Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 Kamu
Setelah acara selesai satu-persatu orang mulai meninggalkan Aula. Nayya juga segera beranjak pergi dari sana. Namun belum sempat ia pergi,
Suara pak tua itu kembali terdengar nyaring.
"Dokter Narra, 10 menit lagi saya tunggu Kamu di ruangan saya". perintah Mr.Rayen.
Huh .. Lagi-lagi pak tua itu membuat Nayya jengkel dan sebal. Ingin sekali ia menarik Kerah bajunya lalu memberinya bogeman mentah.
"Hmm, baiklah Mister". jawabnya terpaksa.
Dengan cepat Nayya langsung melenggang pergi dari sana. Lalu ia segera menuju toilet. Namun siapa sangka disana sudah begitu ramai, mereka sedang bergantian untuk menggunakan toilet didekat Aula.
"Ehh kalian lihat enggak muka songong nya Dokter Narra, cih dasar cewek munafik"! ujar Mila salah satu Dokter residen.
"Benar Dokter Mila, gue udah enek banget, tiap kali lihat wajah polosnya Dokter Narra"! sahut perawat Nina yang sudah memang membenci Narra.
"Bukan lagi, gue kira dia bakal embat bapaknya ehh malah anaknya yang dia embat duluan"! tukas perawat siska ikut menimpali.
"Sebenarnya magic apa sih dia yang pakek, sampai-sampai semua orang menyukainya".
balas Dokter Mila lagi, penuh kebencian.
"Ahh rasanya mau gue jambak-jambak tu muka tanpa dosanya, semenjak dia pindah kesini, nasib kita semua jadi tidak aman". ucap Nina.
"Bener semenjak dia kerja disini, semua orang lebih memuja-muja dia, bukan kita lagi"! sergah Siska.
"Gue masih sakit hati banget, karena ulah dia gue jadi dicampakkan oleh tunangan gue"! teriak Mila kencang, karena saat ini hanya Ada mereka bertiga yang tersisa dibalik toilet ini.
"Dokter Mila enggak usah khawatir, Kita akan membuat rencana yang bagus untuk nyingkirin tuh anak sok polos dan sok baik"!. balas nina.
"Benar, gue gak ikhlas kalau keberuntungan selalu ada dipihak gadis munafik itu"! ucap Mila sarkas.
Eitss tapi sebenarnya bukan bertiga melainkan berempat, Karena Nayya sejak tadi sudah ada ditoilet, namun dia bersembunyi didepan pintu masuk antara sekat toilet cewek dan cowok.
Nayya sampai terngaga dan menutup mulutnya. Bagaimana tidak, mereka selalu menampilkan wajah tulus dan ramahnya kepada Nayya setiap saat.
Namun hari ini semuanya membuktikan bahwa mereka hanya berpura-pura saja di depan nya selama ini. Padahal Nayya cukup dekat dengan mereka bertiga, karena mereka satu bangsal dengan Nayya, bagian spesialis kecantikan.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat tiga cewek yang sedang mengumpat Nayya curiga.
"Ponsel siapa berbunyi"? tanya Mila.
"Hah, bukannya ponsel Dokter"? tanya Nina.
"Bukan, itu bukan Nada dering saya"! jawabnya
Namun, seketika wajah mereka bertiga pucat.
"Sssttt .. Apakah Diluar ada seseorang"? bisik Nina kepada kedua sahabatnya.
"Itu sama persis dengan nada dering yang biasa dipakai oleh Dokter Narra"! sentak Siska.
"Lo serius Sis"? pekik Nina dengan tertahan.
"Lebih baik kita cek keluar"! titah Mila cepat.
Mereka Bertiga segera keluar dengan cepat.
Namun saat mereka bertiga melangkah ke luar, sudah tidak ada siapapun lagi mereka dapati disana, mungkin orang yang hanya lewat, pikir mereka.
Dimana Dokter Narra sekarang ??? ...
Dia sedang berada digudang penyimpanan obat lama, tepatnya disebelah toilet yang tak jauh dari gedung Aula tempat berkumpul tadi.
"Lo apa-apa an sih main tarik-tarik aja"! Pekik Nayya.
Saat ponsel Nayya berbunyi, ia merasa gugup dan khawatir, tanpa sadar ada sebuah tangan kekar yang sudah menarik tubuh mungilnya.
"Dasar pencuri kecil"! sindir pria tampan itu.
"Pencuri kecil"? sentaknya, sampai menaikan satu alisnya, ia tidak terima disebut seperti itu.
"Lalu kalau bukan pencuri, yang tadi apa"?
"Emang gue ngapain tadi"? sentak Nayya sinis.
"Sejak kapan seorang Nayya merubah panggilan?
Lo-gue itu bukan Nayya yang Aku kenal dulu". batin pria tampan itu.
"Kenapa diam"? ujar Nayya sinis.
"Kamu ngapain berdiri didepan pintu masuk toilet seperti tadi, pakek cara mengendap-endap lagi". tanya Pria itu kembali.
"Lo penguntit"? tanya Nayya monohok.
"Hah, penguntit"? pria itu terkekeh.
"Saya ini seorang professor bukan seorang penguntit, bahkan Kamu tahu kekuasaan saya disini sebesar apa, hmm". jawabnya lembut.
"Cihhh". Nayya berdesis.
Pria itu terdiam, ia menatap lekat wajah yang begitu ia rindukan selama 10 tahun ini.
"Apa"? melting Nayya. Saat melihat tatapan yang begitu dalam dari pria tampan itu.
"Long time no see, Nayy". ucapnya lembut.
Nayya tersentak saat mendengar pria itu memanggil namanya, yang telah ia hapus sejak 10 tahun lalu.
"Hmm". gugup Nayya.
Pria itu terkekeh melihat ekspresi malu-malu gadis cantiknya itu. Ia tidak bisa menahannya lagi.
Pria itu tiba-tiba menarik tubuh mungil Nayya, lalu menahannya dengan satu tangannya.
"Kenapa enggak dijawab, hmm". ucapnya lagi.
Posisi mereka sangat dekat, bahkan hembusan nafas dari pria tampan itu sudah menyeruak diseluruh permukaan diwajah cantiknya saat ini.
"A-pa .. apa-nya"? jawab Nayya gugup.
Pria itu gencar menggoda Nayya, kemudian ia semakin mendekatkan wajah tampannya tepat didepan bibir cherry nya Nayya.
Jantungnya Nayya rasa ingin meledak detik ini. Tubuhnya juga mendadak mulai panas dingin.
"Bersembunyi dimana Kamu selama ini, hm"?
bisik pria itu dengan suara beratnya.
Ahh .. Nayya tetap diam seribu bahasa. Ia tidak tahu harus menjawab apa sekarang ini.
"Jika Kamu tetap diam, Aku akan mencium Kamu disini sekarang juga"! ancam pria itu.
Nayya kaget saat mendengar ucapan pria itu.
"Ihh apaan sih"! rengek Nayya.
Dengan cepat ia mendorong wajah pria itu.
"Emang Lo kenal gue"? imbuhnya lagi.
Ccckkk ... Pria itu berdecak kesal.
"Sekali lagi Kamu panggil Aku dengan Lo-gue".
"Aku akan cium Kamu beneran disini"!
"Emang kenapa, gue udah bia .. ".
belum sempat Nayya meneruskan bicaranya. Bibirnya telah lebih dulu dibungkam oleh bibir pria tampan itu dengan sangat lembut.
Gerakannya begitu lembut, ia benar-benar memperlakukan Nayya dengan penuh cinta.
Namun itu hanya sebentar saja, pria itu sadar bahwa ia tidak boleh menakuti Nayya karena ini adalah, pertemuan pertama mereka setelah 10 tahun lamanya mereka tidak bertemu.
"Manis, Aku mau lagi"!
"Tapi tidak sekarang"! ucapnya lembut.
Nayya sudah tidak bisa berkata-kata, apa ini?
Apa barusan yang terjadi dengannya?
Ini bukan first kiss nya tapi ia merasa seperti melakukan ciuman pertamanya saat ini.
Ia hanya melakukan ciuman beberapa kali dengan mantannya dulu. Namun itu sudah cukup lama sekali mungkin 11 tahun yang lalu.
Pria itu terkekeh melihat Nayya yang diam tidak berkutik ditempatnya. Ia merasa Nayya begitu lucu dan menggemaskan.
"Aku tunggu Kamu di ruangannya Daddy".
"Jangan lama-lama bengongnya, Kalau enggak mau Aku cium lagi"! ucap pria itu sebelum ia benar-benar pergi, meninggalkan Nayya.
"Aku kangen banget, kita bisa lanjut lagi".
Cup .. satu kecupan lagi mendarat di puncak kepala Nayya dengan begitu lembut.
Dan barulah pria itu pergi meninggalkan Nayya.
Cukup lama Nayya termenung sendirian.
Mulutnya terkatup tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Ahh rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang siap terbang dari hatinya.
"Dia menciumku"? "Benarkah dia dan Aku"! gumamnya masih dengan mengelus bibirnya itu.
Ia sampai mencubit pipinya sendiri ..
"Aaarrgghh". "Sakit"! rengeknya sendiri.
puk .. puk .. puk .. Lalu memukul pipinya lagi.
"Oh My God, ini benar-benar bukan mimpi"!
"Kak Sean menciumku"! "Aarrgghhh". pekiknya.
Nayya senyum-senyum sendiri, layaknya anak kecil yang baru saja mendapat permen dan juga coklat.
Ia benar-benar begitu bahagia saat Sean berani menciumnya setelah sekian lamanya.