NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinner

Malam itu, Dafa tiba di restoran mewah bersama keluarganya, tampak tenang di luar meskipun di dalam hatinya masih bergelut dengan berbagai perasaan. Restoran tersebut sudah dipesan khusus untuk pertemuan dua keluarga, suasana hangat dengan cahaya lampu lembut menyinari ruangan yang dihiasi oleh dekorasi elegan. Dafa, yang mengenakan setelan jas hitam klasik, tampak luar biasa tampan dengan rambutnya yang rapi, tapi sorot matanya menunjukkan bahwa ia lebih ingin berada di tempat lain.

Ibunya, seorang wanita anggun dengan senyum lembut, menatap Dafa dengan penuh harap. Mereka duduk di meja utama, menunggu kedatangan Luna dan keluarganya. Sembari menunggu, sang ibu tak henti-hentinya bertanya pada Dafa tentang perkembangan hubungannya dengan Luna. “Jadi, Dafa, bagaimana hubunganmu dengan Luna belakangan ini? Kalian sudah sering bersama, kan? Ibu harap kalian semakin dekat,” ucapnya, sambil memandang putranya dengan penuh ekspektasi.

Dafa hanya bisa memberikan jawaban singkat. “Kami baik-baik saja, Bu.” Ibunya mengerutkan kening, tak puas dengan jawaban itu. “Baik-baik saja? Hanya itu? Ibu ingin mendengar lebih banyak. Luna itu gadis yang luar biasa, kamu harus memberinya kesempatan.” Dafa menghela napas panjang. “Aku hanya sibuk dengan pekerjaan di rumah sakit. Kami tidak sering bertemu kecuali beberapa kali.”

Ibunya menatapnya sejenak, seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi suara pintu restoran yang terbuka menghentikannya. Di pintu masuk, Luna muncul bersama keluarganya. Luna mengenakan gaun berwarna burgundy yang memeluk tubuhnya dengan anggun, sama seperti yang ia pilih bersama Aurel. Rambutnya digerai rapi, dan riasan wajahnya sempurna, menonjolkan kecantikannya yang mempesona. Mata semua orang yang ada di ruangan, terutama keluarga Dafa, langsung tertuju padanya.

Dafa, yang berusaha tetap tenang dan profesional, tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan betapa menawannya Luna malam itu. Sejenak, ia merasa terpesona oleh kecantikan Luna, sesuatu yang jarang terjadi. Gaun itu membingkai tubuhnya dengan sempurna, dan tatapan percaya diri Luna malam itu membuatnya tampak begitu berbeda dari sosok yang biasanya ia lihat di rumah sakit. Keluarga Dafa pun tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

“Luna, kamu terlihat luar biasa malam ini,” ucap ibu Dafa, tersenyum hangat sambil bangkit menyambut kedatangan mereka. Ayah Dafa yang biasanya pendiam pun memberikan pujian. “Gaunmu cantik sekali, benar-benar pantas untuk acara spesial seperti ini.” Luna tersenyum lebar, merasa puas dengan respons keluarga Dafa. Ia membalas pujian dengan sikap anggun. “Terima kasih, Tante, Om. Saya ingin memastikan malam ini berjalan dengan baik, apalagi ini kesempatan istimewa.”

Setelah berjabat tangan dan berbincang sebentar, mereka semua duduk di meja. Suasana di antara kedua keluarga terasa hangat, namun Dafa sendiri masih merasa canggung di tengah-tengah semua perhatian ini. Luna, di sisi lain, tampak menikmati setiap detik. Ia terus mencuri pandang ke arah Dafa, dan setiap kali tatapan mereka bertemu, Luna memberikan senyuman yang membuat Dafa semakin bingung dengan perasaannya.

Sepanjang makan malam, Luna berusaha sebaik mungkin untuk terlibat dalam percakapan, menampilkan sisi terbaiknya. Ia tertawa pada momen yang tepat, menunjukkan perhatian pada keluarga Dafa, dan menjawab pertanyaan dengan cerdas dan ramah. Setiap gerak-geriknya begitu dipikirkan matang-matang agar ia terlihat sempurna di mata keluarga Dafa. Sementara itu, Dafa merasa semakin tersudut. Ia bisa melihat betapa senangnya keluarganya melihat Luna. Ibunya tampak sangat terkesan, bahkan sering kali melirik ke arahnya seolah-olah memberi isyarat bahwa Luna adalah pilihan yang tepat untuk masa depannya.

Namun, di dalam hati Dafa, masih ada perasaan bimbang. Ia tahu Luna adalah wanita yang luar biasa, dan malam ini ia semakin melihat sisi lain dari Luna sisi yang lebih lembut dan menawan. Tapi, ada sesuatu yang membuatnya tetap ragu. Apakah perasaan yang dirasakannya ini tulus atau hanya karena desakan dari situasi dan keluarganya? Makan malam terus berlanjut dengan lancar, meskipun di balik senyum dan canda yang tampak di meja, hati Dafa tetap diliputi keraguan yang belum bisa ia putuskan.

Saat makan malam hampir usai, suasana di meja masih hangat dengan obrolan ringan antara kedua keluarga. Namun, Dafa semakin merasa tegang, terutama karena Luna tampak begitu nyaman dengan interaksi yang terjadi sepanjang malam. Ia terus berpikir bagaimana harus merespons semua ini, terutama perasaan yang campur aduk di dalam hatinya.

Ketika hidangan penutup dihidangkan, ibu Luna tiba-tiba mengambil alih percakapan dengan suara lembut namun tegas. Dia memandang Dafa dengan senyum ramah namun penuh harap. "Dafa, Ibu tahu kalian berdua sudah dekat dalam beberapa bulan terakhir. Media juga terus mengikuti perkembangan kalian, terutama setelah kejadian yang tidak mengenakkan itu. Ibu dan Ayah sangat berharap kita bisa segera membuat keputusan bersama mengenai hubungan kalian. Toh, di mata publik, kalian sudah dianggap bertunangan."

Dafa merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia memandang ke arah ibunya, yang hanya menatapnya penuh harap, seolah ingin mengatakan bahwa inilah momen yang tepat untuk memberi keputusan. Ayah Luna juga mengangguk setuju, memberikan isyarat bahwa mereka sekeluarga siap melanjutkan perjodohan ini.Luna, yang duduk di sebelah Dafa, diam-diam tersenyum kecil, menanti jawaban Dafa. Dia merasa yakin malam ini akan menjadi langkah besar menuju mimpi yang selama ini ia impikanbersama Dafa, pria yang dia kagumi dan cintai.

Namun, bagi Dafa, situasinya lebih rumit. Ia menolak perjodohan ini dari awal, bukan karena Luna tidak layak, tetapi karena ia merasa belum siap. Selain itu, apa yang terjadi belakangan ini penyebaran gosip, pengakuan palsu tentang pertunangan mereka semua hanyalah upaya untuk membantu Luna keluar dari skandal dengan Elvin, bukan untuk sesuatu yang lebih serius seperti pernikahan.

Dafa menarik napas panjang sebelum menjawab. "Tante, Om, saya sangat menghormati kalian dan saya paham harapan kalian," katanya perlahan, mencoba menjaga suaranya tetap tenang. "Apa yang dikatakan di media memang menempatkan saya dan Luna dalam situasi yang rumit. Tapi, saya ingin jujur… saya belum siap untuk mengambil keputusan besar seperti ini. Semuanya terjadi begitu cepat, dan saya ingin memastikan bahwa ini adalah langkah yang benar, bukan karena tekanan dari media atau situasi."

Wajah Luna langsung berubah. Senyum yang tadi menghiasi bibirnya perlahan memudar, meskipun ia berusaha tetap tenang di depan keluarganya. Dia tahu Dafa tidak akan mudah untuk ditaklukkan, tapi mendengar penolakan halus ini tetap menyakitkan.

Ibu Luna mengangguk perlahan, meski ada sedikit kekecewaan di matanya. "Kami mengerti, Dafa. Tapi kami berharap kamu juga bisa memikirkan kembali ini. Bagaimanapun, kalian sudah saling mengenal, dan kami percaya kalian berdua akan menjadi pasangan yang baik." Ibu Dafa, yang dari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Dafa, Ibu paham ini keputusan besar. Tapi, kami melihat Luna sebagai calon yang tepat untukmu. Jangan terlalu lama bimbang, nak. Terkadang, perasaan itu bisa tumbuh seiring waktu."

1
Haslinda Subhan
lanjut season 2 nya thor
Haslinda Subhan
lanjut thor
Susi Zega
terlalu bodoh si Luna, tegas kek
••iind•• 🍂🫧
Mampir kak
Anggun
hadir saling support kak
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
范妮·廉姆
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!