Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Waktu seakan tak pernah ingin menunggu, siapapun dia, apapun kedudukannya dan seperti apapun seseorang tak akan ada yang mampu menghentikan waktu,ia berjalan tanpa bisa di cegah, hingga terkadang waktu terlewati tanpa banyak yang menyadari betapa sudah lama waktu yang mereka lewati.
Seperti jal nya Syifa dan teman-teman yang lain nya, beberapa tahun lalu mereka masih menggunakan seragam putih abu-abu, tapi sekarang.. mereka telah bermetamorfosa menjadi seorang wanita yang mulai beranjak dewasa, mereka telah menjadi mahasiswa yang sudah mendekati semester akhir.
Magang... itulah yang harus mereka hadapi saat ini sebagai mahasiswa, Syifa dan kedua sahabatnya mengambil jurusan yang sama,yaitu Desain interior..Mona bahkan rela berdebat dengan sang mama karena ia tak mau mengikuti jejak sang mama yaitu seorang desainer ' Sama-sama desain juga kan ma' ucap Mona santai saat sang mama menentang keputusan nya yang ingin mengambil jurusan desain interior.
" Jangan pernah membalas perbuatan buruk seseorang...
Ingatkan diri dan hatimu, sejahat apapun seseorang padamu dan seburuk apapun penilaian orang terhadap mu,serta sepedas apapun omongan orang untuk mu... jangan lah sekali-kali kamu membalasnya.
Jangan pernah menurunkan kualitas dirimu hanya untuk menjadi sama seperti mereka..
Lalu apa yang harus kamu lakukan...??
Berdoalah... doakan mereka, maafkan mereka.. percayalah bahwa Tuhan tidak pernah tidur, mungkin Dimata manusia kita merugi,namun di mata Tuhan.... insyaallah hidup kita akan diberkahi.."
Syifa begitu terhanyut mendengar suara salah seorang penceramah wanita yang sedang memberikan kata-kata penguat di sela-sela kajian yang beliau sampaikan di salah satu stasiun televisi, hingga tak ia sadari sejak tadi ponselnya bergetar tanda ada yang memanggil.
Syifa baru menyadari saat sang bunda datang dan duduk tepat di samping nya.
" Ini ponsel kamu bunyi loh sayang.." ucap bunda Almira memberitahukan.
" Astaghfirullah... Syifa lupa Bun...Mona dan lyly ngajakin belanja buat keperluan besok " ucap Syifa cepat.
" Kamu ya kebiasaan deh,buruan siap-siap biar di anterin Abang tu" ucap bunda Almira.
" Ok Bun, Syifa ganti baju sebentar, trus Abang mana?" tanya Syifa.
" Tuh baru selesai makan" ucap bunda Almira.
" Kenapa dek?" tanya Taufik seraya melangkah mendekati bunda Almira.
" Mau barengan sama Abang, Syifa ada janji dengan Mona sama Lyly,belanja buat keperluan besok" jawab Syifa seraya berlari menaiki tangga menuju kamar nya.
" Cepetan..lama Abang tinggal" ucap Taufik,ia sudah menjadi karyawan tetap di perusahaan tempat ia dan kedua sahabatnya bekerja sejak mereka kuliah dan jabatan mereka juga sudah cukup baik.
Tak butuh waktu lama Syifa sudah selesai dengan ganti baju nya,ia memakai dress panjang sederhana dipadukan dengan hijab instan, rasanya ia sangat malas jika harus berias walaupun sedikit.
" yok" ajak Syifa saat sudah berada di ruang keluarga, yang terdapat sang bunda dan Taufik.
" Ok... Bun..aku balik ya" ucap Taufik,tak lupa ia izin pulang pada bunda Almira seraya mengecup punggung tangan wanita paruh baya itu.
" Hati-hati" ucap bunda Aisyah mengingatkan.
Taufik melajukan mobilnya menuju alamat mall yang sudah Syifa sebutkan,usia Syifa memang sudah 20 tahun,tapi gadis cantik itu masih sangat manja dan masih sangat jarang bepergian seorang diri,ia masih rutin di antar jemput oleh mang Udin sang supir pribadi.
" Padahal kalau bisa nyetir sendiri enak deh" ucap Syifa tiba-tiba.
" Emang mau kemana sibuk mau bisa nyetir sendiri?" tanya Taufik, sekilas matanya melirik ke arah Syifa.
Tak menjawab Syifa hanya menggeleng,ia tau Taufik dan ayah nya sama saja, sama-sama terlalu protektif terhadap dirinya, ini dilarang itu dilarang,namun demikian Syifa tak pernah membantah,ia adalah anak yang sangat penurut.
" Udah nyampe.. turun" ucap Taufik sengaja memancing emosi sang sepupu.
" Ia..ga sabaran banget sih" omel Syifa geram, sedangkan Taufik tersenyum puas melihat wajah cemberut Syifa.
" Ga Salim?" ledek Taufik lagi,membuat Syifa terpaksa balik lagi ke arah nya dan menyalami takzim tangan nya.
" Udah.." ucap Syifa cepat.
" Ok ... hati-hati ya adek Abang, ingat jangan pulang larut" ucap Taufik mengingatkan pada Syifa.
" HM" jawab Syifa seraya melangkah meninggalkan Taufik, Syifa melangkah cepat menuju tempat yang sudah ia dan kedua sahabatnya janjikan.
Brug..
" AW..maaf maaf" ucap Syifa cepat pada seseorang yang tak sengaja ia tabrak, tepatnya ia bertabrakan dengan seorang laki-laki.
" Saya yang minta maaf, karena sedang berbicara di telepon jadi tak memperhatikan jalan,anda baik-baik saja nona?" tanya seseorang yang bertabrakan dengan Syifa.
" Ya..saya...." ucapan nya terhenti saat melihat siapa yang berada di depan nya saat ini.
" Bocil .. sorry sorry.. Nasyifa.. maksud saya" ucap orang itu terkejut.
" Kak Juna kan ? Apa kabar?" ucap Syifa.
" Ya... yang seperti kamu lihat,kamu apa kabar?" tanya Juna setelah menjawab pertanyaan Syifa, matanya fokus menatap wajah cantik Syifa yang terlihat lebih dewasa dan bertambah cantik pastinya.
" Syukur deh,lama ga ketemu hampir ga tanda lagi" ucap Syifa
" Kamu sih nomor nya pake ganti segala, padahal aku sama yang lain udah hampir dua tahun yang lalu balik ke Jakarta , cuma..." ucap Juna sedikit ragu ingin menyebutkan tentang seseorang
" Handphone Syifa jatuh dan hilang deh, yang lain apa kabar?" ucap Syifa seraya menanyakan kabar yang lainnya,ia berusaha mengalihkan pembicaraan dari menyebutkan nama seseorang
" Seperti biasa, ngomong -ngomong kamu mau belanja? Keliatan buru-buru banget?" tanya Juna penasaran
" Ya gitu deh kak, ada janji dengan Mona dan lyly, mereka sedang nunggu di dalam " jawab Syifa apa adanya
" Ok... silahkan dilanjutkan, Nike time kita ngobrol lagi,ini kartu nama aku" ucap Juna seraya menyerahkan kartu nama nya pada Syifa,Juna juga sedang sedikit terburu-buru,ia baru saja menyelesaikan meeting dengan salah satu klien nya dan harus menemui seseorang yang sudah menunggu nya
" Oh iya kak, terimakasih..nanti Syifa save no kakak" balas Syifa lembut
" Di telepon juga jangan cuma di save aja" pinta Juna disertai senyuman manis
" Siip " jawab Syifa seraya tersenyum
Keduanya berpisah dan melanjutkan tujuan masing-masing,Juna melihat sekilas punggung Syifa yang hampir hilang di keramaian,ia menggeleng seraya tersenyum tipis, ternyata hatinya masih bergetar saat bertemu dengan mantan junior nya itu, gadis yang ia tau sangat di cintai sahabatnya dan mampu menjungkirbalikkan hidup sang sahabat yang kini berubah menjadi semakin tertutup dan dingin, entah apa yang terjadi di antara Syifa dan Gerald
' Ternyata kamu masih sama...masih gadis polos seperti dulu' ucap Juna lirih dan kembali melanjutkan langkahnya
Sementara di dalam mall Syifa melangkah cepat saat melihat kedua sahabatnya yang tampak sudah menunggu nya
" Sorry telat" ucap Syifa lembut
" Kebiasaan deh" omel Lyly, sedang kan Syifa hanya tersenyum menampakkan gigi putihnya yang tersusun rapi
" Udah ga usah debat,kami juga belum lama banget kok" ucap Mona menengahi
" Ok ..kita mulai dari mana nih" ucap Lyly
" Sepatu aja dulu deh ya,lanjut tas baru setelah nya yang kecil-kecil " saran Mona, Mereka sedang mencari keperluan untuk hari pertama mereka menjadi mahasiswa magang di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta dan mereka ga mungkin tampil sembarangan
Untuk seragam mereka memilih memercayakan pada mama nya Mona, yang katanya sudah merancang beberapa pakaian semi formal untuk mereka, mengingat mereka hanya mahasiswa magang,maka itu mama nya Mona menyarankan agar mereka memakai pakaian yang semi formal saja
Syifa dan kedua sahabatnya terlihat sangat antusias memilih apa saja yang mereka butuhkan, beberapa pasang sepatu,tas dan beberapa keperluan lainnya hingga akhirnya selesai juga dan mereka memutuskan untuk istirahat sambil makan di salah satu gerai yang terdapat di dalam mall tersebut
" Coffe latte, milkshake strawberry, cappucino dingin..trus 3 porsi spaghetti bolognese, cukup itu saja" ucap Mona menyebutkan pesanan mereka pada seorang pramusaji yang menghampiri meja mereka
" Ok mbak . mohon di tunggu sebentar" ucap sang pramusaji sopan yang di balas anggukan kepala oleh ketiga gadis cantik itu
" Oh iya kalian tau ga tadi aku ketemu siapa?" tanya Syifa saat ia teringat bertemu dengan seseorang
" Mana kita tau Fa, emang kamu ketemu siapa? Dimana?" tanya Lyly
" Ketemu kak Juna, senior kita di Alexander,masih ingat kan? Kami ga sengaja tabrakan pas di depan mall ini" ucap Syifa memberitahukan
" Kamu yakin ga salah?" tanya Mona seakan tak percaya, Lyly juga mengangguk mendukung pertanyaan Mona
" Yakin banget malah,nih lihat dia ngasih kartu nama, katanya di suruh nelpon dia" ucap Syifa
" Yang lain apa kabar nya?" tanya Lyly,ia penasaran dengan seseorang
" Kata kak Juna biasa aja, mereka balik ke Jakarta udah hampir dua tahunan gitu sih tadi katanya" jawab Syifa sedikit lesu
Syifa lesu karena mengingat bayangan seseorang yang benar-benar sulit ia buang dari ingatan nya, padahal ia sudah tau seseorang itu tak menginginkan dirinya, bahkan mungkin tak Sudi pun untuk berjumpa dengan nya, walau tak mengetahui penyebab nya namun Syifa ikhlas menerima keputusan Gerald saat itu, karena Syifa berfikir bahwa Gerald telah bertemu kembali dengan seseorang di masa kecilnya
" Kamu ga nanyain kabar kak Gerald?" tanya Lyly penasaran
" Ga " jawab Syifa pelan,ia sedikit tersenyum, tepatnya memaksakan diri nya untuk tersenyum
" Sebenarnya kalian itu ada masalah apa sih Fa? Sumpah gue penasaran banget,sejak beberapa tahun lalu,tapi gue ga mau nanya ke Lo karena gue yakin ada sesuatu di antara kalian" ucap Mona yakin
" Ia Fa ..kamu cerita dong ke kita,kita bukan lagi ABG labil kan,kita juga sahabatan udah lama,kamu cerita ada apa sebenarnya antara kalian?" tanya Lyly yang juga sangat penasaran
" Ga ada masalah apapun di antara kami,kan emang di antara kami ga ada hubungan apapun" jawab Syifa pelan
" Ok..kami percaya di antara kalian memang ga ada hubungan apapun pada saat itu,tapi kita semua ga tuli atau buta Syifa..kita semua tau gimana Bucin nya kak Gerald ke Lo,gimana dia nunjukin sayang nya ke Lo dan itu reel Nasyifa,bukan rekayasa " ucap Mona yakin
" Kalian aja yang salah paham,semua itu cuma bentuk rasa sayang untuk teman,ga lebih cuma itu,dan kalian juga tau kan kalau teman wanita nya juga hadir di acara party malam itu" jawab Syifa
" Mereka cuma temanan ,gue nanyain langsung ke kak Juna, antara kak Gerald dan tu cewek ga ada hubungan apapun " yakin Mona
" Apa mungkin seseorang yang ga punya hubungan apapun tapi berani meluk-meluk? Apa mungkin seseorang yang benar-benar tulus sayang tapi tega bilang kalau harus menganggap bahwa kita ga pernah saling mengenal? Apa semua itu mungkin menurut kalian?" tanya Syifa dengan suara lirih, air matanya mengalir membasahi pipinya yang putih mulus
" Maksud kamu gimana Fa? Kami ga paham" tanya Lyly yang masih belum paham
" HM..coba kamu cerita detailnya " pinta Mona sama
" Malam itu aku ada di tempat itu,sama Abang..kami makan malam di area outdoor cafe itu, tepatnya di lantai bawah,aku lihat secara nyata seseorang meluk kak Gerald dari belakang, seorang wanita cantik, dan besok paginya bibik ngasi sesuatu ke aku, katanya titipan dari seseorang yang ternyata kak Gerald,dan kalian tau apa yang dia titipkan?" ucap Syifa lembut
" Apa?" tanya Mona dan lyly bersamaan
" Ini... cincin ini, untuk apa? Maka itu aku berniat buat balikin ke dia,tapi kalian tau apa yang dia bilang?" ucap Syifa lagi
" Apa?" lagi-lagi Mona dan lyly bertanya bersama
" Dia maksa aku buat pake ni cincin dan dia bilang agar aku ngelupain bahwa kami pernah kenal..sakit ga? Sakit banget Mon, Ly" ucap Syifa lirih,air matanya mengalir semakin deras
" Jadi-... cincin itu dari kak Gerald?" tanya Mona penasaran dan di jawab anggukan kepala oleh Syifa
" Terus kenapa ga kamu buka aja?" tanya Lyly yang merasa geram setelah mendengar cerita Syifa
" Dia bilang kalau aku ga mau pakai berarti aku harus buang cincin ini,aku tau cincin ini pasti mahal,masa ia aku buang ..mubazir kan jatuhnya" jawab Syifa polos
" Gila parah mah ini, bingung juga sih,tapi sumpah ini cincin beneran mahal banget Syifa,gue pernah lihat di salah satu situs online yang menampilkan gambar cincin ini yang katanya limited edition dengan harga fantastis" ujar Mona
" Sultan mah bebas ya Mon.. kalau ngasih hadiah ga kaleng -kaleng,ga ada status aja ngasih nya semahal itu apalagi kalau ada status nya" ucap Lyly kagum
Bagi kedua sahabatnya Syifa adalah gadis yang sangat beruntung karena dicintai oleh seorang Gerald Alexander Milano, walau mereka tau hubungan dua insan itu saat ini sedang memburuk bahkan hingga sudah hampir lima tahun lamanya,tapi mereka yakin saat bertemu keduanya pasti akan kembali terbawa perasaan, karena walaupun mereka tidak begitu mengenal Gerald tapi mereka yakin senior mereka itu sudah sangat jatuh dalam pesona seorang Nasyifa