Erina Anjani , gadis yang tengah terluka karena pengkhianatan kejam kekasihnya memutuskan untuk pergi keluar negeri. Maksud hati ingin berlibur, untuk mengobati rasa sakit atas kecewaan yang ia terima, hari-hari Erina berganti dengan berbagai hal mendebarkan saat dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Yerkhan.
Sering terlibat dalam situasi bersama, bibit cinta secara perlahan tumbuh di antara mereka. Namun sosok Yerkhan yang ternyata menyimpan banyak rahasia membuat Erina ragu untuk melangkah maju.
Bagaimana kisah cinta keduanya? mungkinkah Erina bisa menerima Yerkhan sebagai cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chronicha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21+Merasa cemburu
" Aku merindukanmu"
Merupakan sebuah kalimat yang mampu melunakkan hati pasangan manapun yang sedang dimabuk cinta, namun tidak untuk Yerkhan. Pria tampan itu hanya membalas pelukan wanita cantik dalam dekapannya, sembari menatap tajam kearah pria yang baru saja mencium paksa kekasihnya.
Berbeda dengan yang dirasakan Erina, ia merasa lega sekaligus khawatir jika Yerkhan melihat adegan yang barusan dilakukan Andra pada nya beberapa saat yang lalu.
Andra yang masih belum terima dengan penolakan mantan kekasihnya tersebut, segera menghampiri keduanya. Bermaksud ingin meminta penjelasan mengenai pria yang tengah dipeluk oleh mantan kekasihnya itu.
" Jadi ini penyebabnya?! sudah berapa lama kalian bersama? Oh jangan-jangan kau pergi sampai sejauh ini hanya untuk menemuinya?!" cecar Andra pada wanita cantik yang hanya berjarak beberapa meter darinya
" Tidak perlu didengarkan, ayo kita pergi" ajak Erina menggandeng lengan kekasihnya, tanpa menghiraukan perkataan Andra
" Erin! kita belum selesai bicara!" seru Andra yang berhasil menggenggam lengan Erina, namun berhasil dilepas kembali oleh Yerkhan yang kembali menatapnya dingin
" Jangan sentuh kekasihku!" tegas Yerkhan menepis kasar tangan Andra yang baru saja ia genggam.
Andra yang merasakan kesakitan, segera memegangi bagian lengan nya. Pria berkumis tipis itu hanya bisa terdiam setelah melihat tatapan tajam namun penuh penekanan dari pria tampan di hadapannya.
" Kau lihat saja nanti" ancam Andra menatap kesal pria tampan tersebut, kemudian berlalu meninggalkan keduanya.
...----------------...
" Mengapa tidak memberitahuku?"
Pertanyaan yang terlontar dari Yerkhan, tentu membuat wanita cantik yang tengah duduk di samping kemudinya itu merasa tak nyaman. Terlebih setelah Yerkhan memberikan ponsel miliknya yang tertinggal di kafe, membuatnya semakin merasa bersalah.
" Maaf, aku hanya tidak ingin mengganggu pekerjaanmu" jawab Erina tak kuasa menatapnya sedikitpun
" Sudah berapa lama dia mengganggumu?" tanya Yerkhan berusaha menahan gejolak emosi dalam dirinya
" Sudah seminggu ini" sahut Erina dengan suara yang lirih namun jelas terdengar
' Ternyata benar apa yang dikatakan oleh rekan kerjanya' batin Yerkhan.
Ya benar, sebelum datang menemui Erina, ia sempat pergi ke Kafe terlebih dahulu. Di sana ia menemui Jovita yang mengaku sebagai rekan kerja kekasihnya. Jovita memberitahu jika sudah seminggu ini, Erina merasa terganggu dengan kehadiran mantan kekasihnya -Andra, yang merupakan orang Indonesia.
Pria berkumis tipis itu selalu rutin menunggu Erina dari waktu istirahat makan siang hingga wanita cantik itu usai bekerja. Hingga tiba hari ini, dimana rasa ketidaknyamanan wanita cantik tersebut sudah sampai pada batasnya. Ia sudah sangat muak dengan perilaku Andra.
Hingga pada akhirnya atas usul dari Jovita, dengan berat hati wanita cantik tersebut mengajak Andra berbicara. Bukan hanya untuk sekedar berbincang, melainkan ingin mengetahui tentang apa tujuan Andra sebenarnya.
Mengetahui jika Erina tengah bersama dengan pria lain, terlebih pria tersebut merupakan orang yang pernah dekat dengan kekasihnya, membuat perasaan Yerkhan menjadi tak karuan. Tak hanya merasa cemas, rasa kecewa dan amarah pun mulai menyelimuti dirinya.
Tak bisa dipungkiri, jika pria tampan tersebut menyayangkan sikap Erina. Padahal yang ia tahu Erina adalah wanita jujur serta apa adanya, namun ternyata malah menyembunyikan hal sepenting ini dari nya. Meski Erina memiliki alasan tersendiri, tapi bagi Yerkhan hal itu membuat ia berpikir jika Erina belum menaruh rasa kepercayaan yang penuh terhadap dirinya.
Di sepanjang jalan menuju guest house yang sudah Erina tinggali beberapa bulan belakangan, kedua pasangan tersebut saling terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Erina yang merasa jika Yerkhan marah padanya, hanya memandangi salju yang mulai menebal di sekitar jalanan dari balik kaca jendela mobil. Sementara Yerkhan masih terlihat fokus mengemudi, dengan perasaan yang masih belum membaik.
Hingga beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di dalam guest house yang dituju. Sikap Erina yang seakan mulai menghindarinya, membuat perasaan pria tampan tersebut menjadi semakin memburuk. Bersamaan dengan itu, keinginan untuk menghukum wanita cantik yang kini sudah menjadi kekasihnya itu pun mulai terbesit dalam benaknya.
" Zhanim, apa yang kau lakukan didalam?"
Mendengar suara rendah milik kekasihnya, membuat Erina yang baru saja selesai berganti pakaian pun segera menoleh kearah sumber suara. Hingga mendapati jika Yerkhan sudah tepat berada dibelakangnya.
" Mmh.. Apa yang kau lakukan? apa sudah tidak marah?" tanya Erina menahan rasa geli atas tindakan Yerkhan yang tiba-tiba mendekapnya dari belakang, kemudian mengecup perlahan bahu wanita cantik tersebut
" Aku tidak akan marah, jika kedepannya kau tidak lagi menyimpan hal apapun dariku" ujar Yerkhan yang kali ini menggigit area yang baru saja dikecupnya
" Akh! sakit"
Melihat ekspresi Erina yang kesakitan, namun sangat menggoda, membuat pria tampan yang sudah memiliki rencana untuk memberi sebuah hukuman itu menjadi terpancing. Diraihnya wajah cantik tersebut, kemudian mengusap lembut bibir ranum dengan ibu jari miliknya.
" Apa boleh menghapus jejak yang diberikan pria itu disini?" tanya Yerkhan menatap lekat sembari menyunggingkan senyum, membuat pemilik wajah cantik itu jadi merona
" Sudah kuduga kau melihatnya, lakukanlah jika kau menginginkannya" jawab Erina yang kali ini membalikkan tubuhnya hingga posisi mereka saling berhadapan
" Apa kau yakin?bagaimana jika aku tidak mau berhenti?" Yerkhan kembali bertanya dengan sorot mata yang seakan ingin melahapnya
" Akan kutunggu sampai kau menghentikannya".
Tanpa menunggu aba-aba lagi, merekapun saling berciuman dengan intens. Hingga tanpa menghiraukan suara ponsel milik Yerkhan yang terus berdering di meja ruang tamu.
...----------------...
" Bagaimana?" tanya wanita paruh baya dengan gaya rambut wavy tersebut penasaran
" Dia tidak mengangkatnya" jawab seorang wanita cantik sembari menunjukkan ponselnya
" Astaga anak itu, sering sekali membuatku cemas, coba kau telepon pihak bandara, mungkin dia pergi ke luar kota lagi" perintah wanita paruh baya tersebut
" Bibi tidak perlu khawatir, lagipula dia sudah dewasa, mungkin saja sedang ada urusan lain diluar kota" bujuk wanita cantik tersebut
" Tidak bisa, ini lebih penting, karena berkaitan dengan maju tidaknya proyek film kali ini. Zalima, tolong hubungi terus kakak sepupumu itu ya, aku akan bicara dengan mereka" ujar wanita yang dipanggil bibi tersebut bergegas meninggalkan ruangan kerjanya
" Astagaa! mengapa harus aku yang menghubungi nya?!" rutuk wanita cantik yang dipanggil Zalima itu kembali menekan tanda panggilan pada layar ponselnya.
Wajah cantik dengan hidung mancung itu tampak kesal mengingat Yerkhan yang tiba-tiba menghilang sesaat sebelum rapat mengenai pemutaran film pendeknya dimulai. Terlebih ketika bibi Nurgul yang masih satu kerabat dengannya selalu memerintahkan hal-hal menyangkut Yerkhan pada dirinya.
Seperti saat ini, semenjak kepergian Yerkhan yang entah kemana itu, bibi Nurgul selaku orangtua angkat dari kakak sepupunya itu sangat membuatnya terbebani. Wanita paruh baya itu terus memintanya untuk menghubungi Yerkhan ketika ia sedang berada ditengah acara rapat.
ehhh kerasukan /Joyful//Joyful//Facepalm/
. astaga apa ini komen 😭😭😫😫😫😆😆😆😆😆😆
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
jadi puas kesalnya kan 😭🤣🤣🤣
astaga tadi gagal tonjok²an ini gagal anu²an/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/