Hilangnya Kesabaran Seorang Istri

Retno bahagia sekali karena Ardan kini sudah memiliki motor sehingga Ardan tidak pernah meminjam motor nya.

Semenjak lulus sekolah Ardan sering keluyuran menggunakan motor nya hingga lupa pulang, sementara Retno selalu jalan kaki karena motor nya di pakai Ardan.

Tapi semenjak Ardan di belikan motor oleh Rio Retno tidak pernah jalan kaki lagi.

Suatu hari selagi Retno mau makan karena dari pagi belum makan sama sekali terdengar ponsel nya berdering membuat Retno melihat nomor yang memanggil nya.

Dengan setengah hati Retno menerima panggilan tersebut karena selama ini Retno memang tidak pernah menerima panggilan yang tidak di ketahui oleh nya.

Terdengar suara seorang perempuan yang masih muda memberi kabar kalau Ardan sedang berada di kantor polisi karena terlibat perkelahian.

Tubuh Retno sedikit gemetar mendengar nya dan berusaha untuk kuat dan santai.

Rasa lapar yang Retno rasakan sejak tadi langsung menghilang seiring nya kabar tentang Ardan anak pertama nya.

Retno terus mencari informasi tentang Ardan untuk memastikan kebenaran nya.

Setelah Retno mendapat kepastian tentang Ardan Retno langsung pergi ke rumah mertua nya dan menceritakan semua yang terjadi kepada Ardan.

Sambil menangis Retno menceritakan masalah Ardan kepada ibu mertua nya dan tanpa pikir panjang lagi Retno menitipkan Bela dan langsung pergi menuju kantor polisi yang berada di luar daerah dan menempuh perjalanan sekitar tiga jam.

Waktu itu Retno berangkat jam lima sore membuat ibu mertua nya khawatir.

Seorang perempuan pergi menggunakan motor sendirian ke luar daerah yang notabene jalanan nya melewati hutan.

Waktu sudah menjelang malam hari dan Retno masih melajukan motor nya dengan kecepatan sedikit tinggi.

Retno sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Ardan dan mengetahui permasalahan nya.

Pantas saja beberapa hari ini Ardan tidak ada pulang ke rumah, rupanya Ardan main ke pantai yang berada di luar daerah bersama teman-teman nya dan di sana lah terjadi perkelahian yang membuat Ardan di tangkap.

Sepanjang perjalanan Retno terus berpikir dengan sikap Ardan belakangan ini, "Apa karena tidak ada sosok seorang ayah kamu jadi seperti ini nak, apa kamu tidak kasihan sama mamah kamu ini." Gumam Retno sambil melajukan motor nya.

Pantas saja dari pagi Retno merasa lemas dan tidak mau makan sama sekali, ternyata terjadi sesuatu kepada anak pertama nya.

Kurang lebih jam delapan malam motor Retno sudah berada di sebuah kantor polisi, dengan langkah yang berat Retno masuk dan bertanya tentang keberadaan dan permasalahan anak nya itu.

Polisi langsung menyambut dan menjelaskan permasalahan yang sudah di lakukan oleh Ardan.

Retno dengan penuh harap dan tetesan air mata meminta polisi untuk segera mengeluarkan Ardan.

Tapi karena kesalahan Ardan sangat fatal maka polisi meminta kompensasi kepada Retno dengan sejumlah uang.

Selain Ardan membuat keonaran di tempat itu, Ardan juga membawa senjata tajam dan membuat hukuman Ardan sedikit berat.

Mau tidak mau Retno pun memberikan uang nya karena tidak tega melihat Ardan berada di balik jeruji besi.

Dengan deraian air mata Retno menatap ke arah Ardan yang sedang berjalan ke arah nya.

Ardan langsung bersimpuh memeluk ke dua kaki Retno meminta maaf sambil menangis.

"Mah maafkan Ardan yah mah, Ardan salah, Ardan ngga akan lagi berbuat seperti ini." Ucap Ardan dalam tangis nya.

Dengan deraian air mata dan penuh cinta kasih seorang ibu kepada anak nya Retno membelai kepala Ardan dengan lembut.

"Kenapa kamu melakukan nya nak? Kenapa pergaulan kamu seperti ini? Mamah tidak pernah mengajarkan kamu untuk berbuat hal seperti ini kan?"

"Maafkan Ardan mah, semua ini memang kesalahan Ardan."

"Kamu tahu kan nak, mamah melakukan apa pun sendirian, jadi mamah mohon ini yang pertama dan terakhir kamu berurusan dengan polisi."

"Iyah mah Ardan janji, Ardan juga tidak mau masuk ke sini lagi."

"Tolong bantu mamah Ardan, mamah tidak minta kamu untuk membiayai hidup mamah dan Bela, mamah hanya meminta kamu jadi orang baik dan selalu menjadi kebanggaan mamah, kamu harus jadi kakak yang bisa menjaga dan membimbing Bela dan juga selalu membuat mamah bahagia, bukan dengan cara seperti ini."

Retno menarik ke dua pundak Ardan lalu memeluk nya, ibu dan anak itu saling memeluk sambil menangis.

Ardan terus meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukan nya lagi, setelah ke dua nya tenang Retno mengajak Ardan untuk pulang ke rumah.

Pagi ini Ardan sudah berada di rumah nya kembali dan Retno menyarankan untuk tidak pernah ke luar rumah walaupun hanya sebentar.

Retno menceritakan semua nya kepada Rio dan menyuruh Rio untuk menasihati nya.

Retno merasa bahagia karena Ardan berubah menjadi anak penurut, dia tidak pernah keluar sama sekali dan Retno selalu menyediakan makanan dan juga semua kebutuhan Ardan.

Hari berganti Retno pun kembali ke aktifitas nya sehari-hari, setiap pagi Retno membuka warung nya sementara Ardan diam di rumah bersama Bela.

Bela tidak melanjutkan sekolah nya karena sering kambuh kejang nya membuat Retno mengambil keputusan untuk menghentikan sekolah nya.

Hari berganti waktu pun berlalu hingga suatu hari Ardan mulai keluar rumah mungkin jenuh juga karena dari pagi sampai pagi lagi berada di dalam rumah.

Retno terus memantau Ardan kemana dia pergi dan dengan siapa dia bergaul.

Retno sedikit tenang karena Ardan bergabung dengan anak-anak sekitaran rumah.

Sejak keluar dari sekolah Ardan memang tidak pernah main dengan anak sekitaran rumah dan memilih gabung dengan anak-anak di luaran sana yang akhirnya membuat pergaulan Ardan tidak bisa di kontrol.

Jika Ardan tidak bisa di hubungi Retno selalu menghubungi anak-anak yang lain nya.

Retno selalu merasa tenang jika sudah mendapat kabar tentang Ardan, Retno memang tidak bisa mengikuti atau memantau sendirian pergaulan Ardan karena Retno harus mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Rio memang suka memberinya uang tapi hanya sedikit dan cukup untuk jajan Ardan dan Bela saja.

Waktu terus berlalu dan Ardan pun memutuskan untuk mencari uang dengan daftar ojol.

Terlihat Ardan semangat sekali setiap mendapatkan orderan membuat Retno selalu tersenyum.

Setiap setelah melaksanakan sholat subuh Ardan diajak Retno pergi ke warung nya sambil menunggu orderan masuk.

Retno merasa sangat tenang sekali karena dirinya bisa memantau Ardan langsung setiap hari nya.

Ketakutan dalam diri Retno saat ini adalah Ardan kembali bergabung sama anak-anak di luaran sana yang akan menjerumuskan Ardan.

Semenjak Ardan bermasalah dengan polisi Retno menjadi khawatir sekaligus trauma dengan Ardan sehingga jika Ardan tidak ada dalam waktu yang sedikit lama Retno akan terus menghubungi nya.