Legenda Kaisar Iblis
Saat suara ayam mulai berkokok, menandakan pagi akan segera tiba. Hembusan angin halus membawa udara dingin ke sebuah desa.
Di bawah bukit kecil, sebuah desa kecil terlihat. Rumah-rumah itu terbuat dari kayu dan dedaunan kering. Lampu lilin terpasang di setiap rumah sebagai penerangan. Suasana desa sangat asri dan halus, membuat orang-orang bisa menghirup udara segar.
Hari itu masih fajar, bahkan matahari belum mengintip. Tapi penduduk desa sudah sibuk, untuk memulai aktifitas. Beberapa petani membawa cangkul untuk pergi ke ladang. Seorang gembala mengeluarkan ternak mereka bersiap untuk menggiring ke Padang rumput.
Di sebuah rumah yang terbuat dari batu bata. Rumah ini cukup mencolok karena lebih besar dan sangat berbeda dari rumah-rumah di desa.
Di depan rumah itu terdapat beberapa kereta kuda dan seorang kusir yang duduk di sana dengan tenang.
"Xiao Sheng, cepatlah. Atau kita akan telat sampai ke kota." Seorang wanita paru baya berteriak dengan tidak sabar. Tubuhnya yang bagus mengenakan pakaian seperti seorang nyonya. Alisnya halus dengan mata jernih membuatnya terlihat cantik. Namun beberapa garis halus di kulitnya yang cantik menunjukan banyaknya waktu yang sudah dia lewati.
Dia adalah Wu Wangsan istri dari juragan Wu. Seorang ternama di desa Tanah Kapas.
Saat ini, Wu wangsan membawa kipas dan berdiri di sebelah kereta kuda. Sambil melihat beberapa pria yang membawa karung besar untuk di angkut ke kereta kuda.
Melihat di dalam rumah tidak ada tanggapan Wu wangsan mengerutkan kening. Dia akhirnya berteriak sekali lagi. "Xiao Sheng!"
"Baik-baik ibu." Suara malas terdengar dari dalam rumah. Lalu seorang pemuda keluar dari rumah. Dia berusia sekitar 15 tahun, dengan tubuh sedikit kurus. Wajahnya halus dengan bibir tipis, bisa di bilang dia cukup tampan. Jelas dia mewarisi gen orang tuanya dengan sangat baik.
Setelah keluar pemuda itu menatap wanita paru baya. Dengan sedih dia berkata. "Dan berhentilah memanggilku Xiao Sheng, karena aku sudah besar."
Nama keluarganya adalah Wu. Dan nama aslinya adalah Wu Shengfeng. Karena Wu Shengfeng terlalu panjang, Dia biasanya di panggil Wu Sheng. Hanya saja orang tuanya sejak kecil memanggilnya dengan Xiao Sheng. Dia tidak terlalu mempermasalahkan panggilan itu sebelumnya. Namun ketika saat ini dia sudah dewasa, dia menjadi malu. Apalagi ibunya dengan bebas memanggilnya di depan orang ramai.
Ini tidak bisa di terima, bukankah orang-orang akan berpikir kalo aku anak mama? Benar-benar merusak reputasi ku.
"Berhenti mengeluh." Wu wangsan menegur dan tidak menghiraukan keluhan Wu Cheng. Menutup kipas, Dia mengeluarkan buku kecil dari selah dada kemudian menatap Wu Sheng dalam-dalam. "Perhatikan baik-baik."
Melihat wanita itu tidak perduli, Wu Sheng menjadi tidak berdaya. Ini membuatnya ingin menangis dan melempar sekantung beras ke kepala tulang tua ini. Namun ketika teringat kalo tulang tua ini ibunya, dia mengurungkan niatnya. Dengan senyum di paksakan dia mengangguk untuk memperhatikan ibunya.
"Bagus!" Wu wangsan tersenyum bangga, benar-benar tidak tau apa yang di pikirkan Wu Cheng. "Kamu adalah laki-laki jika kamu tidak tau bagaimana cara menghasilkan uang, bagaimana kamu bisa menarik perhatian wanita di masa depan. Ingat ketampanan itu nomer sekian, yang pertama tetap uang. Jika kamu banyak uang kamu bahkan bisa menikahi semua wanita di desa."
Wu wangsan berkata dengan menarik, berpikir kalo Wu Sheng akan sangat tertarik dengan ini. Hingga dia akan mau belajar dengan serius.
Mendengar ini orang-orang di sekitar bergema dengan tawa.
"Tuan Muda, apa yang di katakan ibumu mungkin ada benarnya. Anda mungkin akan menarik banyak kecantikan jika banyak uang, saat saya pergi ke kota saya benar-benar melihat seorang pria tua dengan 5 gadis muda di sisinya, aku yakin kalo orang tua itu menampar mereka dengan uang, hahaha." Seorang pekerja dengan tubuh besar berkata dengan tawa. Kemudian lebih banyak orang mengutarakan kebenaran dan mendukung perkataan ibunya.
Wu Cheng tidak tau harus tertawa atau menangis. Dia sebenarnya tidak terlalu suka hal-hal yang merepotkan. Bermain, makan dan rebahan adalah aktivitas favoritnya. Sejak kecil dia terbiasa hidup enak. Ayahnya adalah seorang yang biasa di katakan kaya. Mereka memiliki banyak lahan pertanian, perkebunan dan bahkan banyak ternak. Kebanyakan warga desa adalah pekerja ayahnya.
Di desa ini hampir 70% adalah aset ayahnya. Jika ayahnya tiba-tiba menarik semua asetnya maka akan ada ratusan orang yang kelaparan. Dengan begitu ayahnya menjadi orang terhormat di desa dan di panggil juragan Wu.
Namun sejak 2 tahun lalu ayahnya meninggal karena penyakit yang tidak di ketahui. Oleh karena itu, sebagai satu-satunya anak dari juragan Wu, dia akan mewarisi semua aset ayahnya. Maka dari itu ibunya sangat mendorong belajar berbisnis seperti ayahnya di masa lalu.
Wajah Wu Sheng benar-benar jelek. Lagipula sejak kapan aku ingin menikahi semua wanita di desa! Kalian pasti di bayar ibuku untuk mengatakan ini! Cukup dengan omong kosong dan biarkan aku tidur, sial!
Tapi itu hanya di pikiran Wu Sheng, tidak mungkin dia membantah ibunya.
"Siap Bu." Wu Sheng menyetujuinya dengan tenang. Lagipula dia tidak ingin membuang waktu. Lebih cepet lebih baik, dengan begitu lebih banyak waktu untuknya kembali tidur.
Melihat Wu Sheng sangat bersemangat Wu wangsan tersenyum puas. Dia mengedipkan beberapa kedipan mata ke para pegawainya. Menerima kedipan itu para pegawai di penuhi dengan senyum gembira.
Ini hanya bahasa isyarat antara mereka, Meski tidak tau apa artinya, Wu Sheng samar-samar menebak apa itu. 'Aku akan memberi kalian bonus, karena berhasil membujuk anakku'.
Wu Sheng hanya tersenyum kecut.
"Baik, aku akan mengajarimu. Mulai dari penyortiran." Sambil memegang buku keciln Wu wangsan mulai berbicara.
Pada dasarnya banyak hal telah di panen tahun ini, mulai dari gandum, beras, kopi, teh dan banyak hal lain. Ibu Wu Sheng mulai menjelaskan mana yang layak di bawah ke kota dan mana yang tidak. Ketika barang itu layak maka akan di jual ke kota. Ketika tidak, maka masih ada manfaatnya.
Faktanya beberapa orang sengaja mencari barang dengan kwalitas rendah. Karena sudah pasti di jual lebih murah. Seperti beras misalnya, Beberapa orang yang butuh beras untuk membuat tepung dan roti. Tidak perlu beras dengan kwalitas baik.
Setelah sekian lama penjelasan akhirnya selesai. Barang-barang sudah masuk ke kereta kuda dan siap di untuk berangkat.
Matahari sudah mengintip di sudut timur, kicauan burung kecil itu menyambutnya. Saat udara hangat menyapu dunia, itu jatuh ke wajah Wu Sheng.
Wu Sheng diam-diam mengeluh kenapa penjelasan itu begitu lama. Namun setelah di pikir-pikir dia agak bahagia. Setiap kali saat orang tuanya pergi ke kota, dia di biarkan sendiri di rumah. Itu artinya tidur sepuasnya.
Jadi dengan Senyum tulus Wu Sheng berkata. "Baiklah Bu, sepertinya persiapannya sudah siap. Jadi aku mengucapkan selamat dan semoga sehat sampai tujuan."
Wu wangsan Seperti mengerti apa yang di pikirkan Wu Sheng "Apa maksudmu? kamu juga akan ikut. Kita akan belajar bagaimana menjual barang dan negosiasi."
"Apa? tidak!" Teriakan sensara Wu Shang bergema di seluruh desa. Mengagetkan burung-burung di pohon dan terbang berhamburan.
'Sial, waktu tidurku yang berharga'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Imam Sutoto
lanjut top
2024-05-09
0
Nana Jp
r
2024-04-24
0