black star dan di larang memasuki kota lagi.
Tidak perduli apa, kedua kemungkinan itu benar-benar tidak di inginkan Wu Sheng. Satu-satunya tujuan dia ke kota black star adalah mencari ramuan. Jika dia di usir, maka itu bukan hal baik. Apalagi di buruh sampai mati.
Orang-orang juga merasa yakin. Tidak mungkin tuan muda berpenampilan seperti itu.
Namun pernyataan Wu Sheng membuat lelaki tua itu hampir menangis. Dia Berkata dengan nada yang sangat sedih. "Tuan muda anda benar-benar melupakan tulang tua ini. Saya tidak lupa saat anda masih kecil saya selalu menggendong anda saat anda menangis, kemudian mengajak anda untuk melihat gunung agar anda ceria kembali. Bahkan saat itu anda sering mengompol yang membuat baju saya basah."
"Saat anda sedikit dewasa, anda mulai tertarik dengan beladiri dan belajar Tampa kenal waktu. Dan apa anda tau kalo saya selalu mengawasi anda di kejauhan untuk memastikan anda baik-baik saja."
Kemudian orang tua itu mulai meneteskan air mata saat dia mulai menangis. Suaranya menjadi agak serak. " Saya benar-benar tidak percaya. tuan muda benar-benar melupakan saya." lalu dia menatap ahli beladiri yang mencengkeramnya. "Bunuh aku, aku sudah tidak layak untuk hidup. Tuan muda sudah tidak menginginkanku. Pelayan tua ini lebih memilih untuk mati, dari pada tidak di inginkan tuan muda."
Beberapa orang hampir menangis mendengar cerita sedih lelaki tua itu. Kemudian memelototi Wu Sheng dengan tatapan penuh kemarahan.
Kamu tuan muda yang berhati busuk! Anda benar-benar melupakan semua jasa pelayan anda. lalu mengirimnya ke kematian karena dia sudah tua dan tidak berguna?
Wu Sheng hampir batuk darah melihat semua ini. Hei, kita hanya pernah bertemu satu kali, dan anda bisa mengarang cerita penuh dengan drama?
Wu Sheng berkata dengan tidak senang. "Pak tua aku bahkan tidak tau siapa namamu, kita hanya pernah bertemu sekali, dan itu anda menjadi pekerja ibuku bukan aku."
Orang-orang juga mulai berpikir logis.
Namun penjaga yang pemarah itu menatap semuanya dengan senyum jahat. Bagaimana mungkin dia tidak tau. Orang tua ini sudah mengacau di kota sajak lama dan Wu Sheng baru terlihat sekarang. Dia telah lama berurusan dengan orang tua ini dan mengerti temperamennya.
Menurut sifat laki-laki tua ini, dia tau semua yang di katakan adalah kebohongan. Namun apa yang mau di tarik? Apa anak ini kaya?
Terlepas dari anak ini kaya atau tidak, mungkin ini adalah kesempatan untuk memberinya pelajaran.
Setelah perilaku Wu Sheng beberapa jam yang lalu, hatinya di penuhi dengan kebencian. Meski kebenciannya tidak dalam seperti dia harus membunuh Wu Sheng. Tapi dia sangat ingin melihat anak sombong ini menderita. Bagaimana dia bisa melewatkan kesempatan emas ini?
Jadi dia tersenyum jahat dan masuk dalam sandiwara. "oh, jadi kamu tuan dari bajingan ini? Seperti kata pepatah. Kesalahan anak buah adalah kesalahan pemimpin juga. Nak kamu harus bertanggung jawab atas semua masalah yang di timbulkan oleh pelayan mu, jika tidak...."
Ahli pemarah itu tersenyum saat kata-katanya di penuhi dengan ancaman.
Orang-orang menjadi kasihan dengan Wu Sheng. Mereka juga dengan cepat memahami apa yang sebenarnya terjadi. Namun mereka tidak ingin membantu. Lagi pula siapa yang mau menjadi palawan kesiangan jika harus berhadapan dengan keluarga Ci.
Salakan anak muda itu karena menyinggung penjaga keluarga Ci. Meski hanya penjaga, mereka seharusnya tidak boleh di singgung.
Orang-orang tidak lagi perduli dengan Wu Sheng atau lelaki tua itu. Mereka hanya menunggu untuk melihat pertunjukan.