Rey yang mana adalah putra dari seorang Baron keluarga Lions di kerajaan Galaksi yang memimpin planet Aqua, tersadar akan kehidupannya di masa lalu saat dirinya berusia 10 tahun dan melakukan upacara kedewasaan, di sana dia menyadari kalau dunia yang selama ini dia tinggali adalah sebuah game online yang mana pernah dia mainkan.
Menggunakan pengetahuannya sebagai player rangking tertinggi Rey memutuskan untuk menjelajah alam semesta yang luas, dan dia akan membuat namanya terdengar di sejarah sebagai seorang penguasa gila yang tak terkalahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Revolusi bagian 3
Pada saat itu 40 tahun yang lalu, kakek tua pimpinan pasukan Revolusi tersebut memiliki istri dan juga anak, mereka hidup aman dan damai di bintan Grunsa, walaupun mereka hidup tidak berkecukupan akan tetapi mereka selalu mensyukuri apapun yang mereka miliki. Kakek tua itu saat itu adalah pemilik bakat psikis element yang kuat dan hebat, dia membantu warga yang kepanasan dan kehausan dengan kemampuan miliknya.
Akan tetapi semenjak keluarga Viscount Lam Garga memimpin bintan Grunsa, para rakyat mulai kesulitan akibat kenaikan pajak yang di berikan, di bintang tandus yang berbahaya tersebut satu-satunya cara mereka menghasilkan banyak penghasilan adalah dengan cara memburu monster. Suatu ketika kakek itu memimpin sekelompok orang untuk memburu monster, dia kemudian meninggalkan istri dan anaknya dengan makanan yang cukup untuk 1 bulan.
Selam lebih dari 1 minggu kakek itu memburu monster dan mendapatkan banyak jarahan, dia dan kelompoknya mendapatkan panen yang sangat banyak sehingga dengan wajah senang kembali kerumahnya, akan tetapi saat itu dia di kejutkan dengan apa yang dia lihat. “Crrast…” istri dan anaknya terbunuh di depan matanya, meninggalkan mayat mereka yang mana telah menjadi dingin, dan saat dia melihat sekelilingnya dia tahu kalau stok makanan mereka telah di curi dan para perampok makanannya adalah pembunuh mereka.
Dengan kemarahan dia kemudian menyelidiki para perampok tersebut, dan dia kemudian menemukan markas mereka, menggunakan kekuatan es miliknya dia menghabisi lebih dari 20 perampok menyisakan pimpinan mereka yang mana adalah seorang master dengan bakat bela diri. Kedua lalu bertarung satu sama lainnya, dan selam satu minggu bertarung kakek itu menang dan saat dia akan menghabisi boss para perampok itu “Tratatask…” pasukan bersenjata dari Viscount Garga muncul dan menembak dirinya.
Dia yang mana terluka parah di biarkan oleh pasukan itu, sementara itu boss para perampok itu menarik perhatian dari Viscount keluarga Garga dan di jadikan pelayan yang mana membesarkan Lam Garga sampai saat ini. Boss perampok itu kemudian mendapatkan kenaikan pangkat karena kesetiannya, dia lalu menjadi kepala pelayan saat Lam Garga naik tahta menggantikan ayahnya.
Marah dan benci pada keputusan dari sanga Viscount, dia kemudian membuat sebuah kelompok yang mana sama-sama membenci keluarga Viscount Lam Garga, dan lalu pasukan Revolusi kemudian terbentuk. Sekarang adalah saat-saat yang telah ditakdirkan, kepala pelayan yang mana adalah pembunuh keluarganya terlihat terluka parah kehilangan lengan kirinya di hadapannya.
Sementara itu Kepala pelayan yang mana kalah darinya masih menyimpan dendam akibat kekalahan itu, dengan pedang miliknya “Srrahkk…” dia mulai mengalahkan para prajurit Revolusi yang ada di bagian belakang. Menggunakan tehnik es miliknya “Sring… Sring…” kakek tua pimpinan pasukan Revolusi itu mulai melemparkan beberapa tombak es, di saat yang bersamaan juga “Sranggs… Srangg… Kranggs…” menggunakan pedang miliknya kepala pelayan menangkis setiap tombak es tersebut dan “Fushkk…” dia maju dengan cepat kearah pimpinan pasukan Revolusi.
“Akhirnya kesempatan ini datang juga” kata pimpinan pasukan Revolusi tersebut.
“Taakss…” dia menghantamkan tongkat miliknya ketanah, “Srrahk…” kemudian tongkat itu mulai membeku dan membentuk sebuah tombak es besar. Menggunakan tombak itu “Fushk…” pimpinan pasukan Revolusi mulai maju kehadapan kepala pelayan, keduanya lalu “Tranggs…” sama-sama melancarkan serangan satu sama lainnya, “Sraahkk…” energi Force keduanya sangat kuat sehingga membuat beberapa orang yang ada di dekat mereka langsung “Dushk…” jatuh pingsan di tempat.
Kepala pelayan itu mulai melihat pimpinan pasukan Revolusi dan tersenyum, dengan senyuman yang mengerikan dia kemudian berkat.
“Haaah… aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi, aku kira siapa yang menggunakan kekuatan es sebesar itu, ternyata benar itu adalah dirimu”
“Kau juga sama, aku tidak menyangka akan melihat wajahmu yang memuakan itu… bagus sekali kau masih hidup, karena sekarang aku bisa membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri” balas pimpinan pasukan Revolusi.
“Menghabisi ku kau bilang, jangan bercanda… aku yang akan membuatmu bertemu kembali dengan keluargamu yang menyedihkan itu, setelah itu bocah sombong yang ada dibelakangmu berikutnya” kata kepala pelayan sambil menunjuk kearah Rey.
Mendengar hal itu pimpinan pasukan Revolusi kemudian melihat kearah Rey, dia lalu mulai melihat kalau Rey adalah orang yang mana bisa di percaya, dan dengan senyuman pimpinan pasukan Revolusi itu mulai menghina kepala pelayan.
“Kenapa kau marah-marah dengan seorang anak muda, Ooh… aku tahu itu, tampaknya dia telah membuatmu kehilangan tangan kiri mu itu yah…”
“Hahaha… sangat lucu, aku tidak akan menyangkan kau bisa kehilangan lenganmu dari seorang bocah yang mana belum mencapai tahap Master”
Dengan wajah kesal kepala pelayan mulai bersiap, dia “Srrahk…” mulai mengambil energi Force yang telah di simpannya di jantungnya dan mengalirkannya ke 3 titik, dia mengalirkan ke mata, telapak kaki, dan telapak tangannya. Dengan energi Force di telapak kakinya “Fushk…” kepala pelayan itu melesat dengan cepat kearah pimpinan pasukan Revolusi, kemudian di saat yang bersamaan juga “Wushkk…” pimpinan pasukan Revolusi mulai melesat terbang ke udara menggunakan energi Force miliknya.
Energi Force yang ada di jantung pimpinan pasukan Revolusi mengalir dengan deras di sekitar tubuhnya dan “Fushkk…” dengan cepat dia menggunakan energi Force itu membuat dirinya melayang selama beberada detik. “Traak…” sementara itu Rey yang mana telah berhasil mengalahkan Viscount Lam Garga dengan mudah duduk di atas tubuhnya sambil melihat pertunjukkan.
“Hmm… itu adalah skill pengguna bakat psikis yang mana telah mencapai tahap Grand Master, Float… skill ini memiliki beberapa tingkatan dan akan meningkat menjadi Fly, ketika mereka sudah berada di tahap King” pikir Rey.
Dengan terbang di atas kepala pelayan “Srrangg…” dengan cepat pimpinan pasukan Revolusi mengeluarkan 2 bongkahan es besar, dan “Fushkk…” dia melemparkannya langsung kearah kepala pelayan. Melihat serangan itu kepala pelayan lalu berkata.
“Kau pikir serangan lemah itu bisa melukaiku”
“Dushkk…” menggunakan energi Force yang ada di telapak kakinya kepala pelayan langsung melesat kearah ke 2 bongkahan es tersebut, lalu dengan pedang miliknya “Sringgs… Sringgs…” dia menebas bongkahan-bongkahan es itu menjadi kepingan-kepingan kecil. Karena hanya bisa melayang pimpinan pasukan Revolusi itu hanya bisa diam di atas udara, sementara itu “Fushkk…” dengan cepat kepala pelayan langsung melesat kearah dirinya dan menggunakan pedang miliknya “Srranggs…” dia menebas kepala dari pimpinan pasukan Revolusi.
Dengan perasaan puas “Drukk…” kepala pelayan mendarat dan tersenyum dengan lebar, kemudian dia mulai mengarahkan ujung pedangnya kearah Rey dan berkata.
“Bocah berikutnya adalah giliranmu”
“Hahahah… kau tahu tidak, kau itu kuat dan juga cepat, tidak banyak yang bisa mengalahkanmu dalam tingkatan yang sama… akan tetapi kau itu terlalu sombong, dan gampang di tipu” balas Rey.
Mendengar hal itu kepala pelayan kemudian tersadar “Srrahkk…” kalau kedua kakinya sudah membeku, dan saat dia menyadari hal itu dia kemudian menoleh kearah mayat dari pimpinan pasukan Revolusi.
“Sialan…” pikir kepala pelayan.
Dia saat itu telah tertipu, apa yang dia tebas hanya sebuah pengganti yang mana di ciptakan oleh pimpinan pasukan Revolusi menggunakan patung es, “Krraak…” dan saat itu juga salah satu pecahan es besar yang mana di potong oleh kepala pelayan mulai retak dan “Traak…” dari retakan itu pimpinan pasukan Revolusi keluar. Dengan pedang es miliknya dia kemudian mendekati kepala pelayan itu, dan dengan tatapan tajam dia berkata.
“Haaah… ayo kita akhir semua ini”
“Dasar ular licik…” balas kepala pelayan.
Dengan pedang es tersebut “Crrast…” pimpinan pasukan Revolusi kemudian menusuk jantung kepala pelayan, dan energi Force yang ada di dalam jantung kepala pelayan perlahan-lahan mulai menghilang bagaikan sebuah asap yang di tiup oleh udara.
.
.
.
Bersambung…..